Rabu, 29 Juni 2016

Public Dialogue "Seizing the Benefits of Disruptive Technology for Manufacturers in Increasing Labor Productivity”

Public Dialogue
"Seizing the Benefits
of Disruptive Technology
for Manufacturers
in Increasing Labor Productivity” 




Time :
Wednesday, 29 June 2016

Place :
The Habibie Center BuildingJl. Kemang Selatan No. 98 Jakarta Selatan 12560

Speakers:
  1. Wijayanto Samirin (Special Staff of Vice President of the Republic of Indonesia for economic and finance)
  2. Dr. Zamroni Salim (Senior Economic Researcher at Economic Research Center, The Indonesian Institute of Sciences (LIPI) and  Senior Researcher, The Habibie Center)

Moderator:
A.   Ibrahim Almuttaqi (Head of ASEAN Studies Program, The Habibie Center)


As part of the 12th World Islamic Economic Forum, The Habibie Center in collaboration with the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia and the World Islamic Economic Forum Foundation cordially invite you to attend our public dialogue:   “Seizing the Benefits of Disruptive Technology for Manufacturers in Increasing Labor Productivity”   ASEAN countries, including Indonesia, have an opportunity to become destinations for global manufacturers that intend to open their factories in the region. However, South East Asia’s labor productivity continues to fall short. To address the situation, disruptive technologies can serve as an alternative. Nevertheless, manufacturers in Indonesia and the majority of ASEAN countries are not spared from the risk of marginalization resulting from the development of disruptive innovation and technology. In this context, conventional manufacturers are left with two options: either to adapt and adopt innovation and technology; or neglect changes and be left behind. In addition, for manufacturers in Indonesia and other ASEAN countries to have access to these disruptive innovation and technology, cross-country global partnership is needed to usher in such technology, while maintaining their competitive advantage in the area.


Siaran Pers :

Teknologi disrupsi, alternatif untuk meningkatkan
produktifitas dan daya saing pekeria 

Jakarta, 29 Juni 2016
The Habibie Center bekerja sama dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia serta Yayasan World Islamic Economic Forum menyelenggarakan diskusi publik yang bertemakan "Seizing the Benefits of Disruptive Technology for Manufacturers in Increasing Labor Productivity" pada hari ini di The Habibie Center, Jakarta Selatan Diskusi publik ini adalah bagian dari rangkaian acara World Islamic Economic Forum MWIEF) ke-12 yang akan berujung pada acara utama pada 2 sampai 4 Agustus 2016 mendatang di Jakarta

Berbicara pada acara ini. Peneliti Senior Bidang Ekonomi LIPI Dr. Zamroni Salim mengatakan, "teknologi disrupsi tidak selalu bertentangan dengan kegiatan operasional konvensional yang menggunakan tenaga kerja besar-besaran Pada operasional manufaktur yang menggunakan big data dan Internet of Things (lo) justru dapat terbantukan melalui analisa operasional secara lebih rinci, seperti real time data dari pemasok. transit pengiriman, sampai ke tingkat hilir seperti permintaan pelanggan yang kesemuanya dapat melengkapi operasional konvensional." Teknologi disrupsi dapat menjadi alternatif bagi Indonesia dan Negara ASEAN a untuk memperbesar margin keuntungan dan memperkecil biaya operasional dan berpo tensi untuk USS25 sampai US$45 per ta 2030 Hal ini juga sejalan dengan Rencana Ind Pengembangan industri Indonesia pada menargetkan sebanyak 30% dari industri non-minyak dan pada 2020.

Pengembangan teknologi disrupsi dan inovasi saat ini masih terkonsentrasi di negara- negara dengan tingkat komitmen yang tinggi dan tempat berkumpulnya para ahli dalam dan pengembangan, seperti China, Jepang India, dan Korea Selatan. Namun demikian, negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, memiliki kesempatan untuk terlibat dalam pengembangan teknologi disrupsi dengan menjadi bagian dari global partnership yang mengakomodasi adanya transfer teknologi lintas batas.


Staf Khusus Kepresidenan Republik Indonesia Untuk Ekonomi dan Keuangan, Wijayanto Samirin, mengatakan, "Produsen di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya perlu mengakses inovasi dan tekhnologi yang disruptif di dalam kerjasama lintas batas yang global. Kerjasama di antara perusahaan kecil dan besar dibutuhkan untuk meningkatkan persaingan global.

Di Indonesia, dimana sebagian besar dari tenaga kerja yang ada bekerja di sektor Usaha Kecil Menengah (UKM), disrupsi digital akan membuka kesempatan peluang-peluang yang sebelumnya masih tertutup bagi UKM Oleh karena itu, UKM di Indonesia harus memahami bahwa sekecil apapun skala bisnis yang dijalankan, pelanggan mereka nantinya sangat mungkin berasal dari seluruh penjuru dunia sehingga dapat menjadi usaha yang berskala global. Hal ini disebabkan oleh tersedianya teknologi dan ekonomi global yang saat ini saling bergantung identifikasi terhadap teknologi yang tepat guna dan pengalaman yang relevan adalah kunci untuk membuat UKM di Indonesia siap menuju skala global Kesempatan itu bisa didapatkan pada acara-acara yang menyediakan akses terhadap jejaring usaha atau event networking untuk business-to-business, seperti World Islamic Economic Forum ke-12 mendatang yang akan mewadahi acara networking untuk kolaborasi dan sinergi business-to-business. Tahun ini, forum WIEF akan dilaksanakan pada tanggal 2 sampai 4 agustus dan mengambil tema "Decentralizing Growth, Empowering Future Business" untuk mendorong pertumbuhan inklusif yang akan bermanfaat bagi ekosistem bisnis. Tentang World Islamic Economic Forum (WIEF) WIEF Foundation merupakan lembaga nirlaba yang berbasis di Kuala Lumpur, yang setiap tahunnya menyelenggarakan World islamic Economic Forum, wadah bisnis berkelas dunia yang memberikan kesempatan bisnis di dunia muslim, serta melaksanakan berbagai program yang bertujuan untuk menguatkan kerja sama dan bertukar pengetahuan antara Muslim Non-Muslim seluruh dunia. WIEF telah menyelenggarakan acara di Malaysia. Kazakhtan, Indonesia, Kuwait, Pakistan, Inggris, dan Uni Emirat Arab serta bertujuan untuk membawa komunitas Muslim dan Non-Muslim melalui bahasa bisnis yang umum. WIEF ke-12 akan dilaksanakan di Jakarta Convention Center pada 2 sampai 4 Agustus 2016.

Slide foto - foto selama acara


NOMagz.com

Tidak ada komentar: