Senin, 01 Agustus 2016

Diskusi Media “Survei yang berkualitas dalam Pilkada Serentak 2017"

Diskusi Media
“Survei yang berkualitas
dalam Pilkada Serentak 2017"



Waktu :
Rabu, 27 Juli 2016

Tempat :
Hotel Morrissey, Lecture 1 & 2 room lantai 2,
Jln. KH Wahid Hasyim No. 70, Jakarta.

Pesta demokrasi lokal tahun 2017 semakin dekat. Masyarakat, partai politik dan kandidat calon kepala daerah mulai berinteraksi. Tidak ketinggalan yang mulai dinamis adalah lembaga survei dan konsultan politik yang bermunculan dan mulai memasuki ranah opini publik dengan hasil survei. Bagaimana membaca dan memaknai hasil survei? Bagaimana memilah survei yang jujur dan bertanggungjawab? Seberapa efektif survei menggiring preferensi politik publik? Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi)

Bersama:
  • Prof. Hamdi Muluk (UI/Dewan Etik Persepi)
  • Dr. Kuskrido Ambardi (UGM/LSI)
  • Yunarto Wijaya (Charta Politica)
  • Burhanudin Muhtadi (Indikator)
  • Deni Irvani (SMRC) 


Ulasan Redaksi :

Sambutan :
Saiful Mujani
Beliau inisiator acara hari ini bersama Nico Harjanto. Sekaligus diskusi. Dan bagaimana suksesi Persepsi ? Sudah berusia 10 tahun Persepi ini. Bersama Andrinof, Hamdi Muluk mendirikan Persepsi.Tujuan untuk menjaga profesionalisme. Pelaku survei layak ditekuni dan penting. Survei ini sedikit banyak menjadi bahan pertimbangan keputusan mengangkat pejabat publik. Hampir semua parpol selalu mempertimbangkan hasil survei.
Kewajiban etik agar survei ini benar dan jujur. Dewan Etik Persepi punya kewenangan mengaudit hasil survei para anggotanya. Persepi memberi jaminan ke publik pekerjaannya bertanggung jawab. Persepi tercatat di lembaga negara. Mengawal agar anggota Persepi bisa bekerja dengan bertanggung jawab. Survei opini publik memang tidak mudah dan bisa saja salah yang tidak disengaja. Misalnya rencana sampel 1000 tapi hanya 800 responden yang bisa ditemui. Kalau salah akui salah. Jangan salah yang direkayasa. Tidak boleh bohong. Track record dan kompetensi.Survei politik itu sangat melibatkan banyak orang untuk beropini, karena kontestasinya sangat ketat.

Burhanudin Muhtadi
Indikator survei berkualitas :
- Persepi tidak melarang anggotanya bekerjasama dengan pihak ketiga. Tapi di declare ke publik.
- Metodologi yang dipakai dalam survei.
Multi-stage random sampling.Jumlah sampel. Level of confident, Margin of Error, cara penarikan sampel tatap muka atau tidak, pertanyaan terbuka atau tertutup.Misal survei Pilpres, Pileg. 2014 survei Pilpres. Ada 2 anggota Persepi menyimpang.
Berharap Persepi juga melakukan survei di Pilkada. Jumlah anggota Persepi justru menurun. Selama 10 tahun Persepi sudah mengeluarkan/memecat 4 anggotanya.

Yunarto Wijaya (Charta Politica)
Apakah Persepi akan berfungsi ketika ada perbedaan pendapat hasil survei. Tidak sesimple seperti yang disampaikan media. Kalau lembaga survei dibayar, pasti pro yang membayar. Validitas dan kredibilitasnya?
- Survei abal-abal. Tidak melakukan survei tapi mengeluarkan hasil survei.
- Survei rata-rata. Tanpa melakukan survei, tapi merata-ratakan hasil survei lembaga lain.
- Bermain di margin of error 4,5%.
Survei dikatakan Kredibel dan valid jika bisa dibuktikan secara internal de facto, juga dihadapkan dengan persepsi publik yang kadang-kadang salah. Membandingkan dua hasil survei di periode berbeda dengan variabel pembanding berbeda.Bias terjadi karena salah tangkap/persepsi oleh media.
Yang jadi problem adalah banyak lembaga survei yang tumbuh di daerah dan tidak menjadi anggota asosiasi. Misal alamat tidak lengkap, tidak ada nomor teleponnya. Hampir semua pemesan survei datang dengan membawa hasil survei di daerahnya ke anggota Persepi. Seolah lembaga tersebut independen dan legal.

Deni Irvani
Persepi bisa membedakan mana lembaga survei yang baik dan yang tidak baik, mana yang jujur dan bohong, mana yang berkualitas dan yang tidak berkualitas. Jadi bisa melacak track record-nya. Basis survei adalah sampel. Survei berkualitas adalah sampel yang berkualitas. Sampelnya diacak (random). Pooling di sosial media tidak mencerminkan random, karena jumlah respondennya tidak jelas; hanya follower belaka. Untuk bisa merandom harus punya data populasi dan sampling frame yang lengkap.
Berdasar ilmu statistika.
- Punya integritas/kejujuran.
- Capable.
Hanya di tangan orang baiklah statistik bermanfaat.Metode yang digunakan face to face atau lewat telepon. Mengimbau lembaga survei untuk melakukan survei yang baik/bermutu.

Dr. Kuskrido Ambardi
- Ada perbedaan perlakuan terhadap lembaga survei vs media, Lembaga Survei punya klien dan klien yang menghidupinya. Sementara media antara berita dan jualan beda. Kalau Lembaga Survei dituntut menjelaskan sumber dana survei; tapi di media tidak.
- Kalau ada pasar ada barang yang dijual. Jadi bisa terjadi lembaga survei menjalankan kehendak sponsor. Moment of truth, bukan sekedar soal etika saja, tapi soal ekonomi juga. Jadi lembaga survei abal-abal akan tetap ada. Jadi tidak semata-mata menegakkan etika

Prof. Hamdi Muluk
Comply dengan research ethic. Tunjukkan saja hasil surveinya. Akan merilis survei hasil riset minta pendapat 225 opinion leader (tokoh-tokoh, prominent person). Bisa saja responden minta namanya tidak disebutkan. Dan ini harus dilindungi oleh peneliti. Termasuk yang mendanai penelitian berhak meminta peneliti tidak menyebutkan namanya. Latar belakang akademisnya memadai. Untuk mengetahui abal-abal tidaknya Lembaga Survei. Siapa yang melakukan orang dan lembaganya? Latar belakang akademiknya. Konsistensi yang sama di waktu survei yang sama. Keterulangannya.

Slide foto - foto selama acara

NOMagz.com

Tidak ada komentar: