* reportase Lie Hiun Jung dari BBJ
Bentara Budaya Jakarta di bilangan Palmerah, Jakarta mengetengahkan acara Pentas Teater Keliling “JAS MERAH”
Teater yang diadakan pada Selasa, 6 Mei 2014 pukul 20.00 WIB tersebut adalah karya dari Rudolf Puspa. Adapun ide Cerita Dolfry Inda Suri.
Sekilas Teater Keliling :
Salah
satu grup teater yang konsisten berkarya dan bernapas panjang adalah
Teater Keliling. Didirikan pada 13 Februari 1974, kelompok ini sudah
berusia 40 tahun berkarya, dengan membawa serta pentas-pentas teater ke
berbagai belahan dunia. Selain berpentas di Indonesia, beberapa negara
manca telah dikunjungi antara lain Singapura, Malaysia, Thailand,
Pakistan, Korea, Mesir, Rumania dan Australia. Jumlah pentasnya
mengagumkan: 1.440 kali pentas. Grup yang pada awalnya didirikan oleh
Dery Syrna, Buyung Zasdar, Paul Pangemanan dan Rudolf Puspa, ini, masih
kompak, masih eksis dan bakal menggelar sebuah naskah berjudul “Jas
Merah” di Bentara Budaya Jakarta. Naskah karya Rudolf Puspa dengan ide
cerita oleh Dolfry Inda Suri, berdurasi 1,5 jam, mengokohkan eksistensi
kelompok teater ini masih subur dan perkasa.
Jas
Merah, bertutur soal sekelompok anak muda dengan beragam karakter yang
tumbuh kembang di zaman serba materialistik yang mengungkung sekaligus
menggerus jiwa nasionalisme. Dalam imajinasi mereka masih tertanam
nama-nama para pahlawan dan tokoh sejarah seperti Soekarno, Kartini,
Gajahmada, Martha Tiahahu dan beberapa nama lain, muncullah kesadaran
baru bahwa bangsa ini terpuruk ke titik nadir karena ulah bangsa sendiri
yang lupa pada sejarah. Seperti dilontarkan oleh Bung Karno Jas Merah
mengandung makna Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah.
Identitas
Teater Keliling identik dengan nama Rudolf Puspa dan istrinya Dery
Syrna. Pasangan ini berjibaku dalam dunia teater dihempas pasang
surutnya kehidupan. Rudolf Puspa adalah sulung dari pasangan orang tua
yang berprofesi sebagai guru SMP, dilahirkan di Solo, 29 Juni 1947.
Memori masa kanaknya membuat dirinya mudah terharu melihat kesengsaraan
di sekitarnya dan ingin menyuarakan kepada dunia lewat cara yang indah
menyentuh rasa kemanusiaan yaitu teater.
Belajar
berteater kepada Arifin C Noer di Yogyakarta (1964) di grup teater
ketjil, yang memberi pengaruh kuat untuk bereksperimen di dunia teater
sekaligus mendorong dirinya untuk menjalani hidup sepenuhnya hanya di
dunia pentas teater. Pesan Arifin C Noer sangat membekas pada dirinya
dan sampai detik ini Rudolf masih membawa amanat gurunya tersebut dengan
tetap konsisten.
sumber BBJ
Slide foto-foto selama pentas |
---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar