Kamis, 21 Januari 2016

Relaunching dan Diskusi Publik tentang Indeks Anti Korupsi Militer : Mengendalikan Risiko Korupsi di Sektor Pertahanan dan Keamanan

Relaunching
dan Diskusi Publik
tentang Indeks Anti Korupsi Militer:
Mengendalikan Risiko Korupsi
di Sektor Pertahanan dan Keamanan


Waktu :

Kamis, 21 Januari 2016

Tempat :
Hotel Akmani, Jl. KH Wahid Hasyim No. 9, Jakarta Pusat

Indeks ini mengukur resiko korupsi di institusi militer 

Narasumber 
  • Agus Rahardjo (KetuaKPK) 
  • TB Hasanuddin (Wakil Ketua Komisi I DPR RI) 
  • Sjafrie Sjamsoeddin (Mantan Wamenhan) 
  • Dedi Haryadi (Deputi TI-I 5) 
  • Tehmina Abbas (Methodology Lead-Government Index & Police TI-UK)
  • Al Araf (Direktur Imparsial) 
  • Agus Sunaryanto (Wakil Koordinator ICW) 

Moderator :
Dedi Haryadi (Deputi TI-I) 

Penyelenggara : 
Transparency International (TI) Indonesia
Dadang Trisasongko (Sekretaris Jenderal)


ULASAN Redaksi : 

Tehmina Abbas 
Penilaiannya mencakup aspek Politis, Keuangan, Pengadaan, Operasional, Personal. 

Saut Situmorang 
TNI dimata dunia not bad. Industri Pertahanan Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Indonesia 2014 GDP 2014 888,538 USD. Membandingkan dengan Iran, Turki, India, Pakistan. Transparansi Anggaran dan Realisasi Pembelian Perlengkapan Perang. 
Pencegahan Tindak Pidana Korupsi. 
1. Laporan Harta Penyelenggara Negara, dan 
2. Pengendalian Gratifikasi. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara. Biaya yang dikeluarkan KPK untuk pencegahan lebih besar dibanding untuk penindakan. Jumlah 1.500 karyawan KPK masih kurang. Idealnya 4.000 orang. 

Al Araf 
Intra state conflict. Asimetric war. Perdagangan di alat pertahanan dan keamanan. Bisnis ilegal Narkoba dan Senjata menjadi problem utama negara. Prajurit resah saat menggunakan persenjataan yang dibeli dengan indikasi terjadinya korupsi saat pengadaannya. Transparansi dan akuntabilitas di sektor pertahanan menjadi kunci. 
Isu pokok :
1. Melibatkan broker. 
2. Anggaran non budgeter. 
3. Kemana aset-aset bekas pakai militer? 
4. Pengawasan DPR (komisi I hampir nihil). 
Reformasi Peradilan Militer. RUU Rahasia Neg dibatalkan Membeli dari negara-negara yang transparan. Pembelian senjata secara G to G. Tidak membeli peralatan bekas. 

Agus Sunaryanto 
Pengadaan ALUTSISTA itu ibarat kentut tidak terlihat tapi tercium baunya. Adakah kemauan dan dukungan bagi penegakan hukum? G to G atau beli langsung dari pabrikannya. 
  
Penutup oleh Dadang Trisasongko 
Kunci utama ditangan Presiden. Konsolidasi masyarakat sipil. KPK punya peranan penting. Broker punya pengaruh penting karena punya jaringan politis.


Slide foto-foto selama acara


Beberapa Slide :

klik gambar untuk memperbesar









www.NOMagz.com

Tidak ada komentar: