Senin, 2 Mei 2016
Tempat :
Museum Nasional. Jl. Merdeka Barat No. 12. Jakarta
Keynote Speech
- Dr. Sumarsono, MDM. (Dirjen Otonomo Daerah, Kementerian Dalam Negeri RI)
- Budhis Utami (Anggota Dewan Eksekutif Institut KAPAL Perempuan)
Narasumber Seminar
- Yuniuyanti Chusaifah. (Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan).
- Manneke Budiman, SS, MA, PhD. (Pengajar FIB UI Jakarta)
- Dr. Ir. Luh Riniti Rahayu, MSi. (Pengajar Universitas Ngurah Rai; Ketua LSM Bali Sruti, dan Dewan Pakar Kaukus Perempuan Parlemen Bali)
- Hartoyo (Direktur Suara Kita)
- Lian Gogali, MHum. (Direktur Institut Mosintuwu)
Moderator :
Th. Sri Endras Iswarini
Ulasan Redaksi :
Keynote Speech :
Budhis Utami
Seminar dan Peluncuran buku. Untuk berefleksi. Konsolidasi organisasi. Memperkuat gerakan perempuan. Perlakuan diskriminatif terhadap perempuan masih terjadi.
Dr. Sumarsono, MDM (Disampaikan DR Suhajar Diantoro, MSi. (Staf Ahli Mendagri Bidang Pemerintahan).
Pasal 28A UUD 1945, setiap orang berhak mempertahankan hidup. C. Setiap orang berhak .. dst. Ada 13 juta keluarga miskin; artinya masih ada perempuan miskin. Persamaaan hak pendidikan; kesehatan dan kesempatan kerja; berperan dalam pembangunan bagi perempuan dan laki-laki. Tribuana Wijaya Tungga Dewi dan Stri Suhita pernah menjadi kepala negara Majapahit. Ratu Shima di Kalingga. Perempuan dan negara. Perempuan sebagai ibu bagi anaknya. Sahabat suami; penyelenggara pemerintahan negara; pilar negara. Anomali yang harus diperbaiki. kekerasan terhadap perempuan dan anak. Penderitaan fisik; psikis. Langkah perbaikan. Gender mainsteaming untuk pemberdayaan. Perlu ada komitmen bersama untuk menempatkan perempuan dalam seluruh aktivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Perempuan Indonesia harus maju dan cerdas dan berhak mengaktualisasikan dirinya setinggi yang dia mau. Perempuan matahari bagi peradaban.
Narasumber Seminar :
Manneke Budiman, SS, MA, PhD.
"Isu Pluralisme Dalam Memperkuat Pergerakan Perempuan"
Angka kekerasan terhadap perempuan meningkat 2015 (Harian Kompas).
Penyebab terhambatnya kesetaraan, persamaan hak dan gender
1. Negara masih mengecewakan;
2. Munculnya fundamentalisme agama
3. Persoalan internal, belum suksesnya kaderisasi.
Paradigma lama yang belum berubah sehingga pola-pola lama hubungan perempuan vs pria masih berlaku.RUU Pornografi seperti "mati suri" tidak seperti saat masih penyusunannya. Aktivis perempuan Indonesia dituduh sebagai antek Feminisme Barat.Banyak akademisi perempuan Indonesia yang kini terlibat di gerakan perempuan. Pengedepanan kebebasan pribadi yang disandingkan dengan kewajiban (tanggung jawab) terhadap negara. Seksualitas akan terus menjadi medan perang sesuai naluri alamiahnya. Pria tetap berjiwa "hewani" sementara wanita mengalami "domestifikasi".
Dr. Ir. Luh Riniti Rahayu, MSi
"Tantangan Gerakan Perempuan Terhadap Praktek Adat Yang Diskriminatif Terhadap Perempuan"
Sejak 2010 perempuan Bali sudah mempunyai hak waris 1/2 bagian anak laki-laki.Ada waris berbentuk aset dan waris "kewajiban".Warisan imaterial pusaka dan guna kaya (gono gini).
Bali menganut budaya patriakhi disebut Kapurusa :
1. Hubungan dengan Tuhan (keagamaan).
2. Pawongan(Hubungan antar manusia)
3. Pemeliharaan sawah-ladang. Perempuan Bali yang tidak menikah lebih menderita.
Hartoyo.
"Perjuangan Hak-hak Kelompok Marjinal Dalam Gerakan Perempuan"
Pengalaman pribadi dan terinspirasi oleh penulis buku serta feminis. Feminis menginspirasinya untuk memperjuangkan LGBT soal otonomi tubuh dan seksualitas. Pakaian tidak berkelamin. Jilbab adalah pengaruh patriakhi juga. Sinergi gerakan perempuan dan gerakan LGBT perlu diperkuat.
Lian Gogali, M. Hum. Asal Poso
"Membangun Gerakan Perempuan Di Akar Rumput"
Cerita para Ibu-ibu, Martince, Evi dan Ramlah, Nengah.Cerita perempuan, pengalaman perempuan dan pengetahuan perempuan. Akar rumput perempuan, adalah petani; nelayan dan ibu rumah tangga.Modul pendidikan dasar perempuan. Sekolah perempuan, untuk membangun kepercayaan antar komunitas; membangun kesadaran kritis; bekerja bersama.Perempuan pemimpin di daerah. Perempuan mengambil keputusan. Merebut tafsir atas UU desa dan persoalan desa. Perempuan cenderung dilihat perannya sebagai ibu tapi perannya sebagai warga negara kurang diperhatikan. perempuan pembaharu desa.
Yuniuyanti Chusaifah
"Perkembangan Dan Tantangan Gerakan Perempuan Indonesia"
Sekilas dinamika gerakan perempuan progresif pada masa Orde Baru.Refleksi Gerakan Perempuan 17 tahun reformasi, capaian dan catatan. Komnas Perempuan adalah anak sulung reformasi. LPSK adalah lembaga yang didirikan karena kebutuhan korban.KPPA tetap bertahan. Infantilisasi isu perempuan maksudnya terkalahkan/berbagi/kurang diprioritaskan dibanding isu anak. Isu HAM diadopsi dalam tataran formal dan belum mengakar sebagai kesadaran dan peradaban. Konsolidasi gerakan politik dan agama lebih cepat dari kesiapan gerakan sosial, termasuk gerakan perempuan. Menguatnya politisasi dan supremasi agama yang diaduk dengan posisi bernegara. Politik finansing dan alokasi banyak terkonsentrasi dalam pemilu. Isu-isu Krusial yang penting dikawal Gerakan Perempuan kedepan. Mendorong media yang sejati, independen dan mendorong netizen yang selama ini kritis reaktif agar menjadi responsif dan sistemik. Peluncuran Buku. Tumbuhnya Gerakan Perempuan Indonesia Masa Orde Baru.
Narasumber :
- Kamala Chandrakirana (Peneliti, Aktivis Perempuan)
- Lies Marcus Natsir (Direktur Eksekutif Rumah Kita Bersama, Peneliti dan Penulis Perempuan)
- Misiyah (Ketua Pelaksana Harian Institut KAPAL Perempuan)
- Damairia Pakpahan (Perwakilan Protection International di Indonesia, Aktivis Perempuan)
- Kasmiati (Aktivis Perempuan NTB)
- Lini Zurlia (Queer Feminist Activist)
Moderator
Budhis Utami
Sambutan keluarga :
Yanti Muchtar
Ibnu Muchtar :
Ada 8 bersaudara. Berterima kasih, khususnya kepada teman-teman almarhum sehingga bisa terselenggara acara peluncuran buku hari ini. Dokumentasi sejarah Orba. Sebagai bentuk "Ibadah sosial". Teruskan semangat almarhum melalui Institut KAPAL Perempuan-organisasi yang didirikannya.
Sambutan Peluncuran Buku :
David
Misiyah
Berterima kasih kepada semua pihak yang membantu terlaksananya peluncuran buku ini. Almarhum Yanti Muchtar (Aktivis Solidaritas Perempuan Indonesia) meninggal 5 bulan yang lalu akibat kanker.
Keynote Speech :
DR Sujatmiko, MA (Deputi VI Menko Bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan dan Anak Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI)
Inpres 9 tentang Pengarus utamaan Jender, ada UU, Permen, Inpres, bagaimana perempuan Indonesia diberdayakan dan mengangkat harkat dan martabat perempuan. Indeks Pembangunan Manusia. 2014 68,98%. Indeks Pembangunan gender 2014 90,34%. Indeks Pemberdayaan Gender 80,6%.17-17% anggota perwakilan. Ada 8 perempuan yang menjadi anggota kabinet Jokowi. Calon legeslatif perempuan juga cenderung meningkat sejak 1999.49,7% populasi perempuan Indonesia. Ibu harus tetap belajar untuk mengembangkan diri, agar pintar sehingga meningkatkatkan derajatnya. Pembedah Buku.
Kamala Chandrakirana
Detail orba dan pergerakan aktivis.Sejarah Gerakan Perempuan masa Orba.Sejarah gerakan sosial tidak menunjukkan aspirasi perempuan. Ajakan penting untuk menjadikan pegangan tentang gerakan perempuan dari jaman ke jaman. 1950an penting ada ruang demokrasi. Pesan penting kita perlu membangun kesadaran diri sebagai gerakan sosial; sebagai gerakan kolektif. Kesadaran kritis kita terhadap gerakan kita sendiri. Perubahan transformatif, 1998 reformasi. Mempersiapkan diri reflektif politik. Apa yang kita dapat? Apa yang hilang? Ajakan berkongres lagi. Kini tiba saatnya 2018 untuk kongres perempuan.
Lies Marcus Natsir (Direktur Eksekutif Rumah Kita Bersama, Peneliti dan Penulis Perempuan).
Ada 4 kesimpulan :
1. Terjadi pergeseran apolitik menjadi politis.
2. Basis gerakan perempuan bisa mendampingi kaum buruh
3. Terjadinya koalisi gerakan perempuan yang beragam
4. Kolaboratif.
Terjadinya kesulitan karena munculnya fundamentalis. Orba sangat efektif dalam mendefinisikan seksualitas dan tubuh perempuan. Orba menggunakan militer, kini tantangannya tangan tentara Tuhan. Seolah ada 2 sistem hukum. UU Perkawinan kita gagal mencegah terjadinya perkawinan anak.
Damairia Pakpahan
Organisasi wanita, organisasi perempuan dan organisasi di antara keduanya. Tantangannya dulu Orba, kini menyebar. Kelompok garis keras harus dihadapi bersama. Dua bulan lalu di Jogja teman-teman aktivis berjilbab ditarik-tarik oleh sekelompok ormas, apalagi yang tidak berjilbab. Di pemakaman kini perempuan jarang hadir dan sulit ditemui. Bagaimana kita menjawab tantangan ini. Kelompok ini dalam 10 tahun ini menjadi ancaman dan menjadi "Taliban"
Misiyah
2005 buku ini sudah ditulis dan diperbaiki.Musuh yang sudah tidak kelihatan perlu penyadaran kembali. Diharapkan jadi bagian sejarah orba atas hak-hak perempuan. Tantangan bagaimana mengembalikan gerakan perempuan mempunyai platform. Sebagai refleksi bersama. Tanpa tersekat oleh organisasi yang beragam. Kemana dan apa hasilnya ?
Kasmiati
Adakah gerakan perempuan saat orba?1950an ada perempuan NTB ikut proklamasi Gerwani.Pentingnya perempuan menjadi bagian dari Indonesia. Jaman Orba sangat tertutup dan takut terhadap Orba, bisa ditangkap.1970an ada beberapa perempuan NTB jadi kepala Desa. Perempuan NTB dipaksa kawin paksa untuk menjaga warisan. 1980an juga ada jadi kepala desa (lurah). Muncullah LSM Perempuan di 1990an. Berkiblat ke Jakarta (dan Jawa). Kini ada kotak-kotak antara berbagai gerakan perempuan. Indeks Pembangunan Gender 90%. Harus ada indikator sukses gerakan perempuan.
Lini Zurlia
Yanti Muchtar adalah jembatan kepentingan perempuan dan LGBT. Minimnya literatur gerakan perempuan di jaman Orba. Pemberangusan gerakan perempuan di jaman Orba. Domestifikasi perempuan. Buku mengingatkan kembali adanya perjuangan nuruh perempuan yang bernama "Marsinah"Orba bisa bertahan 32 tahun, karena adanya patron klien; korporasi channel; ada adsorbtion. Yang diserap masyarakat yang diingini Orba. Gerakan perempuan muncul saat adanya buruh perempuan yang berorganisasi. Platform bersama gerakan perempuan.
Apakah gerakan perempuan dapat menjawab tantangan?
1. Mainstreaming gender yang biner. Padahal ada waria dan trans-gender.
2. The street mind. Heterosexual sebagai regim power.
Penanggap :
Julia Surjakusuma (Wartawan Jakarta Post)
Prihatin atas observasi 20 tahun ini terjadi kontradiksi/ironi di 1998 yang prakteknya tidak menghilangkan orba; karena masih ada Orba dan Golkar tidak dibubarkan. Ada 200 parpol baru yang berdiri. Tantangannya adalah koruptif. Adanya Islam Politik. Ada 3 kekuatan, anti demokrasi; pro demokrasi; kekuatan pasar. Pemerintah ada di tengah-tengahnya.Ketidak adilan terhadap perempuan masih terjadi. Pentingnya mengenal sejarah.
Slide foto - foto selama acara |
NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar