Rabu, 28 September 2016

Digital Diplomacy Eco-Tourism : Globalizing Local Communities Without Impacting The Environment

Digital Diplomacy
Eco-Tourism :
Globalizing Local Communities
Without Impacting The Environment



Waktu :
Rabu, 28 - 29 September 2016

Tempat :
Gedung Pakarti Center, Tanah Abang III, Jakarta

Press Release :

Sesparlu, Indonesia's Senior Diplomatic Training program, in collaboration with Jakarta's Center for Strategic Intemational Studies (CSIS) will hold a 2-day series of Digital Diplomacy seminars with the theme "Eco-Tourism Globalizing Local Communities Without lmpacting the Environment". Each seminar deals with the various aspects of how local economies are benefiting from international partners yet face the challenge of safeguarding their own environment. It will be opened on Wednesday, 28 September 2016, at the CSIS Auditorium in Central Pakarti Building on Tanah Abang 3 street in Central Jakarta. It is free for the general public but registration is a must at http://digital diplomacyecotourism eventbrite.com.

The list of speakers and topics of the seminars provide a wide understanding of how Digital Diplomacy has shaped Eco-Tourism. The first keynote speech is by Yanuar Nugroho, Deputy II, Presidential Staff office, and moderated by the Executive Director of CSIS Jakarta, Phillips Vermonte.

The first seminar will discuss why tourism is ever more important and will feature Bertine Kemphuis from the World Bank, IIndriyani Setiawati from ndonesia Eco- Tourism Network and travel writer Fiona Callaghan.

The second time slot will be an Innovation Seminar on Public-Private Partnership (PPP) with panelists Lydia Napitupulu from the University of Indonesia and the representative of Coordinating Ministry for Maritime Affairs Deputy for Infrastructure Coordination.

The next Innovation Seminar will focus on the Role of the Social-Media Influencer featuring Ilham Kamazka Batara from journesia.com, blogger Margareta Astaman, and a representative from National Geographic, Sigit Tri Wibowo from Folk Indonesia.

The Thursday begins at 9am with the second keynote speech by Triawan Munaf, the Head of the Creative Economy Agency. Next will be the Tweets from the Top segment where the Head of the Foreign Ministry's Senior Diplomatic Training moderates the Ambassadors from New Zealand and France who are joined by Tantowi Yahya from the Indonesian Parliament's Commission 1 in overseeing of Foreign Affairs.

The after-lunch seminar is about Conventional Business vs Digital Technology. Based Business, with panelsits Yose Rizal Damuri from the CSIS, Donny Oskaria the CEO of Antavaya, Mikhael Undarsa the co-founder of tiket.com and adventurer Dhandy Laksono The seminar on Updates from the Region features Rum Pagao the Regent of Boalerno in Gorontalo, and traveller Audrey Jivajenni.

In the afternoon the seminar on Ideas Matter features former Education Minister Anies Baswedan, layaria com CEO Dennis Adhiswara, Galih Mulya from Embara Films, and Henry Vienayoko from Goarchipelago.com. The 2-day seminar will be closed with a presentation of Policy Recommendations by the senior diplomats taking part in Sespariu batch 55 from the Foreign Ministry's Center for Education and Training. Not only will members of the public benefit from this program, but those Indonesian diplomats can be better prepared to face the increasingly interconnected world during their next postings abroad. .

DAY 1

Opening Speech:
Phillips J. Vermonte (Direktur Eksekutif CSIS)

Keynote Speech #1:
Teten Masduki (Chief of Staff to President Joko Widodo)
Moderator:
Phillips J. Vermonte

Why Eco-Tourism?
  1. Bertine Kamphuis (World Bank)
  2. Indriani Setiawati (Indonesia Eco-Tourism Network)
  3. Fiona Callaghan (traveller)
Moderator:
Eko Junor

Pembicara Why Eco - Tourism ?

Innovation #1,
Public Private Partnership (PPP):
  1. Lydia Napitupulu (FE UI)
  2. Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc (Deputy for Infrastructur Coordination, Coordinating Ministry for Maritime Affairs)
  3. Dandy Rafitrandi (CSIS)
Moderator:
Andrew W. Mantong

Pembicara Innovation #1

Innovation #2 
The Role of Social Media Influencer:
  1. Ilham Kamazka Btara @btara555 (Co-Founder journesia.com)
  2. Margareta Astaman (blogger)
  3. Sigit Tri Wibowo (Folk Indonesia)
Moderator:
Phillips J. Vermonte

Pembicara Innovation #2

DAY 2

Keynote Speech #2:
Triawan Munaf (Head of Creative Economy Agency, BEKRAF)
Moderator:
Yose Rizal Damu

Pembicara Keynote Speech #2

Tweets from the Top:
  1. H.E. Dr. Trevor Matheson (Amb. of New Zealand to Indonesia)
  2. H.E. Corinne Breuze (Amb. France to Indonesia
  3. Tantowi Yahya (Commission I DPR)
Moderator:
Odo Manuhutu

Pembicara Tweets from the Top

Conventional Business 
 vs Digital Technology Based Business:
  1. Yose Rizal Damuri (CSIS)
  2. Donny Oskaria (CEO Antavaya)
  3. Mikhael Gaery Undarsa, (Co-Founder tiket.com)
  4. Dhandy Dwi Laksono (Adventurer)
Moderator:
Philips J. Vermonte

Pembicara Conventional Business....

Updates from the Region:
  1. Drs. Rum Pagao (Regent of Boalemo, Gorontalo)
  2. Audrey Jiwajenni (traveller)
Moderator:
Gilang Kembara

Pembicara Update The Region

Idea Matters:
  1. Anies Baswedan (Education Expert)
  2. Dennis Adhiswara (CEO layaria.com)
  3. Galih Mulya (Embara Films)
  4. Henry Vienayoko (GOarchipelago.com)
Moderator:
Meirisa Sukasa

Pembicara Idea Matters

Ulasan diskusi :

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini telah memberikan banyak perubahan kepada cara orang berinteraksi satu sama lain sekaligus institusi yang melingkupi banyak aktivitas manusia. Dalam kontur demikian, karakter diplomasi, oleh beberapa pihak, juga dipercaya tengah berubah. Diplomasi tidak lagi hanya dilakukan secara formal dalam latar dan suasana tertentu, namun telah mengundang banyak aktor sedemikian rupa sehingga aktivitas diplomasi semakin terikat dengan akuntabilitas publik.

Dalam kontur demikian, pengelolaan informasi oleh negara dalam rangka mencapai tujuan-tujuan nasionalnya menjadi lebih penting. Dunia digital bertransformasi menjadi state-craft yang semakin penting di berbagai unit pelaksanan kebijakan luar negeri di banyak negara yang mengembangkan unit diplomasi digital untuk tidak lagi hanya menjangkau pejabat negara lain, namun juga menjangkau publik dan penduduk negara lain, perusahaan-perusahaan, maupun aktor-aktor non negara lainnya.

Slide foto - foto selama Hari Pertama

Dalam konteks ini, tujuan pemerintah mengembangkan sektor pariwisata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi semakin menjadi agenda penting dalam diplomasi, terutama bersamaan dengan fokus pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan negara dan elemen pendapatan nasional dalam visi menempatkan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia. Hal ini berkenaan dengan fakta bahwa perkembangan media sosial telah mampu dengan cepat menghadirkan gambaran mengenai alam dan kehidupan masyarakat di Indonesia kepada penduduk-penduduk negara lain di seluruh dunia. Sementara itu, banyak daerah yang tadinya tidak terjangkau oleh infrastruktur tradisional menjadi terpapar oleh meningkatnya kunjungan ke daerah-daerah wisata baru.

Situasi tersebut mencerminkan tren dalam hubungan internasional di mana semakin banyak lokal menjadi global. Dalam kajian Hubungan Internasional, kompleksitas demikian, yakni ketika banyak agenda berjalin-kelindan dan banyak isu lokal terangkat ke permukaan, dipahami sebagai sesuatu yang mendatangkan tantangan pengelolaan tersendiri yang membuat pejabat-pejabat publik semakin harus berpikir secara holistik mengenai dampak tata kelola yang mungkin muncul dari satu area yang ditanganinya secara rutin. Aplikasi digital dalam diplomasi dalam mewujudkan tujuan nasional yang berkaitan dengan pariwiasata pun, dengan demikian, tidak akan dapar menjadi suatu pengecualian dari tuntutan tersebut.

Slide foto - foto selama Hari Kedua

Di sisi lain, meningkatnya mobilitas manusia dan meningkatnya aktivitas ekonomi, baik yang berkaitan dengan aktivitas turisme itu sendiri, maupun upaya pembangunan fisik untuk menunjang pertumbuhan daerah-daerah wisata juga menjadi tantangan tersendiri. Dengan demikian, pencapaian tujuan nasional untuk pariwisata serta pelestarian lingkungan sekitar menjadi dua agenda yang tumpang tindih. Hal ini memerlukan pemikiran dan diskusi mendalam agar agenda-agenda yang saling beririsan dalam misi tersebut dapat diselaraskan dan berjalan berdampingan untuk tujuan nasional yang utama.

Dalam kerangka pemahaman demikian, CSIS dan Sesparlu menyelenggarakan serangkaian seminar publik yang bertujuan secara mendalam membahas bagaimana teknologi digital dapat dimanfaatkan oleh pejabat-pejabat publik maupun masyarakat luas untuk lebih memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat global sekaligus memikirkan dampaknya pada pelestarian lingkungan dan kehidupan masyarakat setempat di area-area destinasi pariwisata di Indonesia.


NOMagz.com