Minggu, 26 Juni 2016

Diskusi dan Penganugerahan TOKOH METRO 2016

Diskusi dan Penganugerahan
TOKOH METRO 2016



Waktu :
Rabu, 22 Juni 2016

Tempat :
Museum Bank Indonesia,
Jl. Pintu Besar Utara No.3, Jakarta Barat

Dalam rangka ulang tahun ke-15 dan bertepatan pada HUT DKI Jakarta yang ke-489, KORAN TEMPO mengadakan pemilihan TOKOH METRO 2016. Koran yang sebarannya didominasi wilayah Jabodetabek ini ingin memberikan apresiasi bagi individu atau kelompok yang telah berperan membantu menyelesaikan aneka tantangan di ibukota dan sekitarnya pada tahun 2015. Sebelum penganugerahan, akan diadakan diskusi dengan tema “Menciptakan Jakarta yang Bersahabat”.

Keynote Speaker :
Djarot Saiful Hidayat, Wakil Gubernur DKI Jakarta

Narasumber :
  • Nirwono Joga (Pakar Lingkungan Universitas Trisakti)
  • Riza Deliansyah (Head of Environment and Social Responsibility Division Astra International)
  • Nadine Zamira Sjarief (Hidden Park Campaign Manager)        

Moderator :
Zacharias Wuragil (Redaktur Desk Metro Koran Tempo)


Ulasan Redaksi :

Sambutan :
Bambang Harimurti (Tempo)
Anugrah Koran Tempo bagi individu penggerak yang memperbaiki lingkungan Jakarta (improve social capital). Koran Tempo dikritik karena suka menghajar koruptor. Di tahun 2007 TEMPO memilih Ahok sebagai Tokoh Inovatif. Kemudian tahun berikutnya memilih 10 tokoh nasional termasuk Jokowi dan Djarot Saiful Hidayat yang terpilih. Di USA makin banyak anggota koornya semakin maju peradabannya. Misalnya Komunitas Komuter yang ikut memperbaiki Kereta Api Komuter. Terpicu oleh Jakarta yang disebut kota tidak bersahabat; Tempo mengadakan acara ini.
5 kategorinya, transportasi publik; pemberdayaan masyarakat (Teman Ahok); keamanan dan lingkungan (KA dan Busway); pelayanan publik; seni dan budaya.
Beberapa nama jurinya, Tulus Abadi (YLKI), Nirwono Joga  (Pakar Lingkungan); Danang Parikesit (Ahli Transportasi). Dari 35 kandidat disaring jadi 25 dan akhirnya diputuskan 10 pemenang. Tangerang tahun ini kandidat peraih Adipura..

Pemenang Penghargaan

Narasumber :

Nirwono Joga
Pembangunan DKI naik turun ibarat roller coaster, puncaknya jaman Jokowi jadi gubernur DKI. Dua tahun terakhir pembangunan DKI berjalan di tempat; karena penyerapan anggaran yang rendah. Pembangunan ditopang CSR dan swasta (developer). Kontribusi masyarakat dan komunitas juga berkurang pada jaman Ahok sebagai gubernur. Implementasinya yang belum, misal jalur sepeda yang sudah direncanakan. Belum ada induk Perda untuk jalur pejalan kaki (Trotoar). Jangan sekedar diskusi belaka, tapi ada tindak lanjutnya. Mengkampanyekan Taman terbuka. DKI Jakarta belum punya program budaya bertaman.
Inisiatif komunitas harusnya didukung oleh pemerintah. Penggagas Car free Day bervisi untuk memperbaiki udara. 2018 DKI Jakarta tuan rumah Asean Games, kondisi udara tidak boleh melebihi ambang batas WHO. Ada 25 nominasi sebetulnya layak dapat penghargaan. Digerakkan masyarakat; mampu merubah dan bisa diduplikasi; peran duta untuk kampanye; DKI Jakarta tengah menuju bencana ekologi. Misalnya terjadi rob; pencemaran udara memburuk.
Kolaborasi komunitas perlu mendapat dukungan penuh pemerintah DKI; untuk kolaborasi programnya sehingga berkelanjutan. Ada di anggaran (RABD); meski Perda sudah ada penegakkan hukum tidak berjalan.Ultah DKI Jakarta dipakai sebagai penyemangat awal.

Riza Deliansyah
Astra merasa perlu bersama-sama membangun DKI Jakarta. Perusahaan bermotif cari untung, tapi berbagi sesuai kebutuhan masyarakat. Kita punya banyak tong sampah; peternak lele. Dilatih di Puncak. Panen. Setelah itu tidak berlanjut. Paling tidak orang DKI punya harapan. Banyak tokoh muda punya ide untuk memperbaiki Jakarta. Kuncinya koordinasi. Astra punya jalan tol punya Palyja, punya pelatihan bengkel.
Ada masyarakat yang maunya instant. Harus sama-sama bukan berserah kepada pemerintah saja; termasuk media dan komunitas. BUMN 2,5% profit harus dijadikan CSR. Program tidak hanya hardware tapi software dan brainware. Siapa yang menjaga trotoar ? Bolak balik gali-tutup jalan dan trotoar, dengan instansi berbeda-beda. Kita butuh orang yang menginspirasi.

Nadine Zamira Sjarief
Program Hidden Park taman tersembunyi. Persepsi warga terhadap taman negatif; kotor, bau, tempat pacaran. Meski ada 1.000 taman di DKI  lokasinya tidak diketahui masyarakat. Meningkatkan demand terhadap taman. Kampanye dan menjadi Public Relation selama tiga tahun pergi ke taman, perbaikan fasilitas, musik, seni, dekorasi. Akhirnya Orang datang ke taman untuk menikmatinya. Bagaimana masyarakat DKI memberikan aspirasinya tentang taman yang diinginkannya.
Membantu pengembangan taman sesuai aspirasi warga. Playground, outdoor games, mengecat pagar dan perbaikan fisik taman lainnya. Relawan taman sebagai park activist. Ide taman kota yang inklusif, masyarakat bisa mencurahkan ide-idenya. Pemerintah DKI Jakarta kini lebih mudah diajak kerja sama. Fitur-fitur taman yang cocok untuk anak (digital platform) ada wadahnya. Kuncinya menemukan orang yang tepat di pemerintah yang bisa mendukung.

Pemenang Penghargaan :
1 - Transportasi : Komunitas Bike 2 Work, Aplikasi Komuter.
2 - Lingkungan  dan Keamanan : Pegiat Car Free Day dan Penggiat Hidden Park.
3 - Seni dan Budaya : Ade Purnama dan Tringgodono
4 - Pelayanan publik : PT KAI Komuter Jabotabek dan Indonesia Sanitation and Hygiene
5 - Pemberdayaan masyarakat : Nadiem Makarim dan Endarwati

Slide foto - foto selama acara

NOMagz.com


.

Tidak ada komentar: