Seminar Nasional
"Daya Tahan Perekonomian Indonesia
Menghadapi Krisis Ekonomi Global"
Waktu :
Kamis, 15 Oktober 2015
Tempat :
Gedung Yustinus lantai 15, Unika Atma Jaya, Jakarta
Pembicara :
- Faisal Basri
- Sandiaga Uno
- Antonius Prasetyantoko
ULASAN :
Antonius Prasetyantoko
Krisis generasi III yakni bertemunya krisis makro ekonomi dengan mikro ekonomi. Contohnya krisis balance sheet. Pada 1997-1998 Balance Sheet individual firm amplified crisis. Indonesia tidak bisa menjawab krisis global, kita hanya berkontribusi karena punya daya tahan ekonomi. Syarat Indonesia menjadi negara no 17 terbesar di dunia di 2030 yaitu produktivitas naik 60 % dan pertumbuhan ekonomi 7% / tahun.
Ekonomi dalam ukuran fundamental yaitu pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Investor cenderung over reacting. Maksudnya pada saat ekonomi diprediksi membaik para investor cenderung berlebihan dalam berinvestasi; sebaliknya saat ekonomi menurun para investor cenderung sangat pesimis sehingga tidak berani berinvestasi. Ada economic cycles yaitu ada saat ekonomi booming dan ada saat penurunan ekonomi. Nilai Rupiah = 12.800/USD secara fundamental. Over expectation.
Situasi global sangat mempengaruhi ekonomi domestik Indonesia. Dinamika ekonomi terpengaruh oleh faktor Tiongkok, recovery pertumbuhan ekonomi global, the Federal Reserve, pengeluaran anggaran pemerintah. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok 6-7% ? Statistik china kurang bisa dipercaya menurut IMF. Tidak ada satu negarapun yang tidak terhubung ekonomi dengan Tiongkok. Hampir semua negara impor produk Tiongkok. Ibarat Tuhan menciptakan bumi dan manusia selanjutnya semuanya made in China. Trade channel kita terkena karena ekonomi Tiongkok turun. Jika the Fed menaikkan suku bunga USD akan kembali ke US, kita terpengaruh likuiditas. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap salah satu yang terbaik di dunia. Setelah China dan India. Nilai tukar Yuan sebelumnya di peg dengan USD. Kini china menganut regim floating moneter. Karena china punya cadangan devisa yang besar. China sdg melakukan adjustment sehubungan pertumbuhan domestiknya. Harga minyak ditentukan demandnya. Juga ada faktor geo politik perseteruan tidak simetris. OPEC penemuan shell gas di USA Yang keekonomian USD 60/barel. Rusia hancur karena rev dari minyak turun. Aljazair, irak. Dampak bagi Ind kalau harga BBM turun kita kena dampak karena mengekspor komoditas primer SDA batubara dan sawit. Tidak mengkapitalisasi SDM.
Ekonomi harus beralih dari primer ke sekunder. Sektor manufaktur harus jadi andalan. Daya tahan ekonomi Indonesia World Economic Forum ada 12 pilar. Ind di fase. Peralihan fase factor driven- ke tengah efficiiency-driven economies. Business sophistication ind tidak jelek-jelek amat. Bagaimana dunia akademik menjadi link dengan kebutuhan sektor swasta. Proses dan manajemen pendidikan. Kita jelek di penguasaan teknik dan sains serta Produktivitas kita juga rendah. Kaitan dengan regulasi. Misal perburuhan (upah minimum, sengketa perburuhan).
Faisal Basri
Pertumbuhan ekonomi dunia direvisi dari 3,3 jadi 3,1 %. Stimulus pemerintah satu-satunya cara menumbuhkan ekonomi. Pertumbuhan Perdagangan yang lebih kecil dari PDB selama 3 tahun terakhir. Trans Pacific Partnership yang dikomandoi USA bisa menurunkan daya saing indonesia terutama terhadap Vietnam. Jangan mengandalkan ekspor, perkuat pasar domestik.
Pertumbuhan ekonomi USA baik di kwartal II sebesar 3.7%, tapi turun lagi di kwartal III. Upah di USA turun. Global turmoil. Pertumbuhan ekonomi tiongkok dan India turun. Ekonomi Eropa kacau, terutama Yunani, Portugal, itali, Siprus. Tiongkok transisi dari pengekspor jadi mengandalkan ekonomi domestik. Dari manufacturing ke service. Baltic Dry Index. Harga minyak masih cenderung turun. Ini menguntungkan transaksi perdagangan Indonesia.
Trend Inflasi kita juga turun. Banking kita juga bagus. Menurut survei Suarez, ketahanan ekonomi Indonesia relatif baik. Indonesia tidak mengalami net capital outflow Transaksi harian USD 2 milyar. Rupiah menguat karena faktor eksternal dan faktor internal. Daya beli ditentukan income dan price level. Makin banyak orang indonesia ke Jepang dari 9% menjadi 23%.
Sandiaga Uno
Krisis itu biasa dan berulang. Strategi substitusi impor kurang diperhatikan lagi, sehingga biaya produksi dengan bahan baku impor cenderung meningkat. Kemudahan berusaha Indonesia di nomor 121 padahal besaran ekonomi kita di 20 besar. Biaya pembayaran utang luar negeri meningkat. Penyerapan anggaran kementerian sangat rendah yakni baru 20% di Agustus 2015.
UMKM solusi saat krisis jadi safety net menjadi bantalan ekonomi. Ada pasar tradisional yang terbakar tiap hari di indonesia. Teknologi dan UMKM. Perubahan teknologi merubah lanskap ekonomi. Daya beli kalangan menengah meningkat sedang daya beli kalangan bawah menurun. Peluang industri kreatif, industri teknologi dan digital, industri tekstil berbasis ekspor, industri pariwisata. Dukungan bagi UKM ditengah krisis.
Slide foto-foto selama acara |
Beberapa Slides :
www.NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar