Selasa, 17 Juni 2014

Diskusi "Politik Luar Negeri Jokowi: Apa Sebaiknya yang harus Dimainkan Indonesia?"

* reported by Lie Hjun Jung

Menyambut Pemilihan Umum 2014, Tim Sukses Jokowi - Jk mengadakan acara diskusi dengan Tema: "Politik Luar Negeri Jokowi: Apa Sebaiknya yang harus Dimainkan Indonesia?"

 
Acara yang diadakan pada Selasa, 17 Juni 2014, Pkl. 11.00-13.00 WIB tersebut, mengambil lokasi di Jokowi-JK Center,Jln. Halimun 11B, Guntur, Setiabudi, Jaksel.

Para pembicara yang menjadi narasumber adalah:
  1. Indra J. Pilliang (Dewan Penasehat The Indonesian Institute)
  2. Charles Honoris, P.hD (Pengamat Politik Luar Negeri/ Caleg DPR RI Terpilih Periode 2014-2019)
  3. Dimas Oky Nugroho (Pengamat Politik ARSC).


Walaupun Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang bergaya ndeso, namun hal itu bukan menjadi kendala bagi Jokowi untuk berhubungan dengan pihak internasional.

"Saya rasa tidak ada masalah. Sebab selama ini, sebagai seorang pebisnis, Jokowi memiliki pengalaman berkomunikasi dengan pihak luar, terutama dengan kalangan di luar negeri," pendapat Charles Honoris, koordinator Relawan Merah Putih, 



Charles yakin, Jokowi sebagai pengikut Bung Karno pasti akan melaksanakan ajaran Trisakti dalam menerapkan politik dan hubungan dengan dunia internasional yakni Indonesia harus berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian secara budaya.

"Artinya selain tegas, Jokowi mengedepankan etika dalam berhubungan dengan dunia internasional dan tentunya tidak melakukan intimidasi. Untuk membina dan menjaga hubungan dengan dunia internasional, seorang Jokowi kalau diberi mandat oleh rakyat menjadi presiden akan menjaga hubungan dengan dunia internasional dengan institusi-institusi negara yang sudah ada. Untuk itu, Jokowi kata Charles akan menekankan bagaimana membangun sumber daya manusia yang baik. Sebab dalam konteks hubungan internasional, diperlukan diplomat-diplomat yang handal. Maka diplomat yang handal akan dilahirkan untuk bisa menangani perkara Indonesia di mahkamah internasional misalnya," demikian Charles Honoris.



Pembicara lain adalah politisi muda Partai Golkart  Indra J. Pilliang (Dewan Penasehat The Indonesian Institute),dan Dimas Oky Nugroho dari ARSC.
 

Para narasumber juga meyakini bahwa pasangan Jokowi - JK dinilai lebih mampu mengatasi persoalan konflik di Papua. Kedua karakter pemimpin yang mengedepankan dialog dianggap mendukung terciptanya perdamaian di Papua.


Slide foto-foto selama acara

www.NOMagz.com

Tidak ada komentar: