Diskusi Publik
Populi Center
"Pemerintahan Kreatif:
Peluang Terobosan Jokowi - JK"
Waktu :
Rabu, 1 Oktober 2014, 12.00 - 16.00 WIB
Tempat :
Kantor Populi Center, Jalan Letjen. S. Parman Komplek BNI Kav. 4 No. K-4, Slipi - Jakarta Barat (seberang Hotel Menara Peninsula)
Narasumber:
- DR. Prasentyatoko (Dekan dan Dosen Universitas Atmajaya)
- DR. Tommy Legowo (Senior Researcher FORMAPPI)
ULASAN:
Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih akan segera diselenggarakan kurang dari 20 hari lagi. Momen tersebut menjadi gerbang baru bagi dinamika politik di Indonesia. Menyambut kepemimpinan baru tersebut, maka lembaga nirlaba yang bergerak di bidang survei opini publik dan riset kebijakan publik Populi Center kembali mengadakan diskusi publik yang telah dilaksanakan secara reguler sejak Februari 2014. Diskusi ini bertujuan untuk mengkaji dan menggali gagasan, ide, dan peluang inovatif yang dapat menjadi masukan untuk pemerintahan Jokowi dan JK.
Pada kegiatan diskusi yang telah diselenggarakan kelima kalinya, Populi Center mengundang dua pembicara yaitu DR. Prasetyantoko, dekan dan dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya, dan DR. Tommi Legowo, peneliti senior dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen (FORMAPPI).
Awal periode pemerintahan baru merupakan kesempatan bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk mengembangkan gagasan dan ide-ide baru yang bermanfaat bagi kabinet baru untuk mengimplementasikan prioritas dan agenda kerja baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Diskusi ini ingin melihat gambaran atau prediksi kebijakan pemerintah Indonesia lima tahun kedepan di bawah kepemimpinan Jokowi dan JK dengan visi dan misi mereka. Misalnya seperti apa pengejewantahan program ‘Nawa Cita’ yang kemarin diusung ketika pilpres? Mampukah ‘Revolusi Mental’ menjadi obat penawar bagi persoalan kualitas sumber daya manusia Indonesia? Bagaimana pula konsep-konsep tersebut dapat menjawab tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang tahun depan akan dihadapi?
Bagi pemerintahan mendatang, berbagai tantangan yang harus dihadapi akan lebih mudah dibenahi apabila terdapat stabilitas politik dan ekonomi didalam negeri. Namun Jokowi dan JK di perkirakan akan menghadapi barisan kelompok penyeimbang yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih yang menguasai mayoritas kursi di DPR. Di satu sisi, adanya kelompok penyeimbang merupakan suatu ‘berkah’ tersendiri karena menjamin berjalannya mekanisme ‘check and balance’ antara eksekutif dan legislatif. Namun di sisi lain ini bisa juga berarti ‘musibah’ karena alih-alih berlandaskan kepentingan rakyat banyak, manuver politik KMP sejauh ini diduga lebih dipengaruhi oleh rasa ketidaklegawaan pasca pilpres. Lantas apa saja peluang yang dimiliki oleh Jokowi dan JK dalam bermitra dengan DPR agar agenda pembangunan dapat berjalan? Ini tentu menarik untuk dikaji lebih lanjut.
.
Pada kondisi Indonesia saat ini, pemerintah yang merupakan hasil dari pemilihan langsung tentunya dituntut untuk kreatif dan mengembangkan kreatifitasnnya untuk kepentingan masyarakat. Pemerintah yang kreatif adalah pemerintahan yang inovatif dalam pembuatan kebijakan-kebijakan publik. Menurut pendapat dari DR. Tommi Legowo, yang diperlukan untuk menunjang kreatifitas pemerintah Jokowi dan JK adalah dukungan infrastruktur salah satunya yang memuat batas-batas kekuasaan Presiden dalam hubungan Presiden dengan personalnya, hubungan horizontal, dan hubungan vertikal. Kemudian, ada masukkan yang dapat bermanfaat untuk pemerintahan baru dalam menghadapi parlemen adalah dengan memperkenalkan ide-ide parlemen yang baru dan modern untuk dapat diterapkan di parlemen Indonesia dengan mengadaptasikan ide parlemen di Inggris dan Amerika seperti “Concience Voting” dan “Floor Crossing”. Selain itu, perlu diingat akan kepentingan untuk menghimbau anggota DPR yang baru dilantik hari ini untuk lebih mematuhi sumpah dibandingkan disiplin partai yang lebih mementingkan kepentingan golongan.
Peluang terobosan untuk pemerintahan Jokowi-JK jg dapat diterjemahkan dengan Tiga Kaki Tangan Presiden yang melebur sekretariat kabinet dan sekretariat wakil presiden di dalam satu payung besar sekretariat negara sehingga postur kabinet lebih efektif dan tepat fungsi.
Untuk ide dan terobosan kreatif dilihat dari aspek ekonomi, DR. Prastyantoko, berpendapat bahwa reposisi fiskal merupakan prioritas yang dapat dilakukan oleh kabinet Jokowi-Jk untuk dapat dengan cepat mengubah lanskap ekonomi dimana kebijakan fiskal ada dibawah kewenangan pemerintahan langsung. Isu utama yang harus segera diputuskan adalah kebijakan subsidi BBM yang disarankan untuk diputuskan paling lambat kuartal akhir tahun 2014 dimana suku bunga di Amerika Serikat rendah.
DR. Prastyantoko melanjutkan bahwa kepemimpinan baru saat ini merupakan momentum yang amat penting dimana Indonesia sedang memiliki bonus demografi yang hanya dialami oleh suatu negara satu kali dalam sejarah. Kesalahan yang dilakukan pada momen penting ini akan mengakibatkan kesalahan fatal yang menyebabkan negara akan jalan di tempat.
Sebagai kesimpulan, ide dan terobosan kreatif yang diimplementasikan oleh pemerintahan baru akan sangat menentukan bagi sisa perjalanan Indonesia sebagai suatu bangsa.
Tentang Populi Center:
Slide DR. Tommy Legowo:
www.NOMagz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar