Kamis, 24 Juli 2014

Buka Puasa Bersama PT Lighthouse


PT Lighthouse mengadakan acara Buka Puasa Bersama.


Buka Puasa ini diadakan pada 23 Juli 2014, di Tamini Cafe, Mall Artha Gading, Jakarta.

Slide foto-foto selama acara


www.NOMagz.com

Maklumat Rakyat Untuk Presiden Baru


Acara syukuran kemenangan pasangan Jokowi Widodo dan Jusuf Kalla yang ter[ilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih periode 2014-2019 berlangsung di Tugu Proklamasi, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu 23 Juni 2014. 
Hadir pula musisi Abdee Slank, Adi Kla Project dan artis pendukung lainnya.
Gitaris Slank Abdee Negara pun menghibur sembari menyosialisasikan salam 3 jari. 


Sembari menunggu kehadiran Jokowi-JK, rakyat dihibur lantunan lagu. Beberapa lagu yang dinyanyikan, antara lain Lagu Bento dan Wakil Rakyat yang dipopulerkan Iwan Fals. Semangat nasionalisme makin terasa karena banyak masyarakat yang membawa bendera Merah Putih.



Di atas panggung, tempat para penyanyi menghibur masyarakat yang hadir, terbentang spanduk yang cukup besar bertuliskan, "Maklumat Rakyat untuk Presiden Baru."

Tampak pula sejumlah bendera kelompok relawan pendukung Jokowi-JK pun berkibar pula. Ada bendera Seknas Jokowi, Bara JP, Repdem, dan Garda Pemuda Nasdem. 


Sedikitnya, 18 organisasi relawan yang sepakat dalam Maklumat Rakyat untuk Presiden baru ini terdiri dari Seknas Jokowi, Projo, Garda Pemuda NasDem, Garda Bangsa, Jasmev, Bara JP, Pusat Informasi Relawan Jokowi-JK.Kemudian,  Duta Jokowi, Almisbat, Pospera, EP for Jokowi, KIB, ARM, Forum Alumni Perguruan Tinggi, RPJB, Seknas Perempuan, Seknas Muda, RMI, Jenggala Center, Kawan Jokowi, dan Revolusi Harmoni.



Dalam acara tasyakuran yang dihadiri oleh 20.000 simpatisan pasangan Jokowi-JK dari berbagai daerah tersebut, pasangan Jokowi-JK juga diberikan maklumat oleh seluruh simpatisan serta tim relawan kepada Presiden dan Wakil Presiden RI baru yang akan dibacakan langsung oleh Dr. Hilmar Farid.


Dalam kesempatan tersebut juga diadakan pemotongan tumpeng setinggi 7 meter. Ketua Relawan Pusat Informasi Relawan (PIR), Panel Barus menyampaikan bahwa tumpeng rakyat tersebut akan dipotong langsung Jokowi-JK dan ditemani oleh Koordinator Relawan Projo, Budi Arie Setiadi.
“Tumpeng setinggi tujuh meter itu merupakan simbolisasi dari Presiden RI ke-7. Dibawahnya itu juga ada tumpeng sebanyak tujuh buah yang mengelilingi tumpeng besarnya,” kata Panel yang juga adalah Koordinator Acara.


Jokowi yang hadir pukul 17:40 WIB langsung disambut dengan gegap gempita. Capres terpilih ini tampil dengan kemeja putih dengan celana berwarna hitam. Konsisten dengan tekadnya tidak berkemeja motif kotak yang khas.


Berikut maklumat rakyat Indonesia kepada pasangan Jokowi-JK:
  1. Mengembalikan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, termasuk menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia.
  2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, profesional, demokratis dan terpercaya dan menuntaskan kasus-kasus korupsi tanpa pandang bulu.
  3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat kawasan perbatasan negara, daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
  4. Melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
  5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mendorong reforma agraria serta menjaga keselamatan dan keberlanjutan lingkungan hidup.
  6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
  7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
  8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan.
  9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.


Slide foto-foto selama acara


VIDEO ACARA :
 


https://www.youtube.com/watch?v=T3qMR1GSn_U


Seluruh elemen masyarakat Indonesia masih larut dalam euforia kemenangan Jokowi-JK dalam Pilpres 2014. Sambil menunggu buka puasa, rakyat berkumpul di Tugu Proklamasi, Jakarta, untuk mendoakan Jokowi-JK.

Sembari menunggu kehadiran Jokowi-JK, rakyat dihibur lantunan lagu. Ada beberapa lagu yang dinyanyikan, antara lain Lagu Bento dan Wakil Rakyat yang dipopulerkan Iwan Fals. Semangat nasionalisme makin terasa karena banyak masyarakat yang membawa bendera Merah Putih.

Sejumlah bendera kelompok relawan pendukung Jokowi-JK pun berkibar pula. Ada bendera Seknas Jokowi, Bara JP, Repdem, dan Garda Pemuda Nasdem.

Di atas panggung, tempat para penyanyi menghibur masyarakat yang hadir, terbentang spanduk yang cukup besar bertuliskan, "Maklumat Rakyat untuk Presiden Baru."

Pada kesempatan ini pula, hadir pula Gitaris Slank Abdee Negara. Ia pun menghibur sembari menyosialisasikan salam 3 jari.

- See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2082387/beri-maklumat-untuk-jokowi-jk-rakyat-kumpul-di-tugu-proklamasi#sthash.d51vhoAL.dpuf
www.NOMagz.com

Rabu, 23 Juli 2014

Nonton Bareng Pengumuman KPU di Studio MetroTV

* reported by Lie Hjun Jung

Syuting Live Pengumuman KPU

Waktu :
Selasa, 22 Juli 2014

Lokasi:
Studio MetroTV 


Beginilah suasana nonton langsung syuting di MetroTV, Kedoya, Jakarta, menantikan detik-detik pengumuman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU)  tentang hasil resmi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.


Sebagaimana diketahui, akhirnya KPU menetapkan pasangan nomor urut 2, Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih RI periode 2014-2019.


Jokowi-JK memperoleh 70.997.833 suara atau 53,15 persen. Adapun Prabowo-Hatta memperoleh 62.576.444 suara atau 46,85 persen.

Slide foto-foto selama acara


www.NOMagz.com

Senin, 21 Juli 2014

Launching Temuan Riset Politik Pemilih Pemula: Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Siswa Dan Mahasiswa


Lokasi:
Hotel Harris Tebet, Jl. Dr. Saharjo No. 191, Jakarta Selatan

Pembicara:
Daniel Dhakidae (Pemimpin Redaksi Prisma dan Supervisor Penelitian);
Arie Putra (Peneliti Demos);
Indah Yesri (Peneliti PAMFLET).

Moderator: Nisrina Nadhifa
Sambutan: Inggrid Silitonga-Demos




ULASAN :

Arie Putra mengatakan bahwa anak muda cenderung takut berorganisasi, karena melihat senior2nya yang menjadi lulus lama.

Di Papua memang ada tim pengendali pendidikan, namun mereka tak mampu berbuat banyak. Misalnya dalam hal mengatur absen guru-guru.
Demos sendiri menjalankan radio komunitas, sesuatu yang diperlukan di tingkat SMA.


"Image tentang capres yang tegas lebih mudah masuk ke benak pemilih pemula daripada tentang pelanggaran HAM", demikian Arie.




Daniel Dhakidae mengakui pemilu 2014 adalah pemilu pertama bagi dirinya.
"Partai tidak peduli bagi para anak muda," kata Daniel. "Mereka tidak pernah bekerja dalam hal demikian" kata Daniel lagi.
Menurut Daniel, medialah yang bekerja untuk partai-partai tersebut.


Daniel mengapresiasi jutaan relawan yang turut bekerja dalam pemilu 2014 ini. Ini dianggap suatu gejala yang baik. 


Daniel mempersilahkan bagi yang ingin menjadikan fenomena yang terjadi pada pemilu 2014 ini sebagai bahan skripsi misalnya.




Indah Yesri memperkenalkan bahwa Pamflet sebagai organisasi anak muda.

Ada 3 program yang dijalankan Pamflet yakni Youth Studies, Youth Movement, dan  Youth Participation.


Bagi Yesri, anak muda hanya disasar untuk merebut suara saja. Tidak ada yg benar-benar memperhatikan anak muda.


Yesri mengharapkan agar hasil penelitian ini untuk menjadi perhatian bersama semua pihak.
"Diharapkan partisipasi anak muda lebih baik lagi di masa mendatang," harap Yesri.

Slide foto-foto selama acara

VIDEO ACARA :


https://www.youtube.com/watch?v=zTOw3Y3AhTg



www.NOMagz.com

Pentas Monolog: 'ORGIL'

* reported by Lie Hjun Jung

Pentas Monolog: 
'ORGIL'

Waktu:
Sabtu 19 Juli 2014. 20:00.  

Lokasi:
Bentara Budaya Jakarta


Sebagai bagian dari Pentas 2 Monolog yang diadakan oleh Arcana Foundation bekerjasama dengan Bentara Budaya Jakarta, pada hari Kedua (20/7) diadakan pentas "Orgil" besutan Didon Kajeng.



Sementara sehari sebelumnya telah dipentaskan pentas "Wakil Rakyat Yang Terhormat" karya Sha Ine Febrianti. baca


Slide foto-foto selama acara


www.NOMagz.com

Diskusi "MENGAWAL INDONESIA DAMAI"

* reported by Lie Hjun Jung

Diskusi "MENGAWAL INDONESIA DAMAI"  

Waktu :
Minggu 20 Juli 2014, 16 .00.         

Tempat: 
Dimsum 48 Jl. RP Soeroso No.48 Gondangdia samping kantor Nasdem - Jakarta Pusat. 

Diskusi dan  Konferensi Pers mengenai rencana acara 22 Juli 2014 Perayaan Kemenangan Jokowi- JK (Kemenangan Rakyat).


Acara ini akan digelar di 4 titik dan akan diikuti oleh 20.000 relawan di Jakarta. 


Acara ini juga akan serentak diikuti oleh relawan di seluruh Indonesia.
Tema acara Konferensi Pers dan Diskusi ini adalah "MENGAWAL INDONESIA DAMAI".


Ada 180 kelompok relawan Jakarta yang akan bergabung dalam aksi ini. Misalnya PROJO, SEKNAS JOKOWI, ALMISBHAT, PIR, POSPERA, KORNAS, KIB, KAWAN JOKOWI, REVOLUSI HARMONI, FORUM ALUMNI PERGURUAN TINGGI, GERAK CEPAT, SEKNAS PEREMPUAN, JASMEV, dll.

Slide foto-foto selama acara


www.NOMagz.com

Minggu, 20 Juli 2014

Pentas Dua Monolog: Wakil Rakyat yang Terhormat

Pentas Dua Monolog: 
Wakil Rakyat yang Terhormat

Waktu :
Sabtu, 19 Juli 2014

Lokasi:
Bentara Budaya, Jakarta


ULASAN

Pentas Dua Monolog karya Putu Fajar Arcana berjudul " Wakil Rakyat yang Terhormat" dan "Orgil" akan digelar hari Sabtu 19 Juli 2014 jam 20:00, dan Minggu 20 Juli 2014 jam 20:00, di Bentara Budaya Jakarta.
Pementasan monolog tersebut berangkat dari situasi politik dan penyelenggaraan negara yang penuh dengan tipu daya, banyaknya pejabat negara yang terlibat kasus korupsi, dan kasus-kasus yang menimpa pimpinan partai politik. "Peristiwa-peristiwa yang mengguncang sendi-sendi kenegaraan kita tersebut diolah kemudian diekspresikan dalam bentuk nonolog oleh Putu Fajar Arcana. Wartawan dan sastrawan ini menerbitkan buku berjudul: Monolog Politik" yang berisi lima monolog tentang kasus-kasus korupsi di Tanah Air. Putu tidak sekedar menampilkan repetisi terhadap realitas sehari-hari yang keras, tetapi juga permenungan terhadap kemerosotan martabat dan rendahnya moralitas manusia dewasa ini.


'Wakil Rakyat yang Terhormat' yang dimainkan oleh Sha Ine Febriyanti, adalah monolog dimana aktornya selalu mengenakan topeng yang berbentuk aneh.
Penggunaan topeng "dipinjam" dari tradisi "Topeng Pajegan" di Bali, yang biasanya dipentaskan sebagai bagian dari ritual.
Topeng juga memberi fungsi aksentuasi berbagai karakter yang akan dimainkan oleh Sha Ine Febriyanti.
Monolog ini berkisah tentang pledoi seorang wakil rakyat, yang terus menerus dituding mengkorupsi uang rakyat. Ia membuat pengakuan bahwa topeng yang kini melekat di wajahnya itulah yang menjadi penyebab semuanya. Sepanjang pertunjukan ia berusaha membuka kedoknya, tetapi topeng itu terlanjur melekat, bahkan sudah seperti suami-istri.
Narasi-narasi yang muncul sepanjang pementasan semakin menguatkan dugaan bahwa banyak dari wakil rakyat kita yang menyelewengkan amanat rakyat.
Maksud hati membela diri di depan rakyat, tetapi tokoh ini malah semakin membuka kedok segala kebusukannya. Pada akhir pentas, ketika ia berhasil membuka topengnya, wajah aslinya justru terlihat lebih menyeramkan dibanding topeng yang dikenakannya.

Slide foto-foto selama acara



www.NOMagz.com

Sabtu, 19 Juli 2014

Bazaar Art Jakarta 2014 : Papermoon Puppet Theatre

* reported by Lie Hjun Jung


Bazaar Art Jakarta 2014
Papermoon Puppet Theatre

Waktu :
Jumat, 19 Juli 2014

Lokasi:
Pacific Place, Jakarta 

ULASAN :

Biografi
Maria Tri Sulistyani lahir di Jakarta pada tanggal 4 November 1981, dari pasangan Johannes Warsito Hardjono (alm.) dan Christina Sri Sudadi (almh.). Perempuan bertubuh mungil ini akrab dipanggil Ria Papermoon—lantaran ia dikenal sebagai kreator Papermoon Puppet Theatre. Terlahir sebagai anak perempuan satu-satunya dalam keluarga, tidak membuat ia mudah mengantongi ijin mengenyam pendidikan seni secara formal. Namun, kedua orang tua selalu mendorong Ria  menekuni aktivitas seni; menari, menggambar, bermain drama di sekolah, gereja serta lingkungan kompleks rumah, menyanyi di gereja, bermain boneka tangan hingga membuat pementasan teater bayangan saat mati lampu. Keluarga adalah dukungan terbaik bagi kecintaan Ria pada dunia seni.

 



Pendidikan formal mulai TK hingga SMU ia tamatkan di Jakarta. Pendidikan tinggi ditempuhnya di Jurusan Ilmu Komunikasi UGM, dengan cita-cita ingin bekerja di stasiun TV atau radio. Ketertarikan Ria pada teater dimulai pada tahun 1999, yaitu sejak perkenalannya dengan Teater Gardanalla yang digawangi oleh Joned Suryatmoko. Baginya kemudian Joned merupakan sutradara dan penulis drama yang inspiratif dan sangat dikaguminya. Keterlibatan awalnya di Teater Gardanalla hanya disikapinya sebagai hobi. Namun setelah empat tahun melibatkan diri di sana, Ria menyadari bahwa ada hal lain yang ingin dicarinya, namun hal itu bukanlah sebagai aktris teater. Maka ia pun memutuskan diri untuk keluar dari Teater Gardanalla.

Mulailah Ria dengan pengembaraan mencari apa yang ingin dicarinya. Dalam pengembaraan itu ia sempat menjadi guru TK, manajer dan desainer pada sebuah studio keramik, penjaga perpustakaan TK dan playgroup, juga membuka sanggar untuk anak-anak, dan menulis serta menjadi ilustrator buku cerita anak-anak—yang masih ditekuninya hingga sekarang. Pada 2 April 2006 Ria menginisiasi Papermoon Puppet Theatre, sebuah puppet theater company, yang diawali dari kegelisahannya terhadap kurangnya ruang eksperimen dengan media seni untuk anak-anak.

Pada saat Papermoon Puppet Theatre berusia 6 bulan, Ria dan Iwan Effendi (perupa, merangkap partner sekaligus penata artistik Papermoon) mendapat kesempatan untuk mengikuti sebuah workshop teater boneka yang difasilitasi oleh Wilde Vogel Figuren Theatre dari Jerman di Teater Utan Kayu, Jakarta. Pengalaman ini membuka cakrawala pemikiran Ria. Dari sana ia mulai menyadari bahwa teater boneka tidak hanya berhenti hanya diperuntukkan bagi anak-anak.

Pada tanggal 23 Juni 2007 Ria dan Iwan menikah. Mereka pun sepakat untuk membesarkan Papermoon Puppet Theatre dengan melakukan eksperimen yang lebih luas di bidang teater boneka. Mereka berdua lalu mendapatkan kesempatan untuk melakukan perjalanan selama enam bulan di Amerika Serikat, yang didanai penuh oleh Asian Cultural Council, untuk melakukan observasi mengenai dunia teater boneka di New York dan kota lain di sekitarnya. Iwan memberi warna visual yang cukup kuat pada setiap pementasan Papermoon. Ria juga telah membawa Papermoon berkeliling Kuala lumpur, Philadelphia, New York, Washington DC serta New Delhi untuk menggelar pertunjukannya.

Ide Ria menciptakan teater boneka dengan boneka seukuran manusia dilatarbelakangi hobinya menonton Unyil dan Sesame Street di televisi sejak kecil. Di samping itu, ia juga menyukai pertunjukan Julie Taymour, Basil Twist dan Vienne. Bagi Ria ketiga sosok ini adalah sutradara teater dan teater boneka yang bisa mengolah imajinasi yang sangat luas. Ria juga bertemu dan belajar membuat wayang pada Ki Ledjar Subroto, dan mempelajari filosofinya.

Meskipun tidak tersentuh secara langsung dengan seni tradisi, Ria merasa ada rasa  berbeda yang dimiliki oleh seni tradisi kita dan tidak ditemukan di tempat lain. Di samping itu, ranah kontemporer yang digelutinya mampu membuat ia berbicara pada orang-orang yang hidup di masa kini dengan cara yang ia pahami. Inovasi dan kolaborasi adalah proses yang ia nikmati sebagai seorang kreator. Mengenai pilihannya menggeluti teater boneka kontemporer, Ria sering mendapat pertanyaan dari beberapa orang Barat yang kebetulan paham mengenai wayang: “Mengapa kamu bikin puppet theater semacam ini? Bukankah kamu punya wayang yang luar biasa filosofis dan keindahannya?” namun pertanyaan ini dijawab Ria dengan karyanya. Dan begitu mereka menonton pementasan Papermoon, mereka kemudian bisa mengatakan bahwa ada rasa yang tidak dimiliki oleh teater boneka Barat, Jepang, atau manapun dalam pertunjukan Papermoon.
Dina Triasuti - Penulis




Profil
Papermoon Puppet Theatre adalah puppet theater company yang didirikan pada tanggal 2 April 2006, berawal kegelisahan Maria Tri Sulistyani—pendiri Papermoon—terhadap kurangnya media seni untuk anak-anak. Namun seiring perkembangannya Papermoon berubah menjadi company teater boneka untuk segala usia. Hal ini didasari oleh keinginan Papermoon untuk berbicara pada skala yang lebih luas, bukan hanya pada kalangan anak-anak. Perkembangan visi Papermoon ini kemudian membuktikan bahwa  media teater boneka merupakan salah satu bentuk penyampaian pesan yang dapat diterima oleh semua publik, bahkan dengan lebih mudah bisa diterima.

Untuk menjangkau publik yang lebih luas itu, dan didasari keinginan agar publik umum bisa menikmati pertunjukan teater boneka di keseharian mereka, Papermoon bukan hanya menggelar pertunjukan di gedung-gedung pertunjukan, namun juga di kereta api, pasar tradisional dan tepi jalan. Hal ini sejalan dengan tema-tema yang diangkat Papermoon, yaitu hal-hal yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari yang dikemas secara imajinatif. Pertunjukan Papermoon pada dasarnya adalah pertunjukan visual, sehingga yang diharapkan adalah penonton bisa jatuh cinta dari mata (visual) lalu turun ke hati.

Karya pertama Papermoon adalah Noda Lelaki di Dada Mona, April 2008, yang sempat mencengangkan penonton dengan inovasi teater boneka. Pertunjukan ini merupakan percobaan pertama dalam membuat pementasan teater boneka dengan gaya realisme yang ditujukan bagi penonton dewasa. Ria sang sutradara mengaku bahwa karya ini belum banyak mengeksplorasi sisi seni teater boneka. Meskipun dalam karya ini Papermoon juga pertama kali membuat pertunjukan dengan media boneka seukuran manusia, dan juga menggunakan marionette dan wayang dalam satu pementasan, namun kekayaan teater boneka sebagai pertunjukan visual, belum tergarap dengan maksimal. Bagi Ria, pertunjukan ini masih merupakan pertunjukan teater yang menggunakan boneka, bukan pertunjukan teater boneka.

Karya terbaru Papermoon berjudul MWATHIRIKA. Pertunjukan ini digelar dengan dukungan penuh dari hibah Empowering Women Artist 2010-2011. Pertunjukan ini bercerita tentang korban politik pasca-September 1965, yang dikemas dalam pertunjukan imajinatif yang menguras emosi. Tema ini bagi Papermoon dianggap cukup menantang untuk dibicarakan. Namun demikian, penyampaiannya mesti dengan simbol-simbol serta dengan cara yang eksplisit. Setelah pertunjukan karya ini di Yogyakarta dan Jakarta, para penonton yang sebagian besar anak muda yang awam, ada indikasi bahwa mereka memiliki proses pembacaan tersendiri terhadap tema yang ditawarkan Papermoon. Hal ini menjadi sangat menarik, ketika karya dibicarakan kembali oleh orang lain, dengan kacamata mereka sendiri, karena “tiba-tiba” mereka merasakan adanya kedekatan dan diingatkan kembali dengan tema tersebut.

Dengan semakin luasnya publik Papermoon saat ini, masalah yang disebarkan kemudian bukan hanya berbicara pada wilayah teater boneka kontemporer, yang barangkali masih baru dalam ranah seni kontemporer di Indonesia, namun juga masalah dan tema pementasan yang agaknya telah hilang dari ingatan dan peredaran sehingga tak lagi banyak didengar oleh anak-anak muda masa kini. Melalui pengalaman ini Papermoon mendapat lebih banyak teman baru dan juga kesempatan untuk berbagi tentang banyak hal.

Awalnya Papermoon merupakan sebuah sanggar teater dan seni rupa untuk anak-anak. Dalam perkembangannya yang mutakhir, Papermoon yang telah jauh berkembang hanya terdiri dari 2-5 orang sebagai tim inti dari setiap project. Perampingan personil ini dilakukan setelah Ria dan Iwan—dua awak suami-istri di Papermoon—mendapatkan kesempatan untuk melakukan perjalanan selama enam bulan di Amerika Serikat untuk melakukan observasi mengenai dunia teater boneka di New York dan kota lain di sekitarnya. Sejak saat itu Papermoon bukan lagi terdiri dari belasan volunteer seperti sebelumnya, namun merupakan sebuah tim kerja yang kecil yang akan melakukan audisi ketika membutuhkan pemain, atau baru akan menambah kru jika memang membutuhkannya.

Papermoon membuka peluang residensi untuk seniman, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk berkolaborasi dengan Papermoon. Residensi ini sifatnya masih independen, sehingga seniman yang berminat diharapkan berusaha mencari sponsor sendiri untuk melakukan program residensinya di Papermoon.

Dina Triastuti- Penulis


Kru Papermoon Puppet

Karya
Noda Lelaki di Dada Mona (CCF Yogyakarta, 2008)
Dalam Sebuah Perjalanan / On a Journey (2008), kolaborasi 5 artis dari Indonesia, Meksico, Prancis dan Australia
Nothings Perfect, Honey.. I say sorry” (Hooyong Perfoming Arts Centre, South Korea, 2009)
Gifts from Korea (Yogyakarta, 2009)
Two Shoes For Dancing (Valentine Willie Fine Arts Gallery, Kuala Lumpur, Malaysia, 2009)
POHON KECIL—Puppet Video (2009), kolaborasi dengan Ma Petite Crokette (Prancis)
No More Waiting (Puppet Uprising, Philadelphia, US, 2009)
MAU APA-New York version (Spaghetti Dinner-Judson Memorial Church, New York , US, 2009)
Suitcase of Life (Puppet Blok-Dixon Place, New York, US; dan Puppet Cabaret, St. Stephen Church, Washington DC, US, 2009)
MWATHIRIKA (Yogyakarta, Jakarta, 2010-2011)
MAU APA-India version (Ishara International Puppet Festival, New Delhi, 2011)

Kontak
Papermoon Puppet Theatre
Jl. Langensuryo KT II/176 Yogyakarta, Indonesia 55131 Yogyakarta Special Region
Phone:+62-812-270-8012





www.NOMagz.com

Jumat, 18 Juli 2014

NobarPisa "The Physician"

klik untuk memperbesar
 

Nonton Bareng "The Physician"

Waktu:
Jumat, 16.00-20.30 WIB

Lokasi:
Pisa Cafe, Jl. Mahakam No, 11 Blok M, Jakarta Selatan


NobarPisa bulan ini diadakan pada Jumat, 18 Juli 2014. 
Kali ini diputar film "The Physician." 

Hadir sebagai narasumber diskusi :

Ulil Abshar Abdalla (intelektual Islam). 

Detail acara adalah sebagai berikut:
16.00-18.00: Pemutaran Film “The Physician”
18.00-18.30: Makan Malam
18.30-20.30: Diskusi
 

Ringkasan Film:
 

The Physician (Der Medicus)
Philipp Stölzl/ petualangan, drama/ 150 menit/ 2013
 

The Physician adalah sebuah film petualangan berdasarkan novel berjudul sama karangan Noah Gordon. 



Film ini berfokus pada seorang anak yatim piatu, Rob Cole, dari Inggris di abad ke-11. Setelah ibunya meninggal karena penyakit misterius, Cole bersumpah untuk belajar kedokteran dan memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Persia walaupun harus menyamar sebagai seorang Yahudi untuk belajar di sekolah yang tidak mengakui Kristen.



Film ini mendapatkan 5 nominasi emas dalam German Film Award 2014 sebagai sinematografi terbaik, desain produksi terbaik, desain kostum terbaik, tata rias terbaik, dan tata suara terbaik.


Slide foto-foto selama acara

VIDEO ACARA :


https://www.youtube.com/watch?v=ehbMYvOtb40


Catatan Ulil Abshar Abdalla:

klik gambar untuk memperbesar






www.NOMagz.com

Malam Anugerah Hari Puisi Indonesia 2014

Malam Anugerah Hari Puisi Indonesia 2014

Waktu:
Kamis 17 Juli pukul 20.00 WIB

Lokasi :
Teater Taman Ismail Marzuki

klik untuk memperbesar


Ketua Penyelenggara Malam Anugerah Hari Puisi Indonesia 2014, Asrizal Nur  menjelaskan bahwa "Kamis 17 Juli pukul 20.00 WIB di Teater Taman Ismail Marzuki adalah malam puncak acara Festival Hari Puisi Indonesia 2014 yakni Malam Anugerah Hari Puisi Indonesia 2014.’’  

klik untuk memperbesar

Pada malam puncak akan dibacakan pidato kebudayaan dari Abdul Hadi WM, dan pemutaran film Sejarah Hari Puisi dan Perjalanan Hari Puisi 2013 – 2014. Di malam puncak ini diramaikan juga dengan atraksi wayang Kontemporer oleh Dalang Nanang HP kolaborasi dengan atraksi baca puisi oleh 20 finalis Lomba Baca Puisi dibawa arahan Yose Rizal Manua.


Beberapa acara menarik disajikan antara lain pengumuman dan pemberian hadiah, sayembara buku puisi, lomba baca puisi, lomba musikalisasi puisi dan penampilan pemenang akan disuguhkan dengan konsep multimedia yang Konsep dan penyutradaraan langsung oleh penyair multimedia Asrizal Nur. ’’Seluruh acara ini ditonton oleh masyarakat, tanpa dipungut bayaran sebagai upaya memasyarakatkan hari puisi Indonesia,’’ pungkasnya.

Slide foto-foto selama acara


VIDEO ACARA :

https://www.youtube.com/watch?v=FCKwwkakMEI



www.NOMagz.com

Diskusi Terbuka "Quick Count, Etika Lembaga Riset dan Tanggung Jawab Ilmuwan"

Diskusi terbuka dengan tema 
“QUICK COUNT, ETIKA LEMBAGA RISET 
dan TANGGUNG JAWAB ILMUWAN"

Waktu:
17 Juli 2014, 14.00-17.30

Lokasi:
Aula Nurcholis Madjid, Universitas Paramadina, Jl Gatot Subroto Jakarta Selatan. 

Penyelenggara:

THE INDONESIAN INSTITUTE, Center For Public Policy Research (TII)

Pembicara:
  1. Daniel Dhakidae (Pemimpin Redaksi Majalah Prisma)
  2. Burhanudin Muhtadi (Direktur Indikator Politik Indonesia)
  3. Hamdi Muluk (Persepi, Dosen Psikologi UI)
  4. Hermawan Sulistyo (Profesor Riset LIPI)
  5. Anas Saidi (Peneliti Senior LIPI)

Moderator: Mohamad Sobary, Budayawan


Semula direncanakan dihadiri juga oleh Karlina Supelli (Pakar Filsafat), Bestian Nainggolan (Peneliti Litbang Kompas), dan Hanta Yudha (Direktur Eksekutif Poltracking Institute). Namun ketiganya berhalangan hadir.




ULASAN :

Daniel menyesalkan DPR yg memanggil RRI. Daniel menyatakan bahwa RRI  harus dibela.
Menurut Daniel, ada 2 solusi tindakan, yakni:
- non litigation : asosiasi lembaga survey mengambil sendiri tindakan. Dan ini telah dilakukan oleh Persepi.
-litigation auditing: bila perbuatan lembaga survey tersebut sudah masuk ranah kriminal,  sehingga polisi yang harus bertindak,  dengan  tuduhan pembohongan publik.
Daniel menyatakan bahwa quick count berfungsi untuk  mengontrol  KPU.
Selain memuji Persepi, seperti halnya Burhanudin Muhtadi, Daniel juga menegaskan bahwa kalau hasil KPU berbeda dengan quick count, "maka masalah ada di KPU" kata Daniel yang disambut tepuk tangan penonton.


Anas Saidi menegaskan bahwa quick count adalah sederhana sekali, cerminan suatu kerja ilmiah.
"Cuma ada menyangkut 2 hal, yakni melihat metodologi, disamping masalah sampling error" demikian Anas.
Persoalan menjadi rumit adalah karena kesalahan orang yang melakukan quick count tersebut.
"Karena itu ini adalah persoalan etika," lanjut Anas lagi. 


Hermawan Sulistyo atau biasa dipanggil Kiki juga menyatakan bahwa quick count adalah  pekerjaan sederhana. Namun seorang ilmuwan memerlukan etika.
"Intelektual harus mengabdi pada kebenaran dan negara" kata Kiki. "Pemerintah boleh salah, namun negara tidak" kata Kiki lagi.
Kiki menyatakan kekuatirannya bahwa kasus ini akan membuat tidak adanya lagi kepercayaan pada  ukuran-ukuran parametrik.


Burhanudin Muhtadi berpendapat bahwa semakin besar jenjang pemeriksaan hasil pemilu, maka akan  semakin besar pula potensi kecurangan.
"Belum lagi bila bicara soal integritas penyelenggara," lanjut Burhan.
Menurut Burhan, karena quick count dilakukan oleh tangan pertama, maka potensi kecurangan bisa diminimalisir.
Burhan menyarankan bahwa perlu adanya insentif bila lembaga survey masuk dalam suatu asosiasi.
Burhan juga mengkritisi media. Walaupun quick count dilakukan oleh lembaga-lembaga bermasalah, namun pers tetap saja meliputnya.
"Media juga berperan memberikan insentif dan disintensif dalam publikasi lembaga-lembaga survey yang bermasalah" lanjut Burhan lagi.
Burhan mengusulkan agar lembaga yang berhak mengadakan quick count harus masuk dalam asosiasi.

Senada dengan Burhan, Mohamad Sobary juga turut mempermasalahkan media yang juga suka mewawancarai koruptor, dan lawyer-lawyer pembela koruptor.
"Media turut merusak rasa nyaman masyarakat," kata Sobary.


Slide foto-foto selama acara


VIDEO ACARA :


https://www.youtube.com/watch?v=GoPV4hw2pyo


Makalah Daniel Dhadikae:

klik gambar untuk memperbesar








Rangkuman Diskusi:

klik gambar untuk memperbesar

Pembahasan:

1. Hamdi Muluk:
Persepi adalah perhimpunan para pelaku survei dan opini publik. Persidangan etik dilakukan oleh dewan etik. Dewan etik saya pastikan independen, karena anggota dewan etik yang memiliki lembaga survey maka mereka harus digantikan oleh orang luar.
Kami bersidang dikarenakan adanya “kericuhan” dalam hasil hitung cepat. Kubu Prabowo Hatta mengklaim mendapatkan kemenangan berdsarkan dari 4 lembaga. Sedangkan di sisi kubu Jokowi-JK didukung oleh 8 lembaga. Kericuhan ini juga diperparah dengan pengetahuan masyarakat yang lemah tentang survei maupun hitung cepat. Akhirnya inilah yang menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Menyikapi kericuhan ini, maka persepi harus mengambil peranannya. Melihat hitung cepat ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu dengan melihat teknik sampling dalam ilmu statistik. Untuk audit saya kira juga sangat mudah, karena terlihat jejak-jejaknya. Persepi mengambil keputusan bahwa anggota yang terlibat harus diaudit.
Dewan etik memeriksa semua data, baik hard dan soft dan bisa terverifikasi. Untuk anggota persepi yang lain yaitu Puskaptis dan JSI, maka mereka tidak hadir. Penolakan mereka karena dewan etik dianggap tidak objektif. Padahal anggota dewan etik yang melakukan hitung cepat dikeluarkan dulu dari anggota dewan etik, maka kami bentuk gugus tugas dewan etik. Menyikapi perbedaan ini, maka 2 anggota persepi yang tidak ingin di audit (Puskaptis dan JSI) maka hasil hitung cepatnya tidak dapat dipertanggung jawabkan. Menurut saya ke depan lembaga dan asosiasi lembaga survei harus bisa lebih diberdayakan.

2. Daniel Dakhidae
Melihat perbedaan hasil hitung cepat ini sangat memalukan. Karena hitung cepat sangat sederhana. Dalam pikiran awam teknik sampling. Sampling hitung cepat bersifat homogen. Semakin besar maka semakin presisi.
Hitung cepat tidak boleh ada dua hasil. Jika terjadi maka ada yang salah. Lembaga survei yang busuk akan membusukkan dunia survei/polling. Daya hitung cepat sangat kuat kepastiannya. Karena hal ini seharusnya sangat simple dilakukan nya. Kebenaran di publik ini harus diluruskan, bukan karena lebih banyak lembaga menghasilkan yang sama seperti 8 dan 4 lembaga. Tetapi harus dilihat dari samplingnya.
Solusinya adalah pertama non litigation forensic audit itulah yang sudah dilakukan oleh Persepi. Kedua litigation forensic audit yaitu mendorong polisi untuk menginvestigasi untuk memeriksa lembaga survei tersebut. Karena ini membohongi publik. Kemudian untuk menentukan lembaga tetap hidup adalah kompetensi dan etik keilmuwan.

3. Anas Saidi
Hitung cepat berdasarkan cermin realitas, tidak membutuhkan tafsir. Pelacakannya sangat jelas. Ilmuwan itu harus berpihak jangan netral. Ilmuwan bukan hanya pemotret realitas, tp harus merubah realitas. Seharusnya lembaga penelitian seperti contohnya LIPI, UI, UGM harus menyongsong untuk merubah realitas. Ilmuwan itu merujuk pada etika publik, memihak kebenaran, dan berani mengambil resiko politik.

4. Hermawan Sulistyo
Semua orang ketika tidak percaya hasil hitung cepat atau survei maka orang akan larinya ke dukun. Hitung cepat itu seperti pekerjaan orang bodoh karena seperti kalkulator saja. Kenapa hal ini jadi diributkan
Dalam dunia akademik tidak ada sample yang merepresentatif. Namun yang sangat penting ketepatan sampling dan sebarannya. Kemudian Etika, seorang ilmuwan adalah scientis setengah tukang. Intelektual tukang plus-plus kompetensi. Intelektual harus mengabdi pada kebenaran dan Negara. Sedangkan scientist (ilmuwan pemerintah) mengabdi pada rezim.

5. Burhanuddin Muhtadin
Hitung cepat diadakan untuk mengontrol kecurangan. Hitung cepat dilakukan untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan pemilu. Untuk memprediksi pemenang pemilu itu hanya bonus.
Melihat kondisi hari ini, hitung cepat adalah alat control KPU. Bukan KPU yang mengkontrol pemilu. Hitung cepat lebih autentik data, karena berasal dari data tangan pertama yaitu KPPS dan saksi. Hitung cepat juga dapat dilakukan juga untuk pengawasan penyelenggaraan pemilu.
Etika lembaga riset harus dirilis sumber dananya juga dan prosedur kita ikuti. Peneliti boleh berpartisan. Namun peneliti tidak boleh merubah metodologi.

Forum Diskusi

1. Fajar Lubis
Hitung cepat adalah prediksi, otomatis dapat disimpulkan juga dapat berbeda dgn yang real count. Pernyataan Burhan tentang hasil QC lebih baik daripada realcount?

Burhan:
Pernyataan yang tadi ada sampaikan, tu tidak sesuai pernyatan saya ketika di Hotel Century. Subtansinya adalah saya tidak medelegitimasi KPU. Seharusnya KPU berterima kasih karena memiliki data pembanding.

Daniel:
Hasil hitung cepat bukan hasil resmi KPU. Hitung cepat merupkan prediksi kecil pendek jaraknya antara TPS dan telepon/ server tabulasi data. Namun hitung cepat sangat tepat. Saya berani mengatakan jika data KPU berbeda dengan hitung cepat maka KPU nya yang bermasalah.

2. Suroso
Mengapa bisa berbeda hasil yang disampaikan tim prabowo. Padahal ada professor machfud md disana.

Hermawan: saya tidak mengetahui kompetensi machfud. Profesor itu bukan gelar tapi jabatan. Hal ini yang perlu diluruskan di public.

Anas: lembaga yang mengacau bisa saja mengacau KPU.

Daniel: saya khawatir ini dengan kerancuan di masyarakat bahwa ada lembaga penelitian dengan konsultan politik. Lembaga penelitian dan konsultan politik klo dilakukan dengan benar, maka akan benar pula.
Burhan: permasalahan regulasi saya lihat jika regulasi diperketat maka tidak ada insentifnya bagi kita. Karena jika ada lembaga yg mengeluarkan data “abal-abal” sulit untuk diminta pertanggung jawabannya.
Kondisi saat ini adalah kubu prabowo yang profesornya sebenarnya mengetahui kekalahannya, tapi kerancuan yang terjadi adalah game plan seperti yang dikatakan Espinal.
Hamdi: jika kita melihat audit kemarin yang dilakukan Persepi adalah sesuatu yang sangat sederhana. Jika sederhana saja tidak bisa pertanggungjawabkan maka hal ini tidak dapat ditolerir lagi. Padahal simple saja dengan bagaimana pencarian data tersebut.

sumber




www.NOMagz.com