Sabtu, 23 April 2016
Tempat :
GADO-GADO BOPLO,
Jl. Gereja Theresia No. 41, Menteng - Jakarta Pusat
Jelang kejatuhan Orde Baru hingga masa formatif era Reformasi, BLBI adalah istilah yang tebal penanda mega-skandal. Kini, implikasinya menyeruak ke arah ekonomi, sosial, hukum, politik, hingga antar-negara. Apa saja makna tertangkapnya Samadikun Hartono, salah satu buronan pengemplang bantuan likuiditas tersebut?
Bersama :
- Dr. Syaiful Bahri Ruray (Anggota Komisi III DPR)
- Prof. Dr. Salim Said (Guru Besar Universitas Pertahanan)
- Eko B Supriyanto (Direktur InfoBank Institute)
- Ray Rangkuti (Aktivis Mahasiswa '98)
Host :
Ichan Loulembah
Penyelenggara :
- Populi Center
- Smart FM Network
Broadcasting live on SMART FM Jakarta 95.9, Manado 101.2, Makasar 101.1, Banjarmasin 101.1, Balikpapan 97.8, Surabaya 88.9, Palembang 101.8, Medan 101.8, Pekanbaru 101.8, Jogjakarta 102.1- Streaming radiosmartfm.com - Blackberry: SmartFM via google- Android: SmartFM via google play
Perspektif Indonesiatajam - dalam - bermakna
SIARAN ULANG :
Minggu 24 April 2016 Pukul 16.00-18.00 WIB
Ulasan Redaksi :
Dr. Syaiful Bahri Ruray
Melihat ditangkapnya Samadikun Hartono bukan sekedar masalah hukum; ini operasinya BIN. Menangkapnya soal mudah tapi mengapa setelah 13 tahun baru tertangkap ?. Karena kini ada banyak konsesi Jokowi beri ke pihak Tiongkok. Misal Pembangkit Listrik, KA Cepat Bandung-Jakarta, pembangunan pelabuhan ; jalur distribusi produk Tiongkok ke Indonesia.Jadi bukan operasi hukum semata-mata tapi ada konsesi.
Di buku Lord of the Rim, disebut bagaimana konglomerasi Tioghoa mengusai Indonesia. Indonesia jadi bancakan Tiongkok. Jadi penangkapan Samadikun Hartono adalah bagian dari trade-off. Yang kita hadapi adalah asymetric waratau proxy war generasi IV; Extra ordinary crimes, narkoba; korupsi; terorisme. Dunia sedang menjadi satu. Komisi III sedang merevisi UU Tipikor. Instrumen hukum belum ada persamaan persepsi (ASEAN dan Tiongkok). Tiongkok sistem hukum Timur Jauh. Papua Niugini juga beda hukumnya. Menurut hukum Indonesia korupsi sedang menurut Singapura Investasi. Kesalahan administrasi di Indonesia bisa dianggap korupsi.
Kultur Indonesia belum menunjang. Mutual legal cooperation; tapi belum menyangkut ektradisi. Trans-national crime. Kekuatan negara tidak ditentukan oleh luasnya wilayah. Singapura negara kecil tapi duitnya melimpah. Indonesia adalah captive market besar bagi Tiongkok. Payung hukum asset recovery. "Rampoklah tetanggamu selagi rumahnya sedang kebakaran"
Prof. Dr. Salim Said
Etos pemberantasan korupsi ada di Tiongkok. Kita punya hubungan ekonomi yang baik dengan Tiongkok. Samadikun Hartono tidak sulit ditangkap; karena tidak ada kepentingan yang besar. Beda dengan orang Indonesia yang menyimpan uang di Singapura. Tidak mudah bagi Singapura mengadakan perjanjian ektradisi dengan Indonesia.Singapura tidak pernah mengeluarkan data statistik perdagangannya dengan Indonesia ; karena banyak terjadi penyelundupan. Hartawan Aluwi diborgol; sedang Samadikun Hartono tidak diborgol. Samadikun Hartono adalah perampok duit rakyat bukan koruptor (Take the money and run away) yang bisa membeli pejabat dan merusak tatanan hukum.
Semua urusan yang terjadi bukan di negeri sendiri adalah urusan politik bukan teknis. Dalam deal politik ada harganya; ada political capital. Tentara yang kuat dan akal yang sehat adalah modal politik. Ancaman kita datang dari luar negeri bukan dari dalam negeri. Who get what and how? No free lunch.
Eko B Supriyanto
Ada 2 lemari data tentang BLBI. 1997 krisis ekonomi. Ada penutupan 16 bank pada 1 Nopember 1997. Karena pemerintah tidak menjamin dana nasabah, menjalar ke bank lain. Di Letter of Intent, kemudian pemerintah menjamin dana nasabah dengan BPPN. Ada utang-utang kita tidak bisa dibayar. Dalam Frankfurt Agreement, BI harus menalangi utang-utang pemerintah. Instrumennya banyak. Ditutuplah 54 bank. Bank ada yang diselamatkan; ditutup sementara; dibeku operasi. Dari dana BLBI RP 144,53 Triliun, RP 58 T bermasalah. Ada perampok. Diselesaikan di luar pengadilan atau pengadilan. Kebijakan BLBI OK. Yang dipermasalahkan yang tidak membayar kembali talangan (48 bank).Apa masih bisa melacak BLBI ?.Bagaimana BLB ? Ada yang sudah selesai; ada yang belum selesai; ada yang mengemplang. Hikmah BLBI adalah kita masih punya bank besar. Kenapa belum selesai. 1998-2004 bagaimana menyelesaikan dengan hukum. Tidak terlalu sulit melacak buronan, sebab Pemerintah punya datanya. Kasus Hartawan Aluwi tidak ada hubungannya dengan kasus BLBI. Tarif pajak kita terlalu tinggi menyebabkan pengusaha Indonesia menyimpan uangnya di luar negeri. Apresiasi hasil kerja BIN. BLBI harus diselesaikan secara politik.Kejahatan ekonomi berbeda dengan BLBI.
Ray Rangkuti
Kita berharap penangkapan Samadikun Hartono sebagai awal untuk menangkap 53 buronan lain. Ini soal kemauan dan politik. Kejaksaan dan Kepolisian; serta KPK yang menangani. Ada 5 orang buronan jadi incaran KPK. Kita tidak fokus pada cara penangkapan dan perlakuan istimewa. Yang penting bagaimana menyelamatkan aset negara yang belum dikembalikan oleh para obligor.
Slide foto - foto selama acara |
NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar