Kamis, 07 April 2016

Pembukaan Pameran Foto Indonesian Intangible Heritage

Pembukaan
Pameran Foto
"Indonesian Intangible Heritage"



Waktu :
7 April 2016

Tempat :
Gd. WTC 2, Jl. Sudirman, Jakarta


Siaran Pers

Ragam Indonesia dalam bingkai visual Pusaka Indonesia tak Ragawi
Karya 10 peserta Permata Photo Journalist Grant (PPG)

JAKARTA - Keragaman Pusaka Indonesia (Indonesia Heritage) yang terdiri dari Pusaka Alam, Pusaka Budaya dan Pusaka Saujana merupakan anugerah terbesar yang dimiliki bangsa Indonesia. Pusaka tak ragawi (intangible) yang menjadi bagian dari Pusaka Budaya merupakan salah satu elemen yang sangat menarik untuk ditafsir ke dalam bahasa visual dalam konteks kekinian.

Hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan Pusaka Indonesia tak ragawi (Indonesian Intangible Heritage) menjadi tema sentral Permata PhotoJournalist Grant (PPG) yang sudah diselenggarakan untuk tahun yang kelima ini. Oleh karena itu, program pendidikan berkesinambungan yang di inisiasi oleh PermataBank dengan didukung oleh PannaFoto Institute dan Erasmus Huis/Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia menjalin kemitraan dengan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) / The Indonesian Heritage Trust untuk ikut berperan serta memperkaya pemahaman Pusaka Indonesia kepada para Pewarta Foto.

Kesepuluh peserta program PPG yang telah mengikuti 8 sesi kelas yang dimulai sejak 24 November 20 shingga 18 Februari 2016 yang terdiri dari :
1. Adhi Wicaksono, CNNIndonesia.com
2. Deden Iman Wauntara, Pikiran Rakyat Bandung
3, Dwi Prasetya, Bisnis Indonesia
4. Calin Pradipta, Media Indonesia
5. Gregorius Bhisma Adinaya, Intisari KKG
6. Hariandi Hafid, Koran Tempo Makassar
7. Hendra Agus Setyawan, Kompas
8, M Agung Rajasa, Antara Foto
9. Rakhmawaty La lang, Republika
10. Seto Wardhana, The Jakarta Post

menafsir ragam Indonesia dalam bingkai visual Pusaka Indonesia tak Ragawi ini secara kaya makna. Beberapa karya foto bertutur (photo story) seperti Membentuk Karakter dengan Penca Cimande, Regenerasi Tradlsi Makan singkong, Sunda Wiwitan: Tradisi dan Religi yang Harmoni, Kehidupan Roh Sang Penimbul, Mencegah Rintik tanpa Klenik, Generasi Kedua Pelaut Bugls Makassar, Regenerasi Dalang Wayang Kulit di Ibu Kota, Musik Batak yang Tak Pernah usang, Seniman Panggung Jalanan dan Menilai Kesiapan Melalui simbol menjadi cerita menarik yang terpancar secara visual.

Puncaknya, karya para pewarta foto muda Indonesia ini dbukukan dengan judul Indonesia Intangible Heritage dan dipamerkan dalam gelaran foto di Gedung WTC 2, Jakarta. Pembukaan pameran diselenggarakan pada tanggal 7 April 2016 dengan dihadiri oleh Hilmar Farid - Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan & Kebudayaan, Julian Fong - Wakil Direktur Utama PermataBank, Ineke de Hoog - Deputy Head Public Diplomacy & Cultural Affairs Embassy of the Kingdom of the Netherlands, Sinartus Sosrodjojo - Founder PannaFoto Institute, Catrini Prathari Kubontubuh - Ketua Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI), Winata Siddarta - Deputy General Manager Jakarta Land, pebisnis, para mitra, pewarta foto, komunitas dan masyarakat penikmat fotografi.

Julian Fong - Wakil Direktur Utama PermataBank mengatakan, "Indonesia merupakan negara yang indah dengan kekayaan Pusaka nya yang melimpah. Masih banyak Pusaka tak Ragawi di tanah air yang bisa di eksplorasi untuk menunjukkan keberagaman dan keunikan yang sangat indonesia sekali. Oleh karena itu tema sentral ini masih sangat relevan kami angkat dalam progam PPG kali ini. Apresiasi yang mendalam kami sampaikan kepada Erasmus Huis dan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia dengan program menariknya Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam.

"Selain menghasilkan peserta yang berkualitas, yang tdak kalah pentingrya adalah menyapkan tenaga Pengajar yang handal. Rosa Panggabean/Antara Photo dan Yoppy Pieter/Freelancer yang menupakan alumni PPG berkesempatan menjadi co Mentor sehingga pengalamannya saat menjadi peserta dan mengkuti Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam dengan bimbingan para mentor interrasional dapat ditularkan tepada peserta program. Disamping itu progam Training for Trainers (ToT) telah kami lakukan untuk kal yang ketiga dengan peserta yang beragam balk itu alumni, pewarta foto, akademis dan komunitas Kami menyadari bahwa banyak pewarta foto hebat di Indonesia, namun dapat kita hitung dengan jari berapa banyak yang dapat (dan mau) menularkan amu dan keahlian yang dimikinya ToT ini kami harapkan dapat menjawab kegelisahan itu", Kelas Julian.

Sementara itu Ineke de Hoog - Deputy Head Public Diplomacy & Cultural Affairs Embassy of the Kingdom the Netherlands menjelaskan, "Menurut saya seorang jumalis foto yang bak bisa menceritakan keseluruhan cerita dengan hanya satu gambar, yang dapat menciptakan emosi dan merangsang pikirannya. Visual atau gambar dapat mempengaruhi, memanipulasi dan menggoda pikiran penikmat foto".

"Yang menarik adalah interpretasi gambar juga merefleksikan pengalaman kita sendiri dan keyakinan budaya. Oleh karena itu saya yakin bahwa foto jurnalistik yang bak dapat menggugah emosi dan menafsirkan pesan dalam pikiran tanpa kita sadar", jelas Ineke.

Disisi lain Sinartus Sosrodjojo - Founder PannaFoto Institute menjelaskan, Pendidkan merupakan titk awal dari masyarakat yang bak. Di sektor medla, kesempatan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki para pewarta foto masih sangat terbatas. Oleh karena itu, PannaFoto fnstitute bangga dapat bergabung sebagai mitra di Permata PhotoJoumalist Grant. Program yang sejalan dengan misi PannaFoto institute yaitu mengembangkan foto jurnalistik di Indonesia melalui aktivitas pendidikan di bidang foto jumalistik kepada pewarta foto dan publik.

Catrini Prathari Kubontubuh - Ketua Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) menegaskan, "Kekayaan bangsa Indonesia adalah keragaman pusaka (heritage) yang terdiri dari pusaka alam, pusaka budaya dan interaksi antara keduanya yang disebut pusaka saujana (cultural landscape). Sangat diperlukan upaya-upaya kreatif untuk mengoptimalkan potensi pusaka Indonesia. Berbagai kegiatan seperti PPC, dimana pada tahun 2015 ini mengangkat tema pusaka tak ragawi menjadi penting untuk semakin melengkapi wawasan tentang pusaka Indonesia".


Konsisten gulirkan "Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam" 
Mengingat tema kali ini sangat menarik, animo pewarta foto dan fotografer lepas (stringer) yang mendaftar program cukup tinggi. Bagaimana tahun lalu "hanya" pendaftar, maka di tahun 2015 terdapat 47 pendaftar atau meningkat hingga 5ar atau tumbuh 29at sejak dluncurkan tahun 2011 yang hanya menjaring 12 pendaftar.

Beberapa pewarta foto bereputasi dunia sepert Sasa Kralj (Kroasia) dan Kadir van Lohuizen, co-founder NOOR photo agency mendukung penuh PPG ini. Selain itu program pendidikan ini ditopang oleh beberapa pengajar tetap dari PannaFoto Institute yang telah mendapatkan sertifikasi dari World Press Photo seperti Edy Purnomo dan Ahmad "Deny" Salman.

Disela-sela acara Inagurasi, diumumkan peserta yang berkesempatan untuk magang di NOOR photo agency Amsterdam sekaligus menghadiri acara World Press Photo Awards Days pada tanggal 22-23 April 2016. Dari peserta PPO angkatan lV, tDwi Prasetya, pewarta foto dari Bisnis Indonesia dengan proposal foto-nya Sunda Wiwitan The harmony of tradition and religion dalam program Erasmus Huis Felowship to Amsterdam yang ketiga, menyusul Rosa PanggabeanAntara Photo dan Yoppy Pieter Freelancer yang telah berangkat lebih dulu.


.

Tidak ada komentar: