Minggu, 22 Mei 2016

Diskusi Perspektif Indonesia "Ada Apa Dengan Bandara Kita?

Diskusi 
Perspektif Indonesia
"Ada Apa Dengan Bandara Kita?



Waktu :
Sabtu, 21 Mei 2016

Tempat :
GADO-GADO BOPLO, Jl. Gereja Theresia No. 41, Menteng - Jakarta Pusat

Dalam rentang waktu tak lama, dua maskapai menurunkan penumpang luar negeri ke terminal penumpang dalam negeri. Sebelumnya, dua pesawat dari maskapai berbeda bersenggolan di landasan. Apakah sebatas ketidakbecusan manusia, atau ada soal yang lebih besar dan rumit dalam pengelolaan bandara kita?
Bersama :
  • Marsekal (Purn) Chappy Hakim (Mantan KSAU/Pengamat Masalah Penerbangan)
  • Fauzih Amro, MSi (Anggota DPR/Fraksi Hanura)
  • Amir Karamoy (Pengusaha/Konsumen Bandara)

Host :
Ichan Loulembah 


Penyelenggara :
Populi Center
Smart FM Network


Broadcasting live on SMART FM Jakarta 95.9, Manado 101.2, Makasar 101.1,  Banjarmasin 101.1, Balikpapan 97.8, Surabaya 88.9, Palembang 101.8, Medan 101.8, Pekanbaru 101.8, Jogjakarta 102.1- review di populicenter.org- Streaming radiosmartfm.com- Blackberry SmartFM via google- Android SmartFM via google playPerspektif Indonesiatajam - dalam - bermakna

SIARAN ULANG :
Minggu, 22 Mei 2016 Pukul 16.00-18.00 WIB



Ulasan Redaksi :

Marsekal (Purn) Chappy Hakim
Problem yang sangat serius kejadian Lion Air dan Air Asia yang mengantar ke kedatangan internasional ke terminal domestik.Permasalahan terjadi perubahan besar tahun 2000an; yang mempermudah mendirikan perusahaan penerbangan. Kejadian 9/11 menyebabkan banyak pesawat yang dijual di pasaran.Penambahan penumpang yang pesat 10-15 %, karena adanya pertumbuhan ekonomi. Tidak diiringi antisipasi kesiapan SDM; bengkel pesawat; handling;kesenjangan Sumber Daya Manusia, infrastruktur, management menyebabkan terjadinya delay; kecelakaan. Aviation dekat dengan kemajuan teknologi perlu disiplin yang tinggi, continuous monitoring,  perlu law enforcement. ATC 2012 sudah berdiri sendiri. Aerodrome meliputi run way dan fasilitasnya. Begitu Bandara Soekarno-Hatta selesai, Bandara Kemayoran dibongkar. Aerodrom punya strategic value. Changi menyiapkan jalan raya sebagai pendaratan darurat. Untuk membangun aerodrome butuh 2 tahun untuk menentukan arah angin dan untuk arah run way pesawat.
Tidak boleh hanya fokus pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penumpang belaka; perlu pemikiran yang komprehensif. Kemenhub sudah menjalankan fungsinya sebagai close monitoring. Kita cenderung tidak mau membaca manual. Leadershp dan mgt akar masalahnya. Operational dan service manual. Air Traffic jumlahnya tidak sesuai dengan kemampuannya mengatur.
Soetta contohnya dibangun untuk 22 juta penumpang di 2013 jumlah penumpang sudah 60 juta orang. Kembali ke rule of the game. Keadaan kini adalah dampak dari keputusan 10-15 tahun yang lalu. Sejak 2007 masuk kategori 2 yang not compliance to international aviation. Mengacu ke Civil Aviation Association.1980an kita pernah menjadi contoh penerbangan yang baik di Asia Tenggara (Curug). Pertambahan penumpang harusnya sudah diantisipasi. Kini setiap Bupati menginginkan ada Bandara internasional di daerahnya.
Airspace is our future.
1. Fenomena tidakan pemerintah sebagai pemegang otoritas.
2. Air Traffic Flow Management System kita sangat rawan, belum memenuhi standar.
3.  Bagaimana command and control di Bandara. Speed, power and accuracy. Unity in command.


Fauzih Amro, MSi
Merasa prihatin atas kejadian di Bandara Soetta; kuncinya adalah keselamatan dan keamanan dan kualitas penerbangan. Operator Bandara ini macam-macam berkoordinasinya Pemerintah/kementerian Perhubungan, regulator dengan perusahaan penerbangan. Lion Air Pilotnya mogok, management-nya amburadul. Ada 220 Bandara di Indonesia. Persoalannya di pelayanan. Perlu punishment yang tegas kepada yang melakukan kesalahan untuk menimbulkan efek jera. Pagar Bandara; Air Traffic Control, Run way, otoritas Bandara, kedisiplinan.
Sanksi Kemenhub berupa pembekuan ground handling 5 hari; membekukan penerbangan domestik; tidak memberikan rute penerbangan baru. Bagaimana kita menyiapkan infrastruktur untuk keselamatan dan keamanan penerbangan untuk antisipasi menyambut Idul Fitri.

Amir Karamoy
Khawatir kejadian itu mencerminan lemahnya budaya kerja dan birokrasi kita; organisasi dan management. Adanya attitude jelek (kesombongan), penumpang tidak dianggap penting. Tidak ada budaya kerja yang menganggap konsumen adalah penting. Posisi tawar customer sangat rendah. Tingkat pendidikan kita memang rendah. Usul mendirikan lembaga/yayasan konsumen penerbangan. Kalau mau ada penerbangan ke USA harus diaudit FAA.
Kita belum siap soal keamanan; regulasi; masalahnya di law enforcement. Ada sesuatu yang salah di negara kita khususnya budaya kerja. Perlu introspeksi. Hilangkan potong kompas. Mari lihat kedalam. Pembentukan sistem penting yang dibarengi law enforcement yang ketat. Tidak boleh pandang bulu harus tegas. Optimis kita bangsa besar, harus berani melakukan terobosan dengan pemikiran komprehensif.

Slide foto - foto selama acara


NOMagz.com

Tidak ada komentar: