Rabu, 18 November 2015

CORE Economic Outlook "Indonesia 2016 : Paving the Way for Greater Opportunities"

CORE Economic Outlook
"Indonesia 2016 :
Paving the Way
for Greater Opportunities"



Waktu : 
Rabu, 18 Nopember 2015 

Tempat : 
Ballroom Hotel JS Luwansa,
Jl. HR Rasuna Said Kav. 22, Kuningan. Jakarta

Keynote speech :
Rizal Ramli (Menko Maritim dan Sumber Daya)

Pembicara :
  •  DR. Hendri Saparini (Direktur Eksekutif CORE Indonesia)
  •  DR. Mohammad Faisal (Direktur Riset CORE Indonesia)
  • P.K. Basu ( Head of ASEAN Economist & Malaysia Research Macquarie Group)


ULASAN :

Dalam Keynote speechnya, Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli menjelaskan ada 4 defisit yang dialami Indonesia 1. Defisit Perdagangan, 2. Defisit curren account, 3. Defisit Neraca pembayaran, 4. Defisit APBN. 
Kabinet yang dibentuk hanya 2-3 orang menteri yang benar-benar pilihan Jokowi, yang lain oleh Koalisi Indonesia Hebat. Bulan Agustus reshuffle pertama. Dan menurutnya akan ada reshuffle kedua menjelang akhir tahun. 
Januari 2016 anggaran sudah bisa digunakan. Paket Ekonomi ada yang jangka pendek dan jangka panjang. Perlunya mempercepat perijinan. Tidak perlu AMDAL karena sudah di kawasan industri. Ekspor-impor ada lebih 120 aturan. Birokratisasi yang menghambat dihapus.  Menurut Rizal, perlu ada revaluasi asset BUMN. "Contoh PLN 15 tahun yang lalu dari hampir bangkrut; kini jadi sehat. Dan asset PLN bertambah jadi ± RP 200T. Inovasi wealth evaluation, jelasnya. 
Ada kebijakan pajak. Untuk ekspansi dan diversifikasi BUMN. 2016 pertumbuhan ekonomi akan 6%. Memperkuat struktur permodalan. Perusahaan besar banyak yang sudah memanfaatkan insentif pajak; yang menengah dan kecil belum. Memperdalam pasar modal. Kebablasan penerbitan Bond Negara (dalam RP) yang banyak dimiliki asing. Ubah bond funding jangka pendek ke jangka panjang; contoh dengan investor Tiongkok. Meningkatkan pariwisata karena biaya per job nya murah. 
Turis ke Indonesia kurang dari 7 juta orang. Malaysia mendapat kunjungan turis asing 20 juta. Pariwisata Indonesia akan menjadi earner nomor 1. Sektor pariwisata menyerap 3 juta orang, yang tidak langsung 6 juta. Akan membebaskan visa ke 30 negara lagi. Jadi total bebas visa 70 negara. 
Negara terlibat perdagangan narkoba dan yang terlibat terorisme dilarang masuk ke Indonesia. 15 tahun yang lalu memberi ijin 6 perusahaan penerbangan baru sehingga persaingan sehat, biaya penerbangan turun 60%. Pemilik Adam Air pengusaha sepeda motor, akibat sembarangan memberi ijin, akibatnya kecelakaan Adam Air dengan penumpang lebih dari 200 orang. Security yang efisien (dalam 3 jam) untuk meningkatkan kunjungan turis. 10 wisata baru Danau Toba, akan membangun jalan tol Medan-Danau Toba, perbaiki lingkungan. Harus ada history. 
Bukan hanya keindahan. Sudah ada 7 investor yang tertarik. Pengelolaan dengan kompetisi. Kepulauan Seribu. Jumlah orang asing ke Jakarta nomor 2. Jaringan air bersih. Pelabuhan udara diperpanjang, bangun marina, Menanam 1 juta turumbu karang 2016 dibantu marinir. Rumahnya ikan. Gunung Bromo. 
Ada 5 view yaitu hutan, pemandangan alam, pedesaan, batu-batu, gurun pasir. Borobudur mau dijadikan sebagai wisata religi Budha yang umatnya 1 miliar. Pembenahan airport Jogja ke Kulon Progo. Raja Ampat. Ada kaitan penduduk setempat dengan pariwisata. Sehingga ikut menikmati dan sejahtera. Menulis ulang pemanfaatan sumber daya alam. Kalau Freeport Indonesia tidak mau memperpanjang kontrak, Indonesia dapat durian runtuh. Karena cadangan emas 16 juta kg. Tembaga 2,5 miliar kg. 


Sementara DR. Hendri Saparini dari Direktur Eksekutif CORE Indonesia, menjelaskan Opportunity harus diciptakan pemerintah 2016 pertumbuhan ekonomi 5,4% Konsumsi rumah tangga, investasi. Inflasi 4-5%. APBN, kebijakan fiskal dan moneter. Realisasi belanja APBN 2016 diprediksi lebih baik. Kebijakan fiskal dan sektor riil. 
Menjaga pertumbuhan konsumsi swasta kebijakan yang menjaga daya beli menjadi penentu. Daya beli petani perkebunan menurun. Investasi 2016 : mesin pertumbuhan setelah konsumsi. Implementasi paket kebijakan ekonomi diharapkan dapat mendorong investasi domestik. Pelonggaran kebijakan Moneter. Diharapkan ada pelonggaran. Inflasi rendah dan peluang penurunan BI rate. Sinyal kebijakan akomodatif BI untuk mendorong konsumsi dan investri domestik. 

Pembicara lain, DR. Mohammad Faisal, Direktur Riset CORE Indonesia berpendapat bahwa Outlook sektoral. Komoditas dan industri kelapa sawit, pariwisata, infrastruktur, industri manufaktur padat karya (makanan & minuman, tekstil & produk tekstil, industri alas kaki).  

Slide foto-foto selama acara

www.NOMagz.com

Tidak ada komentar: