Rabu, 02 Desember 2015

INDONESIA ECONOMIC OUTLOOK 2016

Diskusi
"INDONESIA ECONOMIC
OUTLOOK 2016


Waktu :
Selasa, 1 Desember 2015.

Tempat :
Flores Ballroom, Hotel Borobudur. Jl. Lapangan Banteng Selatan. No. 59. Jakarta.

Keynote Speaker :
Jusuf Kalla 

Pembicara :
  • Darmin Nasution (Menko Perekonomian Indonesia)
  • Agus D.W. Martowardojo (Gubernur BI)
  • Hariyadi B. Sukamdani (Ketua Umum APINDO)
  • M. Basuki Hadimuljono (Menteri PUPR)
  • Franky Sibarani (Ketua BKPM)
  • Dwi Sucipto (Dirut Pertamina)
  • Anggito Abimanyu (Pengamat Ekonomi)

Moderator :
Suryopratomo

Laporan :
Saut Hutabarat (Media Indonesia) 
Keputusan Yuan-Tiongkok masuk menjadi mata uang IMF. Kontribusinya 10,6%. 16 Desember The Fed akan bersidang. 
  

ULASAN :

Jusuf Kalla. 
Perekonomian dunia tidak bisa dipisahkan. Ekonomi Tiongkok turun ekspor kita menurun. Faktor luar negeri besar sekali pengaruhnya. Impor menurun, itu masalah sekaligus tantangan. Jkw berkata kini jaman kompetisi: lebih baik, lebih murah, lebih cepat. Faktor fiskal, moneter, biaya tenaga kerja, biaya distribusi, birokrasi, Opportunity adalah pasar, penduduk Indonesia terbesar nomor 4 di dunia. Posisi Indonesia di tengah, di bawah Filipina dan Malaysia. Not so bad but not so good. 
Teknologi merubah dunia. Peranan pemerintah harus kuat. Kebijakan pemerintah harus dapat mengatasi masalah. Lapangan kerja dan produktivitas. Kita mengimpor. Contoh beras, jagung, kedelai, daging sapi, makanan, dll. Tiongkok mengekspor dan mengimpor energi. Persaingan jatuhnya di logistik dan infrstruktur, menyediakan lapangan kerja. Penerimaan pajak masih kurang. Yg bisa dilakukan pengurangan anggaran pembangunan. Mengencangkan ikat pinggang untuk penghematan.  
Bagi kita meningkatkan pertanian dan manufacturing dan sektor jasa. 
1. Memperbaiki sistem: keuangan, fiskal, birokrasi, logistik. Birokrasi Indonesia panjang karena kebanyakan karyawan. 
2. Ketakutan merajarela di kalangan pejabat karena mengambil kebijakan. Takut dianggap korupsi. Sehingga takut mengambil keputusan/kebijakan. Minta payung hukum. Untuk mempercepat program. Perbaiki birokrasi lebih cepat, lebih murah, lebh baik. 

Soal energi. Di Sumut karena enerji mahal terjadi PHK. Perbedaan tingkat bunga menyebabkan daya saing menurun. Jepang suku bunga bank hanya 1%. Mengusahakan setiap ekspor diikuti pemasukan devisa ke Indonesia. Lebih baik ekspor menurun tapi ada devisa masuk. Uang RP belanjakan di dalam negeri. Dalam krisis perbankan 1998, 2008. Dalam keadaan sulit jpg dan Tiongkok menawarkan KA Cepat ke Indonesia.  
Indonesia mempunyai daya tarik bagi investor asing. Kita cenderung boros. Misal Petral. Perbaiki kilang-kilang Pertamina. Perlu dukungan semua pihak. Bongkar kasus Freeport. Jepang, Tiongkok, Korsel, Taiwan, saling bersaing. 

Darmin Nasution
Persoalan dasar ekonomi 2015. Ekonomi Tiongkok yang tadinya jadi andalan menurun. Kita mengidap permasalahan. Sebagian besar penerimaan pajak dari korporasi (90%). Di negara maju pajak dari perorangan (90%). Kalau ada perlambatan ekonomi penerimaan pajak kita juga menurun. Mengandalkan pengeluaran pemerintah. Paket deregulasi . Ekspor berkembang. Ekspor perhiasan (termasuk batu akik) pertumbuhan terbesar. Penyederhanaan. Psikologis dan kepercayaan. Ada harapan. 
Deregulasi untuk penyederhanaan. Infrastruktur Indonesia antara lain: Kawasan Ekonomi Khusus misalnya. Masih banyak yang harus dilakukan. Perlu paket ekonomi berikutnya. Terlaksananya paket deregulasi harus selesai dulu peraturannya. Apa revolusi mental secara operasional. Baginya masalah pelayanan dan perijinan. Setiap instansi jangan mengubah syarat menjadi ijin. 
Intinya substansi transformasi struktural. Ekonomi kita harus tumbuh 7%/tahun untuk dapat menyerap 2 juta tenaga kerja baru. Kalau tidak terserap akan masuk ke sektor informal. Bisa intrasektor dan antarsektor. Banyak tanah rakyat belum bersertifikat. 2016 pemerintah lebih siap. Sudah melewati masa pertumbuhan ekonomi yang buruk dan membalikkan pertumbuhan ekon yang lbh baik. Optimisme jauh lbh baik. 

Agus D.W. Martowardojo
Indonesia memiliki potensi yang baik di 2016. 2015 pemerintah punya komitmen memperbaiki struktur anggaran, BKPM PTSP. Kita bisa menjaga stabilitas sistem keuangan untuk stabilitas makro ekonomi untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, bonus demografi, dinamika demokrasi yang lebih baik. Kebijakan moneter mengarah untuk inflasi yang rendah. 
Pertumbuhan kredit. Pendalaman pasar keuangan, agar pembangunan tidak hanya bergantung perbankan; tapi bisa dari bursa saham dan obligasi, dan sebagainya. Penciptaan sumber-sumber pembiayaan baru selain perbankan. Suku bunga tinggi ? Sudah ada perbaikan. Inflasi 2015 akan dibawah 4%. Defisit transaksi berjalan 18M USD. Ekonomi dunia: 
1. Kondisi Tiongkok, 
2. Harga komoditi mentah yang turun dalam 3 tahun terakhir. 
Tahun 2016 akan turun lagi. Normalisasi suku bunga di USA yang akan dinaikkan menjadi 1.125% USD menguat akan berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia. USD akan kembali ke USA. Indonesia ekonomi terbuka Melanjutkan reformasi struktural dan melanjutkan deregulasi dengan paket ekonomi untuk menangkal spekulasi. BI hadir di pasar untuk menstabilkan nilai tukar RP. Transaksi berjalan sehat. Kurs mencerminkan pasar. Jan-Ags depresiasi RP 19%, kini 10%. 
Ekonomi yang stabil akan menjadi landasan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,2-5,6%, inflasi 4%+/- 1%. Pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Meningkatkan produktivitas dan melibatkan semua pihak. Kebijakan berkesinambungan, konsisten, bersinergi. Perbaiki manajemen enerji, pangan, infrastruktur, pendalaman sektor keuangan.

M. Basuki Hadimuljono
Yang dilakukan pemerintah memelihara dan meningkatkan daya beli. Meningkatkan investasi. Direct public investment. Menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai misal pembangunan 16 waduk. 13 waduk sudah mulai 2015. Tol Cipali. Tol Semarang-Batang. Awal 2016 jembatan terpanjang di Kalteng selesai. 1060 km tambahan panjang tol dalam 5 tahun mendatang. Trans Papua untuk menurunkan kemahalan harga barang. Merauke ke Wamena. Jalan perbatasan dan pintu perbatasan. Januari 2016 ada 2300 paket pekerjaan sudah dilelang. 
Pertumbuhan sektor konstruksi 6-7% . RP 104T anggarannya di 2016. Padat karya. Utamakan pihak swasta. 

Franky Sibarani
Tahun 2015 target investasi baru RP 520 T tercapai RP 540T. 2016 target 590T. Produk BKPM. Pertumbuhan industri manufaktur 2015 tumbuh 44% jadi 54% di 2016. PTST (Pelayanan Terpadu Satu Pintu), ijin 3 jam. Ijin prinsip, pendirian Perseroan Terbatas, NPWP. Desember 2015 upgrade pelayanan menjadi 8 produk. Tambahan produk regulasiinvesi sampai September 2014 naik 34%. 2017 tidak perlu impor body mobil. Stabilitas politik dan ekonomi. 
Pemerintah mendorong industri padat karya yang bisa menyerap 2 juta tenaga kerja baru. 36% investasi global masuk ASEAN, ke Indonesia 29 %. Bagi mewujudkan ijin investasi pararel ijin pembangunan. Bagaimana melakukan marketing investasi di indonesia kepada investor luar negeri. 

Dwi Sutjipto
Pelajaran yang diperoleh UU Migas. Lifting produk minyak dan gas menurun. Sering tidak percaya kepada Pertamina (blok Mahakam). Peran pertamina dalampenyediaan BBM 24%. Paradigma membangun kilang tidak ekonomis, akibatnya 50% BBM kita impor. Singapura aktif membangun kilang. Lifting minyak mentah kita 1.2 juta barel, kapasitas kilang 800 ribu barel. Ketahanan enerji 2016 akan membaik. Membangun kemandirian energi. Berinvestasi 3-4 M USD /tahun. 

Hariyadi B. Sukamdani
Optimis di 2016. Ekonomi membaik dengan adanya Paket Ekonomi ada niat positif pemerintah. Hampir semua sektor bisnis menurun. Harus ada sinergi berbagai pihak. Kebersamaan dan sikap yang sama. Contoh pembangkit listrik yang masih belum memuaskan. Nilai tambah akan muncul kalau ada manufaktur. 
Bagaimana mendorong mata rantai industri. Misal kebijakan impor baja. SBI masih terlalu tinggi. Margin perbankan masih tinggi. Kita tertinggal dari Vietnam. 2016 optimis. Padat karya. Pola pengupahan yang lebih baik. Koordinasi di birokrasi perlu diperbaiki. Kalau the Fed batal menaikkan suku bunga usul SBI diturunkan. 

Anggito Abimanyu
Tidak ada alasan untuk pesimis. Yang terjadi re-balancing. Kebijakan BI yang transparan bisa terbaca dengan baik. BI pro pertumbuhan. Pemerintah informasinya ada kalanya masih shocking. Misal pembatasan placement dana pensiun. Pertamina beralih dari bisnis hulu ke hilir. PUPR dapat 40% APBN. Too good to be true. Target penerimaan pajak terlalu ambisius. Pertumb 5% di 2016 tidak masalah. Message BI Clear and loud. Pajak perorangan 60% korporasi 40%. Meski butuh banyak tambahan pegawai. Reformasi birokrasi hrs terus didorong. Birokrasi adaptif sesuai situasi. Jendela regulator dengan pelaku bisnis adalah informasi.

Slide foto-foto selama acara


Slide M Choirul Anam :

klik gambar untuk memperbesar






www.NOMagz.com

Tidak ada komentar: