Jumat, 13 Mei 2016

Diskusi Publik Syndicate Update "Pertaruhan GOLKAR : Budaya Politik Lama vs Transformasi Partai”

Diskusi Publik
Syndicate Update
"Pertaruhan GOLKAR :
Budaya Politik Lama 
vs Transformasi Partai”



Waktu :
JUMAT, 13 Mei 2016

Tempat :
Kantor PARA Syndicate,
Jl. Wijaya Timur III No. 2A, Kebayoran Baru, Jakarta 12170

Bersama :
  1. Ir. Sarwono Kusumaatmadja (Sekjen DPP Golkar 1983-1988)
  2. Dr. J. Kristiadi (Peneliti Senior CSIS)
  3. FS Swantoro (Peneliti Senior PARA Syndicate)
  4. Y. Ari Nurcahyo (Direktur Eksekutif PARA Syndicate/Moderator)


Munaslub Partai Golkar pada Mei ini menjadi pertaruhan masa depan partai, yang diharapkan tidak hanya menjadi ajang rekonsiliasi dua kubu yang bertikai, dan diharapkan pula menjadi momen transformatif menuju perubahan besar di tubuh Partai Golkar. Ada delapan nama calon ketua umum, kandidat yang akan memimpin Partai Golkar dalam peralihan generasi tua kepada generasi muda. Seperti apa Munaslub ini mampu menyelesaikan konflik di internal Partai Golkar dan menjawab pertaruhan citra partai? Bagaimana Partai Golkar bisa melepaskan dari bayangan budaya politik lama yang kuat mengakar  ? Apakah Partai Golkar menyiapkan diri untuk bertransformasi menjadi partai yang modern dan handal ?


Ulasan Redaksi :

FS Swantoro
Perolehan suara dan kursi hasil pemilu 1999, 2004, 2009, 2014. Golkar vs PDIP ibarat Real Madrid vs Barcelona. Posisi 2 : 2. Golkar & Pilpres setelah Reformasi.1999, 2004, 2009, 2014.Fahmi Idris, Marzuki Darusman dipecat. Terjadi konflik internal Golkar yang semakin membesar.Munaslub & peran strategisnya. Menyembuhkan luka lama. Merajut persaudaraan. Membangun soliditas internal yang solid.
Peluang melahirkan pemimpin baru. Ada 8 caketum di Munaslub Golkar.Kelompok A. Setya Novanto,  Ade Komaruddin. Kelompok B Erlangga Hartarto. Priyo Budi Santoso.Kelompok C. Aziz Syamsuddin, Indra Bambang Utoyo, Syahrul Yasin Limpo. Isu Jokowi mendukung Setya Novanto, meski dibantah  Pramono Anung. Isu pragmatisme politik jelang Munaslub.
Dampak dari indikasi menguatnya pragmatisme politik & transaksional di tubuh Golkar. Semakin lunturnya visi kekaryaan yang selama ini menjadi karakteristik Golkar. Banyaknya politisi yang hidup dari partai tapi tidak mau menghidupi partai. Prospek Golkar. Masih ada dukungan kuat dari konstituennya. Adanya keinginan terselenggaranya Munaslub yang berkualitas. Munaslub punya peran strategis.

Ir. Sarwono Kusumaatmadja 
Golkar disiapkan untuk bisa bersaing dalam multi partai (1984). Tidak jaman lagi PNS dan tentara berpolitik. M Yusuf "ABRI berdiri di semua golongan dan partai" sementara Sudomo "ABRI mendukung Golkar". Demokrasi internal dan kaderisasi Golkar. Pemenang pemilu adalah kalau raihan suaranya minimal 50%. Kalau kurang dari 50% disebut peraih suara terbanyak. Ironinya Golkar yang melahirkan banyak politisi ulung kini kehilangan ruh politiknya; demi kepentingan pribadi. Terjadi juga di PKS. Jadi gejala umum di parpol Indonesia. Golkar pecah dimungkinkan oleh sistem karena kapan saja bisa siapa saja bisa mendirikan parpol. Ada ormas Nasdem dan Partai Nasdem. Di Ormas Nasdem terdiri dari berbagai anggota parpol yang berbeda.
Politik yang benar itu win win. Politik uang menghasilkan win lost. Nasdem cerdas menyilahkan Ahok maju sebagai calon independen. Parpol yang melakukan money politic berati menghancurkan dirinya sendiri. Dedikasi Akbar Tandjung di Golkar luar biasa. Gara-gara politik uang Akbar Tandjung gagal menjadi ketua Golkar. Bila di Munaslub Bali ada politik uang akan ada orang Golkar pindah partai. Golkar bisa survive jika bisa surprise, bila tidak Golkar akan semakin surut.

Dr. J. Kristiadi
Partai dulu itu ada ruhnya. Meski di dalamnya ada perlawanan-perlawanan. Misalnya perdebatan kenaikan tarif listrik. Debat dengan Subroto (Menteri Pertambangan). Pernah mewakili Golkar dari Dapil Timor Timur. Kini Golkar kehilangan ruhnya. Tidak ada ideologi tapi money talks. Ketika uang bicara Tuhanpun lari. Bagaimana Golkar bisa selamat ? Institusi bisa bertahan jika bersifat inklusif. Kalau tidak bersifat ekstraktif yang menguntungkan pendirinya saja. Konstraktif-destruktif yang dialami Golkar. Negara gagal atau berhasil ditentukan oleh institusinya apakah bersifat inklusif atau ekstraktif. Contohnya Korea Selatan makmur sedang Korea Utara belum makmur. Partai tidak akan selamat kalau andalkan partainya sendiri. Merubah kenikmatan itu menjadi kenikmatan bersama-sama. Masyarakatlah yang juga harus mendorong parpol untuk melakukan pembaharuan.
Munas Golkar 2014 "melanggar aturan" karena ada money politic. Munaslub diduga tidak akan ada surprise karena motifnya ikut dalam pemerintahan. Negara memberikan subsidi kepada partai untuk menghilangkan money talks. Misalnya 0,5% dari APBN. Episentrum sumber daya politisi adalah partai; jadi perlu membedah persoalan partai. Parpol yang mamajukan hal kesucian akan kalah, karena berpolitik adalah bersiasat.

Y. Ari Nurcahyo 
David Rif "Golkar Sejarah Yang Hilang"Menulis sejarah partai.
Slide foto - foto selama acara


Slide foto - foto selama acara 2


NOMagz.com

 

Tidak ada komentar: