Rabu, 09 Desember 2015

Diskusi Panel Seri III "Menyuburkan Kembali Rahim-rahim Kepemimpinan Nasional"

Diskusi Panel
Seri III
Menyuburkan Kembali
Rahim-rahim Kepemimpinan Nasional"

Waktu :
Selasa, 8 Desember 2015

Tempat :
Bentara Budaya Jakarta,
Jl. Palmerah Selatan 17. Jakarta Pusat

Pembicara dan materi bahasan :
  • Prof. Abda'la (Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya) Tradisi Pendidikan Berbasis Keagamaan sebagai Rahim Kepemimpinan
  • Mochtar Pabottinggi (Pensiunan Peneliti Utama LIPI) Partai Politik sebagai Rahim Kepemimpinan
  • Fachri Ali (Lembaga Studi dan Pengembangan Etika Usaha Indonesia) Dunia Bisnis sebagai Rahim Kepemimpinan
  • Ninok Leksono (Rektor Universitas Multimedia Nusantara) Model Kepemimpinan di Era Digital
  • Margareta Astaman (Praktisi Bisnis Daring) Media Sosial sebagai Stimulir Kewirausahaan Sosial


ULASAN : 

Prof. Abda'la
Fenomena yang berkembang. Kiai sebagai penjaga moral. Lahirnya entrepreneur dari pesantren. Masih banyak rahim-rahim yang akan melahirkan kepemimpinan nasional.

Mochtar Pabottinggi
Ada 9 hal yang perlu disadari, antara lain :
- Sistem demokrasi, parpol sebagai rahim kepemimpinan nasional. Pemimpin nasional muncul 10-15 tahun, dari orang setempat/lokal. Pengamatan langsung oleh masyarakat. Jujur amanah menjunjung cita2 bangsa. 
- Lokus pemimpin adalah bangsa. Ada ideal yang mau dicapai. Mengapa tidak ada salah dan benar? Karena dalam pergantian Orba ke orde ref tidak ada perubahan. Terutama birokrasi. Tdak ada hukuman bagi yang salah. Pak harto tiba-tiba lengser. Terjadi vakum pemimpin. Tidak ada pengkaderan pemimpin. 
- Semua masalah penyelesaian pada posisi simalakama. Misal otda sudah merupakan tuntutan tapi rejim abai. Amandemen UUD 1945. Krisis politik multi dimensi. Susah mendapat pemimpin berkarakter ditengah kekuasaan uang. Nurcholis Madjid saat maju pemilu dukungan Golkar ditanya mana uangnya oleh warga saat berkampanye. 
- Menjamurnya motif buruk, adhoctisasi semua hal, bisa diatur, dibelok-belokan. 
- Memudarkan kecintaan pada bangsa. Pada 1950an kita memberi contoh baik dengan Pemilu 1955. Yang terpilih wakil-wakil yang kompeten. Misal Umang Urat (kristen) mewakili Kalteng. Kita tidak lagi jadi panutan. Jokowi muncul dari bawah secara tak terduga. Juga Tri Rismaharini. 
Pembenahan Parpol, pendidikan politik, pencerahan apa esensi demokrasi, apa itu bangsa? Reideologisasi/prinsip partai politik. Pers dan penerbitan yang tercerahkan. Kita benci multi partai, kurangi jumlah partai. Figur sangat dominan di partai. 


Fachri Ali
Kasus MKD secara teoritis bisa kita lihat sebagai konflik oleh negara. Secara sederhana Setya Novanto disatu pihak ada Reza Chalid dilain pihak. Bahwa aktor-aktor bisnis sudah masuk jantung negara dan mengatur kepentingannya dengan mengabaikan kepentingan negara. Sebagai by product dari state formation. Bahwa sistem kapitalisme, berjuasi, sebagai by product state formation. Antara negara dan kapitalis tidak bisa saling mereduksi terutama ketika kekuasaan terpecah-pecah. 
Pajak dikumpulkan landlord: kemudian diserahkan kepada raja (super lord). Negara selalu kekurangan dana. State formation selalu diawali military formation. Proses industrialisasi yang berkaitan dengan perang. Sistem financial memunculkan berjuasi. Kaum berjuis bisa memanfaatkan kekuatan negara dalam waktu yang sama kekuatan negara memanfaatkan kaum berjuis. Fiskal sangat penting sebagai bagian state formation. Ini dipraktekan Orba. Old society new state. Konsentrasi kekuatan ekonomi diikuti kekuatan politik dan sebaliknya. 
Negara adalah agen pembangunan. Tahun1967-1968 negara harus berusaha mati-matian mempertahankan negara sebagai agen pembangunan. Negara butuh pengusaha untuk menguatkan legitimasinya. Negara butuh dukungan keuangan dari pengusaha, Karena kaum kapitalis muncul tiba-tiba pada era Orba, tidak ada kode etiknya. Kaum kapitalis menjadi begitu otonom. Migrasi modal ke politik. Misal Arifin Panigoro pindah dari Golkar ke PDIP. Kaum pengusaha (rahim bisnis) harus kita lihat yang lahir dengan dasar-dasar etik. Mereka menunggangi demokrasi. Golkar dan Gerindra contohnya. Karena didominasi pengusaha. Kekuasaan modal jauh lebih berbahaya bagi demokrasi. Jusuf Kalla menyebutnya sebagai dwi fungsi pengusaha. 


Tanggapan Tamrin Amal Tomagola
Pemimpin hebat muncul saat krisis. Rahim suatu lokalitas sistem kemasyarakatan (ekonomi, sosial, politik, budaya) Usul mempelajari sejarah sukses para entrepreneur. Misal Bakrie, Haji Kalla. Mekar karena memar. 

Tanggapan Joni 
The motivation of leader. Harus dikosongkan dari segala jenis insentif; kecuali pelayanan masyarakat. Strong law KPK. Menghidari rent seekers. Bagaimana mencegah berselingkuhnya kekuasaan dengan insentif keuangan. Begitu menjadi presiden siapa yang menjamin tidak ada hutang budi terhadap korporasi yang mendukungnya. Tidak ada aturan disinsentif power. Karena power butuh logistik. Logistik datang dari kekuatan ekonomi.

Slide foto-foto selama acara


Slide Abda_la :

klik gambar untuk memperbesar








Slide Margareta Astaman :

klik gambar untuk memperbesar









Slide Ninok Leksono :

klik gambar untuk memperbesar


























www.NOMagz.com

Tidak ada komentar: