Sabtu, 13 Agustus 2016

Konferensi Pers “Korea Indonesia Cinema Global Networking"

Konferensi Pers
“Korea Indonesia
Cinema Global Networking"



Waktu :
Rabu, 10 Agustus 2016

Tempat :
Luwansa Hotel & Convention Center,
Jln. H. R. Rasuna Said Kav. C-22Jakarta. 12940.

Korea-Indonesia Cinema Global Networking merupakan hasil kerjasama dari BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif) dan KOFIC (Korean Film Council), Korea-Indonesia Cinema Global Networking yang pertama ini bertujuan untuk menjadi sebuah wadah yang menyediakan ruang bagi perusahaan film Korea Selatan dan Indonesia untuk saling bertemu dan mempromosikan co-production.
Pesatnya perkembangan perfilman Indonesia memiliki potensi dan daya tarik yang besar dan dengan industri perfilman Korea Selatan yang sudah berpengalaman, tentu banyak yang bisa dipelajari dan peluang untuk melakukan kerja sama pun semakin terbuka. Sebagai contoh, pada awal tahun ini di Vietnam, Sweet 20, sebuah remake dari film Korea berjudul Miss Granny, berhasil menembus rekor box-office Vietnam, mengalahkan rekor sebelumnya yang juga merupakan co-production Korea-Vietnam yang berjudul Let Hoi Decide.
Dalam acara Korea-Indonesia Cinema Global Networking ini, akan hadir 15 perusahaan film Korea termasuk dua perusahaan film ternama CJ E&M  dan Showbox yang dikenal lewat karya-karya mereka yang menembus rekor box-office seperti Roaring Currents, Ode to My Father dan The Thieves. Selain itu juga akan hadir perusahaan yang bergerak dalam bidang visual effects seperti Digital Idea yang filmografinya mencakup film War of the Arrows dan Train to Busan.
Bapak Triawan Munaf selaku Kepala Badan Ekonomi Kreatif akan turut hadir dan membuka acara. Produser film dan Ketua Umum Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), Sheila Timothy, juga akan hadir dan berpartisipasi dalam panel Press Conference.

Acara Korea-Indonesia Cinema Global Networking secara garis besar terbagi atas 3 program, yaitu :
1.   PRESS CONFERENCE. Panel terdiri atas perwakilan dari BEKRAF, KOFIC, pelaku industri film Korea dan pelaku industri film Indonesia.
2.    FORUM Seminar mengenai industri film Korea dan Indonesia, integrated box office system, dan juga co-production.
3.    SHOWCASE Presentasi enam perusahaan Korea dan enam perusahaan Indonesia, masing-masing dari bidang produksi film, animasi dan VFX.
Korea:
Produksi – CJ E&M, ShowboxVFX/CG – Macrograph, Digital Idea
Animasi – OCON, SAMG Animation
Indonesia:
Produksi – Miles Films, Falcon PicturesVFX/CG – S/VFX, Enspire StudioAnimasi – AINAKI, MD Animation


Ulasan Redaksi :

Congratulatory speech :
Cho Taiyoung (South Korean Ambassador to Indonesia)
Menyampaikan selamat datang dari Korsel, Waket Bekraf, Sheila Timothy,Setap orang menyukai film. Film saat memberi impian dan rileks dan ide-ide. Dan perjalanan ke dunia baru. Saya pecinta buku komik. Meski tidak bisa membelinya. 2 buku = 5 Won. Merasa kecanduan baca komik. Berutang kepada toko buku komik. Kakaknya menghukum karena membaca komik tanpa bayar. Saat baca bisa berimajinasi.
Waktu SMP baca komik lagi. Mengunjungi toko buku langganannya. Kemudian agak jarang baca komik karena konsentrasi sekolah. Sinema kemudian lebih menarik. Jokowi Mei 2016 berkunjung ke Korea. Buat kesepakatan MoU dalam industri kreatif.
Event ini kesempatan saling tahu satu sama lain untuk tukar pikiran. Indonesia-Korea punya hubungan yang sangat baik luar biasa. Indonesia partner/mitra penting Korea. Mulai mempelajari bahasa Indonesia dan lagu-lagu Indonesia. Bisa menyanyikan 12 lagu Indonesia. Akan belajar 6 lagu baru Indonesia lainnya.Mempererat kerjasama.

Welcome Speech :
Kim Saehoon (Chairman of KOFIC)
Gembira bisa bekerjasama dengan Bekraf. KOFIC untuk menciptakan sinergi pasar industri film. Dengan ada kerjasama dengan Bekraf dan Kemendikbud adalah kesempatan untuk memajukan perfilman di kedua negara. Sekaligus mengetuk pasar film global. KOFIC akan terus mengadakan acara semacam ini.

Opening Speech :
Triawan Munaf (Head of BEKRAF)
diwakili oleh Ricky Pesik
Mengucapkan selamat datang kepada semua peserta. Terima kasih kepada semua pihak khususnya BKPM, Kedubes Korea dan KOFIC dan APROFI.MoU kerjasama di bidang kreatif Mei 2016. Industri kreatif menjadi sarana untuk kesejahteraan. Industri Film menjadi lokomotif sektor kreatif. Bekraf diharapkan mendorong industri perfilman.Pencabutan Daftar Negatif Investasi diharapkan memajukan industri film oleh investor asing di Indonesia.Kerjasama APROFI dan KOFIC akan menjadi jembatan emas bagi kedua negara. Ada transfer teknologi. Dan bisa memanfaatkan budaya Indonesia dalam film.


Endah Wahyu Sulistianti (Bekraf)
Acara ini sebagai ajang pertukaran informasi dan bertukar pikiran dan pembelajaran kedua negara. UU 33/2009 Perfilman. Distribusi, registrasi dan lisensi, prioritas dan perlindungan bagi pembuat film, pengarsipan. Peran dan fungsi Bekraf peraturan  Presiden 72/2015 Regarding Indonesia Agency For Creative Economy. Memorandum dengan Kemdikbud mengenai pembagian kewenangan untuk menghindari tumpang tindih.
Peraturan Presiden 44/2016 perfilman dikeluarkan dari Daftar Negatif Investasi.
Tax allowance bagi pelaku industri perfilman. Dibutuhkan 9.000-15.000 layar untuk seluruh populasi Indonesia. Vertically integrated surveillance for export and import activities. Sebagai wujud kehadiran negara dalam industri perfilman Indonesia. Beberapa insentif bagi industri perfilman Indonesia.

Farah Ratnadewi Indriani (BKPM)
"Kebijakan investasi di industri Perfilman Indonesia"
Target 5 tahun kedepan ada investasi RP 3.500 Triliun.2016 Targetnya RP 594,8 Triliun, Asing 60%, PMDN 40%. Realisasi investasi 2015 43,6 juta USD. BKPM berusaha bagaimana penanaman modal bisa disebar ke luar Pulau Jawa. Dari 12 Paket Kebijakan Ekonomi, Perfilman ada di paket nomor X.Bonus demografi, baru 10,5 juta penonton.Rasio jumlah layar 0,4 per 100.000 penonton. Lisensi film diterbitkan BKPM. Sebanyak 63 ijin film yang diterbitkan sampai April 2016

Kim Hyoun-soo (Director of Policy KOFIC)
Industi film Korea tumbuh sejak 1970an. Dia saksi hidup 1990 industri film Korea2015 film Korea masuk box office. Kini Korea adalah pasar ke 7 terbesar di industri perfilman dunia. Jumlah penonton film Korea 2015, 112,9 juta di Korea. Di dunia 217,3 juta. 269 buah film diproduksi di 2015.Biaya produksi 73 Film dirilis rata-rata berbiaya 3,63 juta Won. 4 major studios, CJ, SB, NEW, Lotte.
Mendistribusikan 44 film di 2015.3 major multiplexes 2015, CGV (975), Lotte  Cinema (753), Megabox (507)1980-1990an perubahan UU Industri perfilman Korea.1984 industri film sangat dilindungi dan melarang investasi asing.1995 investor asing dibebaskan. Tahun1988 film Fatal Attraction diputar di Korea.Cukai film 1986, 150 juta KRW per film. Pemerintah Korea menyediakan dana membuat film 50% bagi industri kecil dan menengah perfilman (Fund of Fund).

Yun Ha (Korean Film Council/KOFIC)
Korean Film Boxoffice Information System.4 tahun lalu ke Jakarta pernah menjelaskan Kobis. Bagaimana Kobis berperan. Struktur Kobis, pengaruhnya di Industri film Korea.Berfungsi memberi data real time. Statistik industri film.Sejarah Kobis 2004-2016 2004 dimulai. 2006 banyak bioskop yang khawatir.

Fausan Zidni ( Producer, Cinesurya Pictures) 
Indonesia Global co-production Case Study, "Late Autum")
Tahun 2013 membuat film "What They Don't Want To Talk When They Talk About Love", 2008 "Fiksi".
Alasan co-produksi, Akses, peluang belajar dari partner, cultural benefit, peningkatan kualitas, berbagi risiko. Pertimbangan tidak co-produksi, terlalu komplek, biayanya besar, kesulitan komunikasi. Pengalaman film co-produksi dengan Malaysia "Interchange"
Proyek film berikutnya, "Marlina the Murderer in Four Acts" Project market di Cannes 2015, Germany (13 film funds), World Cinema Fund.France (29 film funds), Cinema Du Monde.Cultural test (point system) Market interest. Spending Obligation. Co-production partner.Recoupable/non-recoupable. Budget requirement. Butuh market platform, clear market data, tax incentive and public funds. Co-Production Case Study. "Late Autum" Directed by Lee ManHee
Speaker, Eunjung Yoo.

Tanya Jawab
Moderator :
Mike Taurisia
Market share Film Indonesia saat ini 20%. Kondisi yang sama di Korea di 1990an. Pemerintah Korea memberikan dukungan pendanaan dan diadakan proteksi.

Konferensi Pers
Acara kali ini adalah lanjutan MoU.
Setelah ini ada acara bisnis. Konkritnya 3 hari kedepan. Kesempatan terbuka dan membuka wawasan, transfer teknologi, memperluas pasar film Indonesia. Acara ini sebagai kick-off memulai untuk meningkatkan kapasitas produksi film Indonesia. APROFI bertujuan untuk capacity building. Bekerja sama dengan sekolah, misal IKJ. Dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk magang.

Slide foto - foto selama acara

NOMagz.com

Tidak ada komentar: