Minggu, 13 September 2015

Artist Talk "JavaScript" bersama Eddy Susanto

Artist Talk
"JavaScript" 
bersama Eddy Susanto 


Waktu : 
Sabtu, 12 September 2015 

Tempat : 
Ruang Seminar Galeri Nasional Indonesia

Pembicara : 
  1. Eddy Susanto (seniman bersangkutan) 
  2. Asmudjo J. Irianto dan Suwarno Wisetrotomo (kurato) 
  3. Carla Bianpoen (kritikus seni rupa Indonesia) 

Moderator : 
Dwihandono Ahmad (salah satu dewan kurator dari Galeri Gerilya, Bandung) 


ULASAN :

Acara ini diharapkan menjadi ajang untuk berdiskusi antara Eddy Susanto dengan publik, mengenai karya dalam pameran JavaScript ini. 

JavaScript berfokus pada berbagai elemen kebudayaan lokal yang ia sandingkan dengan elemen–elemen dari kebudayaan lainnya. Dalam pameran ini, Eddy Susanto tak hanya membandingkan kebudayaan berdasarkan perbedaan lokasi saja (Barat dan Timur/Jawa), namun juga berdasarkan perbedaan dimensi waktu (masa lalu dan masa kini), pola produksi (saintifik/teknologi dan religius), karakter visual (teks dan pictorial), dan seterusnya. Eddy juga banyak menempatkan dua produk kebudayaan dari dimensi waktu yang berbeda, seperti yang bisa dilihat pada salah satu karya yang mengetengahkan ‘pun’ (permainan kemiripan kata) antara javascript (bahasa pemrograman komputer) dengan aksara Jawa (Javanese text)—Asmudjo J. Irianto. 


Karya-karya Eddy Susanto menyodorkan berbagai pertemuan budaya (manuskrip); manuskrip Arjunawiwaha dipertemukan dengan karya klasik Albrecht Durer (1471-1528) “The Promade”, karya kidung Asmarandana dipertemukan dengan karya Lambert Hopfer “The Conversion of St. Paul”, kitab Baratayudha dipertemukan dengan karya Albrecht Durer “The Four Horsemen of the Apocalypse”. Karya Eddy Susanto memancarkan watak historisnya dengan kuat, sekaligus mendorong kesadaran terhadap identitas. Dalam pameran ini, Eddy menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sejarah panjang dan kisah sukses, yang tertera dalam sejumlah artefak dalam bentuk manuskrip dan sejumlah benda lainnya. Pemahaman, pemaknaan, dan pembacaan yang belum banyak dilakukan, mengakibatkan sumber-sumber historis itu seperti mengalami pembekuan—Suwarno Wisetrotomo. 


Menyimak kembali satu demi satu karya Eddy Susanto, dapat ditemukan bahwa tema besar yang dapat dirasakan hadir menandai pameran ini adalah persoalan identitas, yang justru kian mengemuka saat pelbagai komponen kebudayaan saling silang bertransaksi dalam karya Eddy Susanto, dan menghasilkan simpulan-simpulan baru yang menarik untuk disimak dan disintesakan. Salah satunya adalah hadirnya harmonisasi antara identitas global dan identitas lokal—Asmudjo J. Irianto.  

Slide foto-foto selama acara 1

Slide foto-foto selama acara 2



www.NOMagz.com

Tidak ada komentar: