Minggu, 08 November 2015

Diskusi YSNB "Sejarah Peradaban dan Pancasila"

Diskusi YSNB
"Sejarah Peradaban 
dan Pancasila"

Waktu : 
Hari Sabtu, 07 November 2015 

Tempat :
Merak Room, Jakarta Convetion Center (JCC)
Jl. Gatot Subroto, Jakarta, 10270 

Pembicara : 
  • Dr. Riwanto Tirtosudarmo
  • Prof. Dr. Ki Sri Edi Swasono

Moderator : 
Ahmad Rizali 

Penyelenggara : 
Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (Iman Sunario, Ketua Pengurus YSN)


ULASAN : 

Diskusi ini merupakan Seri Keempat dari Diskusi Panel Serial “Membangun Budaya Bangsa dan Nilai Keindonesiaan Demi Masa Depan Bangsa”, yang berlangsung dari bulan Agustus 2015 s/d Desember 2016. 
  
Menurut Edi Swasono,ada tiga nilai yang menjadi gestaltung (bahasa Jawanya, guoyo) orang Indonesia yaitu kebersamaaan; kekeluargaan dan keinginan bersatu. Bung Hatta pada 1931 mengatakan tidak akan ada persatuan tanpa kemerdekaan. Soekarno pada 1 Juni 1945 menyebutkan Pancasila sebagai common denominator. 
Jadi Pancasila adalah unsur keberadaan Indonesia. Beliau tidak setuju penghapusan ujian nasional. Paling tidak ilmu bumi, sejarah dan bahasa Indonesia harus diujikan. Mata kuliah ekonomi regional menurutnya kurang tepat harusnya diganti dengan ekonomi kepulauan. Mencerdaskan kehidupan tidak sama dengan sekedar mencerdaskan otak. 
Selain Tri-Darma Perguruan tinggi harus ditambahkan bahwa universitas merupakan pusat kebudayaan. Perguruan tinggi mengalami penyakit acdemic poverty dan academic hegemoni. 
Proklamasi kemerdekaan bermakna politis, ideologis dan budaya. Yang terpenting adalah proklamasi budaya yang merubah mindset dari mental terjajah menjadi merdeka. Program Trisakti Jokowi tidak dapat terlaksana selama kita menganut sistem ekonomi neo-liberal. Istilah yang benar societal welfare bukan welfare society.  

Slide foto-foto selama acara


Slide Prof_ Dr_ Ki Sri Edi Swasono :

klik gambar untuk memperbesar






www.NOMagz.com

Tidak ada komentar: