Jumat, 19 Februari 2016

Seminar dan Diskusi Publik "Membedah Pola Gerakan Radikal di Indonesia"

Seminar dan Diskusi Publik
"Membedah Pola
Gerakan Radikal di Indonesia"



Hari/Tanggal :
Kamis, 18 Pebruari 2016

Tempat :
Media Center LIPI, Sasana Widya Sarwono, 
Jl. Gatot Subroto Kav. 10. Jakarta. 

Sebagai informasi, seminar ini akan menghadirkan narasumber peneliti LIPI, serta mantan pelaku terorisme, yang akan mengupas lebih dalam pola-pola perekrutan kelompok radikal di Indonesia. 


Ulasan Redaksi :

Ali Fauzi Manzi (Adik Ali Imron dan Amrozi) 
"Pola Perekrutan Gerakan Radikal" 
Jejak teror di Indonesia. Detonating God ditemukan pada bom RDX. Dibeli dari perbatasan Indonesia-Filipina. Membuka tabir sejarah teror. Proses radikalisasi berlangsung lama ada proses; dengan video kekerasan Israel terhadap Palestina, kekejaman Uni Sovyet terhadap Afghanistan. Tidak setuju bom diledakkan di publik, tempat ibadah, hotel. Bom hanya boleh diledakkan di medan perang. 
Dialog dengan staf Kemenag. Bisa menghargai perbedaan. Nasehat Ali Imron untuk insaf. Ali Imron pahlawannya untuk insaf. Kalau ekstremisme dan radikalisme dianggap virus harus dicarikan obat yang tepat. Selama ini belum tepat. Orang bergabung ke teroris karena perkawanan. Epicentrum radikalisme di Indonesia ada di Lapas. Napi teror harus dipisah. Kalau mau contoh di Malaysia. Napi teroris dipisahkan. 

Anas Saidi 
"Penyebaran Gerakan Radikal Melalui Organisasi Mahasiswa" 
Faktor radikalisme tidak melulu ideologi, tapi juga ketidakadilan. Soft radikalisme Indonesia berupa ketegangan ideologi di kalangan mahasiswa. Negara harus ikut campur agar radikalisme Islam di Perguruan Tinggi jadi terbuka. Bahaya kekerasan ideologi. Misal perlakuan terhadap kaum Syiah dan Ahmadiah di Indonesia. Mengapa perbedaan ideologi agama menjadi begitu keras ? Hilarry Clinton menyebut kalau mau melihat demokrasi beriring Islam lihatlah Indonesia. Memutlakkan tafsir penyebab keretakan di Islam (Syiah vs Suni). 

Endang Turmudi
"Gerakan Radikal Di Indonesia Dalam Perspektif Sosial Budaya" 
Di Suriah mayoritas Suni, tapi pemerintahnya Syiah Alawi. Begitu juga terjadi di Irak. Al Bagdadi doktor yang awalnya tidak menunjukkan radikalisme. Pendudukan USA di Irak menyebabkan Al Bagdadi bangkit. Apalagi ia sempat dipenjara. Al Bagdadi merupakan personifikasi Kafilah Islam. Seluruh kampus di Indonesia telah dimasuki NII. Radikalisme sudah endemik, harus ditangani secara serius. Harus ada delegetimasi. M Hamdan Basyar "Jurnalisme Damai Sebagai Upaya Membendung Terorisme dan Radikalisasi Lewat Media" Pendidikan dan diskusi adalah cara deradikalisasi. Memberitakan hal-hal yang lebih damai.

Slide foto-foto selama acara



Slide Ali Fauzi Manzi :

klik gambar untuk memperbesar


















Slide M Hamdan Basyar :

klik gambar untuk memperbesar










www.NOMagz.com

Tidak ada komentar: