Senin, 29 Desember 2014

Launching Laporan Akhir Tahunan KBB The Wahid Institute 2014 “‘Hutang’ Warisan Pemerintahan Baru”

Launching Laporan Akhir Tahunan 
Kebebasan Beragama/Berkeyakinan
dan Intoleransi
The Wahid Institute 2014 
“‘Hutang’ Warisan Pemerintahan Baru” 


Waktu :
Senin, 29 Desember 2014

Tempat               
Kantor The Wahid Institute, Jl. Taman Amir Hamzah no. 8 Jakarta Pusat

Narasumber :
  1. Muhammad Subchi (Project Officer Wahid Bidang Kampanye dan Media)
  2. Yenny Wahid (Direktur Wahid Institute)
  3. M. Imdadun Rahmat (Komnas HAM) 


Pemantauan situasi dan perkembangan KBB, baik oleh negara maupun masyarakat sipil, tentu menjadi langkah penting dalam membantu memikul tanggul jawab tersebut. Tidak hanya itu, data-data pemantauan ini diperlukan menjadi cermin mengaca diri sejauh mana bangsa dan negara ini melangkah.  

ULASAN :

Organisasi pemerhati perdamaian dan keberagaman, Wahid Institute mencatat kelompok Front Pembela Islam (FPI) menduduki peringkat kedua sebagai pelaku pelanggar kebebasan beragama dan intoleransi dari unsur non negara. Sementara dari unsur negara kepolisian paling banyak melakukan pelanggaran tersebut.

(Aktivis) Project Officer Wahid Bidang Kampanye dan Media Muhammad Subchi mengatakan di tahun 2014 ini FPI melakukan 12 tindakan intoleransi. Salah satunya dalam aksi protes kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atas dasar agama.

"FPI menempati urutan kedua. Sedangkan urutan pertama pelaku pelanggaran dari unsur non-negara adalah massa yang tidak menamakan diri. Kenapa tidak menamakan diri? Karena diduga ada sekelompok orang intoleran yang memanfaatkan masyarakat yang tidak terorganisir. Untuk mengelabuhi aparat penegak hukum bahwa kasus intoleran agama dilakukan oleh kelompok tertentu," kata Subchi dalam 'Peluncuran Laporan Tahunan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan & Intoleransi di Indonesia 2014', Senin (29/12).

Sementara itu dari unsur polisi tercatat ada 25 pelaku pelanggaran kebebasan beragama. "Ini paling banyak karena kepolisian menjadi institusi terdepan untuk menghadapi kelompok yang dituduh sesat," ujar Subchi.

 


Tahun ini Wahid Institute menyebut ada 158 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama dan intoleransi di Indonesia. Angka ini menurun sebanyak 42 persen dibanding tahun lalu (245 kasus).

Direktur Wahid Institute Yenny Wahid mengatakan, penurunan ini lantaran 2014 merupakan tahun pemilu. "Sehingga mendorong banyak pihak, termasuk kontestan pemilu, untuk menunjukan diri sebagai pihak yang pro toleransi dan antikekerasan," kata Yenny.

Editor: Pebriansyah Ariefana


sumber portalkbr


VIDEO ACARA
 
 
https://www.youtube.com/watch?v=oXZDXvNMgd4


Grafik dan Tabel :

klik gambar untuk memperbesar











Harapan Wahid Institut


Rekomendasi :

klik gambar untuk memperbesar



Perihal Pantaukbb.org :

klik gambar untuk memperbesar






NOMagz.com

Tidak ada komentar: