Minggu, 10 Januari 2016

Diskusi YSNB Seri Keenam "Dinamika Proses Keindonesiaan"

Diskusi YSNB
Seri Keenam
“Dinamika Proses Keindonesiaan”


Waktu :

Sabtu, 09 Januari 2015

Tempat :
Merak Room, Jakarta Convetion Center (JCC)
Jl. Gatot Subroto, Jakarta

Pembicara :
  • Prof. Dr. La Ode Kamaluddin
  • Ir. Michael Tedja, MT 

Moderator :
Ahmad Rizali

Penyelenggara : 
Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (YSNB)

Diskusi ini merupakan Diskusi Panel Serial “Membangun Budaya Bangsa dan Nilai Keindonesiaan Demi Masa Depan Bangsa”, yang berlangsung dari bulan Agustus 2015 s/d Desember 2016. 

Sambutan Pontjo Sutowo dibacakan oleh Ahmad Zacky Siradj


ULASAN : 

Prof. Dr. La Ode Kamaluddin 
USA, Uni Soviet dan Indonesia dibangun sebagai negara cita-cita. USA maju, Uni Soviet bubar, sedang Indonesia maju tidak mundur tidak. Nilai-nilai keindonesiaan. Bersatunya etnis menjadi cita-cita. Eropa, Tiongkok, India, Jepang, adalah contoh-contoh negara suku, karena homogen. 
Rasional adalah alasan mengapa negara USA maju. Faktor agama (Calvin) juga penting. Individu yang menjadi kunci kemajuan. America is the land where the dream comes true. Kalau ada masalah sains dan teknologi yang menyelesaikan. Budi Oetomo memelopori Kebangkitan Nasional, disusul adanya Sumpah Pemuda. Hampir semua generasi ada pembaca ulungnya meski pendidikannya hanya setingkat Mulo. Semua etnis harus mempunyai kedudukan yang sama. 
Logika kita belum sampai ke titik tertinggi. Setiap etnis punya wisdomnya sendiri. Nilai-nilai Indonesia harus dibangun oleh nilai puncak-puncak budaya etnis. Kehebatan kita adalah menggunakan bahasa Melayu sebagai basis bahasa Indonesia. Pendidikan mendorong terjadinya mobilisasi dari pulau kecil ke pulau besar. Hilangnya ilmu Bumi (peta buta) menyebabkan kita kehilangan keahlian memahami wilayah Nusantara. Etnis bisa dipersatukan dengan ajakan. Lelucon etnik membuat suasana cair. Tentara dan mahasiswa yang kawin campur dengan penduduk setempat menyebabkan terjadinya pembauran; ada sekitar 20% di Indonesia. 
Keluhan mereka ada 3 yaitu 
1. Sering tidak diperlakukan adil; 
2. Tempatnya dalam sejarah belum didefinisikan; Kita menjadi tamu di dunia anak-anak kita. Kelompok TGIF (Twitter, Google, Internet, Facebook) yang kosmopolitan sebagai bonus demografi. 
3. Mereka kelompok yang kreatif. Yang senang nongkrong di kafe-kafe. Bhinneka Tunggal Ika harus mengandung nilai Keadilan; mampu harminising kebersamaan; semangat gotong royong.

Ir. Michael Tedja, MT 
Yang perlu direformasi adalah Kemendikbud, krn banyak sekolah internasional tidak mengajar sejarah Indonesia. Istilah mayoritas-minoritas harus dihapus. 
Prinsip memperkuat nilai Ke-indonesia-an sebagai berikut 
1. Kita tidak dapat memilih di mana kita dilahirkan. 
2. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. 
3. Tidak membeda-bedakan. Kita tidak bisa membangun tanpa mencintai bangsa. Kreativitas muncul saat ada tekanan. Mendirikan Yayasan Komunitas Indonesia Sejati di tahun 2014.www.indonesiasejati.or.id Mengusulkan 17 Oktober sebagai Hari Bhinneka Tunggal Ika. 2016 mau memberikan award tingkat nasional dan kabupaten/kota untuk yang paling kebhinnekaan. 

Yacob Kusmanto (ketua Bidang Pemberdayaan Kingdom Business Community). Kita bisa bangga jadi bangsa Indonesia kalau ada Indonesia di hati kita.www.espira.tv Kita Peduli.


Slide foto-foto selama acara


www.NOMagz.com

Tidak ada komentar: