Rabu, 13 Mei 2015

Dialog Investasi “Investasi sebagai Pendorong di tengah Perlambatan Ekonomi”

Dialog Investasi
“Investasi sebagai Pendorong 
di tengah Perlambatan Ekonomi”


Waktu : 
Selasa,12 Mei 2015

Tempat : 
Ruang Nusantara
Lantai 1 Gedung Suhartoyo BKPM
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44. Jkt.


Rangkaian acara dalam kegiatan ini meliputi dialog interaktif antara 3 (tiga) narasumber yang terdiri dari:
  1. Azhar Lubis, mengantikan Kepala BKPM, Bapak Franky Sibarani
  2. Anton J. Supit,Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO)
  3. A. Prasetyantoko,Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi Unika Atmajaya, 
Moderator: 
Dadi Krismatono (Pemred Businessweek)

 

Acara ini diadakan dalam rangka sosialisasi kebijakan investasi di Indonesia, oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Azhar Lubis berujar bahwa ekonomi indonesia masih tumbuh namun angka prosentase pertumbuhannya melambat.

Dalam rangka mendorong investasi ada tiga prioritas BKPM:
1. Peningkatan pelayanan perijinan;
2. Usaha debottlenecking realisasi investasi;
3. Pengembangan iklim investasi.

BKPM juga melakukan integrasi pelayanan perijinan yaitu pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) baik di tingkat pusat; propinsi maupun kabupaten/kota.

Ada insentif berupa: tax holiday; tax allowance dan fasilitas bea impor.

Sektor investasi prioritas:
- Pembangkit listrik;
- Industri padat karya;
- Industri substitusi impor;
- Industri berorientasi ekspor;
- Industri hilir sumber daya alam;
- Industri kemaritiman;
- Industri pariwisata.





Anton J. Supit mengemukakan beberapa faktor penentu daya saing menurut World Economic Forum:
1. Kesiapan teknologi;
2. Efisiensi pasar barang;
3. Kecanggihan bisnis;
4. Kelembagaan;
5. Kemajuan pasar uang;
6. Besar pasar;
7. Infrastruktur;
8. Lingkungan ekonomi makro;
9. Inovasi;
10. Pendidikan tinggi dan pelatihan;
11. Kesehatan dan pendidikan dasar;
12. Efisiensi pasar tenaga kerja.

Tiga faktor suksesnya investasi: besaran pasar; kompetensi teknologi;
harga.

Untuk meningkatkan pendapatan dari pajak beliau mengusulkan adanya tax-amnesty.

A. Prasetyantoko memaparkan indikator ekonomi Indonesia yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi melambat; terjadinya defisit neraca perdagangan maupun defisit neraca pembayaran.

Jalan keluarnya adalah meningkatkan investasi untuk memajukan sektor manufaktur. Dan pemerintah menjalankan kebijakan yang komprehensif. Jadi kuncinya adalah industrialisasi.

Slide foto-foto selama acara



Slide Azhar Lubis :

klik gambar untuk memperbesar



Presentasi A. Prasetyantoko :

klik gambar untuk memperbesar




























 


www.NOMagz.com

Tidak ada komentar: