Minggu, 29 November 2015

Diskusi Perspektif Indonesia "Mengapa Timpang Data Pertanian ?"

Diskusi
Perspektif Indonesia
"Mengapa Timpang
Data Pertanian?"

Waktu :
Sabtu, 28 Nopember 2015

Tempat :
GADO-GADO BOPLO, jl. Gereja Theresia No. 41, Menteng - Jakarta Pusat.

Bersama :
  • Prof. Dr. Bustanul Arifin (Ahli Ekonomi Pertanian)
  • Nur Iswan (Pelaku Usaha Pangan & pertanian)
  • Medrial Alamsyah (Pengamat Birokrasi & Pemerintahan)
  • Ichan Loulembah (Host)

Penyelenggara :
  • Populi Center
  • Smart FM Network

- Broadcasting live on SMART FM Jakarta 95.9, Manado 101.2, Makasar 101.1, Banjarmasin 101.1, Balikpapan 97.8, Surabaya 88.9, Palembang 101.8, Medan 101.8 - Streaming radiosmartfm.com - Blackberry: SmartFM via google - Android: SmartFM via google play

Perspektif Indonesia tajam - dalam - bermakna



ULASAN :

Perihal data yang tidak solid memang bukan hal baru di negeri ini. Namun, data yang menggelembung terkait pangan dan pertanian sudah semestinya membutuhkan perhatian. Tidak kurang Wapres sudah mengingatkan. Mengapa soal ini terjadi? 

Prof. Dr. Bustanul Arifin
Siapa yang harus bertanggung jawab ? Yang mempublikasikan yaitu BPS. BPS mempublikasi 4x/setahun. BPS bertanggung jawab 25%, sedang Dinas/Kementerian 75% kebenaran data. Ada UU data pasar; khusus; makro. Sensus Ekonomi, Sensus Penduduk. Menghitung produktivitas dengan sampling. Separuh dilakukan dinas. Dikali luas lahan. Luas panen vs luas baku. Luas lahan pertanian pakai satelit 8,5 juta ha. Tapi Dinas (kementerian Pertanian) menyebut luas lahan 14 juta HA. Harusnya surplus 12,5 juta ton padi. 
Teknologi Ilmu Kebumian ITB bisa menghitung secara akurat. Ada fenomena low hanging fruit. Kalau bisa tidak perlu kerja keras. Juga sikap pragmatisme. Harusnya mengubah perilaku petani. Anggaran pertanian 2015 RP 32 T naik 200%. Mentan ditarget presiden dalam 3 tahun swa sembada beras, Jagung, kedelai. Sehingga mengajukan tambahan anggran untuk memperbaiki jaringan irigasi tersier. Disebut dengan istilah Upsus (Upaya Khusus). 
Kita tidak punya litbang. Brasil punya Litbang yang dikepalai presidennya. Brasil bisa menjadi sentra produksi kedelai dunia. Mentropiskan kedelai. Tidak sampai 10 tahun sudah ada hasilnya. Tidak sampai 30 tahun kedelai Brasil menyaingi kedelai USA. Politisi kita jarang mau berpikir jangka panjang seperti politisi Brasil. 
BPS harus merekrut banyak orang. Luas lahan diragukan akurasinya. Harus objektif. Data adalah hasil berpikir ilmiah. Kalau cara kita mendiagnosa salah, kita tidak akan menganggap data itu penting. Ini berarti matinya peradaban. Masyarakat ikut peduli. Masyarakat harus memberikan data akurat. Untuk sektor tambang petugas BPS tidk dilayani dengan baik. Hanya ditemui satpam. 
Forum masyarakat statistik. Data adalah simpul awal kebijakan. Januari 2016 akan lebih terasa, harga akan naik. April 2016 mulai kering lagi cuacanya. Minta BPS menambah karyawan kalau memang perlu untuk mensensus 26 juta petani. Sebagian besar penggilingan padi kita (99%) adalah skala kecil yang rendemennya 55-56%. 
Kita kalah dengan Thailand yang penggilingan skala besarnya sudah 30%. Cara kita panen/memetik kopi saja kalah kualitasnya dibanding negara produsen kopi lain. Sehingga kualitas kopi kita juga kalah. Harusnya pemerintah ada program pendidikan kepada petani. Setidaknya di 1 desa ada 1 penyuluh pertanian. Sekarang jumlah penyuluh masih kurang. 


Medrial Alamsyah
Ekonom pakai ceteris paribus. Marketing menggantungkan kepercayaan konsumen. Data antar unit saja bisa berbeda karena dibuat dengan kepentingan. Pengeluaran per bulan Rp 150.000 - RP 300.000 batas angka kemiskinan. Soal integritas bukan kepintaran. Struktur birokrasi terlalu banyak. Transisi dari metode lama ke BIG (Badan Informasi Geo-spacial). Tidak ada keseriusan. Tidak ada kebijakan. Soal ketakutan menteri dipecat manusiawi. Kebijakan seorang menteri berimplikasi terhadap jutaan rakyat. Menyebut surplus jagung, tidak perlu impor, tetapi kenyataannya jagung langka. Hampir semua pejabat bermasalah dengan data. Data salah karena ada oknum menikmati keuntungan. Performance budgeting tidak dilaksanakan dengan baik. 
Harus ada restrukturisasi di pemerintah. Harus ada figur yang kuat dan detil untuk mengelola data. Misal Jusuf Kalla ( Wapres). Badan Informasi Geo-spasial dimanfaatkan. Masalahnya konsolidasi. Harus ada kebijakan khusus. Single map policy. Di lapangan banyak masalah yang harus diperbaiki. Contoh penyimpan data yang baik USA. Data penduduknya baik. Ada penggabungan data. Bappenas tidak punya tupoksi adanya di Dirjen masing-masing Kementerian. 

Nur Iswan
Kita harus selalu optimis. Harus survive. Ada data pembanding. Data produksi, data konsumsi yang berasal dari pusat bisnis. Bila perlu riset sendiri. Akurasi penting dengan margin error kecil. 1967 the Economist meliput Brazil Agriculture. The Battle to Food Sources Change. Ada ancaman jutaan manusia kelaparan. 5 tahun kemudian Club of Rome melakukan studi bahwa pada abad 21 dunia akan kolap. 
Brasil melakukan langkah pertanian revolusioner. Hasilnya dalam 40 tahun Brasil menjadi salah satu negara produsen pangan besar. Misal kedelai dan jagung. Kesuksesan Brasil harus ditularkan ke negara-negara di Afrika dan di Asia. Supaya tidak ada konversi lahan pertanian. 
Key success 
1. Agriculture based; 
2. Capital Incentive Life Fund. Seorang petani brasil dengan lima karyawan mempunyai 3000 sapi; 
3.Brasil tidak menggantungkan subsidi; 
4. Farm Technique (modernisasi dan mekanisasi pertanian). 
Indonesia 1 HA sawah menghasilkan 5 ton padi. Sedang kedelai 1 ha 1.2 ton. Produktivitas kedelai Brasil dan Argentina 3 ton/ha. Kebutuhan kedelai. Indonesia 2,2 juta ton. Produksi 1,2 juta ton. Berpikir efisiensi. Tinggal optimalisasi struktur yang ada. Celakanya semuanya terjebak menghargai berlebihan terhadap orang yang seharusnya tidak dihargai berlebihan. 
Penghargaan terhadap petani dan peternak masih belum memadai. Jumlah petani dan peternak kita setiap tahun menurun. Kalau kultur bisnis pertanian dibikin bagus. Kunci pertanian adalah sustainability of the stock (di produksi). Jumlah penduduk Indonesia terus bertambah produktivitas pertanian belum meningkat drastis. Bunga komersial tidak bisa diterapkan pada peternak sapi. Karena butuh waktu lama untuk investasi di peternakan sapi. Penguatan infrastruktur, storage, transportasi.

Slide foto-foto selama acara

www.NOMagz.com

Tidak ada komentar: