Minggu, 11 September 2016

Forum Jumat GUSDURian Jakarta “#GusDur & Rakyat Kecil"

Forum Jumat
GUSDURian Jakarta
“#GusDur & Rakyat Kecil"



Waktu :
Jumat, 2 September 2016

Tempat :
Aula Griya Gus Dur (Jl. Taman Amir Hamzah 8, Pegangsaan, JakPus)

Narasumber :
Sandyawan Sumardi (Jaringan Relawan Kemanusiaan)

Acara dibuka dengan penampilan Akustik dari Boedi Djarot dan Musisi Jalanan Center.


Ulasan Redaksi :

Sandyawan Sumardi
Gus Dur adalah guru kemanusiaan, mengenalnya sejak jaman mahasiswa; juga romo Mangunwijaya serta Romo Danuwinata David. Mereka adalah panutan. Gus Dur menyebut kata "total" Gurunya silatnya bernama Munandir, memadukan berbagai beladiri, kowe nek dadi bajingan sing temenan; neng nek dadi pendekar dadi pendekar sejati. Tidak setengah-setengah. Gus Dur tukang kompor, ya sudah lakukan sungguh-sungguh jangan setengah-setengah.
Kasus 27 Juli, anak jalanan, Pedagang Kali Lima. Kaum Muda yang memonitor  menjaga kantor PDIP Megawati. Yang disalahkan Budiman Sudjatmiko cs. Yang berlindung di komunitasnya orang-orang PDIP dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik. Kebebasan berbicara dan berorganisasi tidak ada di jaman itu. Sutiyoso yang jadi Pangdam Jaya, kongkalikong dengan Syarwan Hamid cs dan Feisal Tandjung. Anak-anak PRD dituduh Komunis. Sastrawan Tempo Goenawan Muhamad mengajak bicara di TIM "ada anak muda minta suaka". Memberikan buku Mahadma Gandhi dan Allende-Chili untuk dibaca. Ada korban di RSCM tapi tidak bisa dikunjungi. Lewat jalan belakang bisa menjenguk korban yang bergeletakkan. Jalan Salemba sampai Senen dikuasai Kopassus. Begitu juga kantor PBNU di Jalan Kramat Raya. Berinisiatif membentuk Tim Relawan Kemanusiaan dengan beberapa (11) tokoh. Budiman ditangkap. Dia buron dikejar-kejar.
Tiap hari makan duku dan rambutan dan tidur di jalanan. Kontak Gus Dur untuk bikin konferensi pers. Ada Bambang Widjojanto, Luhut Panggaribuan, Garuda Nusantara. Akhirnya pindah ke kantor LBH dengan naik mobil bersama Bu Shinta Nuriah Wahid. Karena tidak begitu dikenal bisa sampai ke kantor LBH. Pamit ke Toilet. Keluar ke jalan sendirian sambil bawa hp Nokia besar. Ditelepon Bambang Widjojanto & Tigor untuk ke Katedral. Diajak makan, tiba-tiba Uskup datang dan kaget dia ada di sini. Ditanya uskup "Nanti malam tidur di mana?" Dijawabnya saya biasa tidur di jalan. Kalau ada apa-apa oleh uskup diminta telepon uskup.
Di luar Katedral banyak tentara. Masuk ke uskulin, mencari kapel dan tidur sampai pagi. Ditelepon Gunawan Muhamad dan Arif Budiman dan Romo Mangun agar pergi ke Komnas HAM. Dibilang die hard dan komunis. Di Komnas HAM dijaga tentara dan militer, diantar Marzuki Darusman dan Amaral, naik mobil ganti 5x. Sampai disidang 24x yang jadi saksi ahli KH Said Agil Sirod, Romo Mangun. Membela Opung Rita (pemulung) yang digusur, dibakar rumah sekelilingnya. Menolong Suhadi yang TBC. Gus Dur dan Romo Mangun walau sakit jadi sehat dan bersemangat karena ketemu Sandiawan. Membela gelandangan dan buruh pabrik yang kena PHK.Keterlibatkan itu percakapan dengan perasaan, pikiran, intuisi, ilmu, ada juga kecemasan, keterasingan tentang kemanusiaan yang multi-dimensi. Jangan puas hanya tahu satu sisi kehidupan seseorang.
Pengalaman perjumpaan Tuhanlah yang menentukan, dalam pendidikan ilmu kebidanan harus ada praktek. Tidak ada orang yang tabula rasa; tapi sudah ada pengalaman sejak dalam kandungan. Maka substansi pendidikan adalah menjadi fasilitator bagi anak didik. -Ketika masih muda saat mahasiswa di STF Drijarkara Gus Dur sering membaca puisi yang percaya diri dan matang; sehingga kewibawaannya alamiah tidak dibuat, otentik, kecerdasannya menonjol. Kini murid belajar dengan audio visual, sehingga malas secara otentik sebagai manusia.
Undang Gus Dur ke Serikat Cakung Cilincing, ada perkampungan Madura dan pedagang asongan. Gus Dur meski sudah jadi tokoh di NU tapi mau hadir saat diundang. Jauh dari pencitraan.1991 kami mengurus tukang-tukang becak jaman gubernur Wijogo dan Surjadi Sudirdja. Jentera Jakarta mewawancara tukang becak, tiap hari ada ratusan tukang becak datang minta disediakan tempat. Yang datang 700an. Ada paguyuban tukang Becak Pondok Labu dan Tanjung Priok. Ada dalang yang juga tukang becak mementaskan wayang Wisanggeni Gugat; jadi semacam gerakan kebudayaan. Dan Gus Dur hadir. Ketika terlibat investigasi kerusuhan 12, 13, 15 Mei 1998, ada banyak korban yang meninggal dan mengalami perkosaan; di Solo juga. Ada macam-macam potensi konflik, dampak ekonomi, jurang kesenjangan. Potensi konflik etnis. Separatis Aceh, di Pasar Minggu warga Aceh ditangkap. Konflik partai.Tragedi Mei 98, adalah konflik elit militer.
Ada pertarungan kepentingan perdagangan antar konglomerat. Seolah masalah konflik etnis Tionghoa. Ada gerakan Naga Merah ada Naga Hijau, serta Ninja. Tim pencari fakta, Ester dan Gus Solah, minta mengulang mencari fakta. Dia menduga tidak mungkin terselesaikan, karena Gus Soleh teman Prabowo. Dan Gus Solah terbukti dicalonkan sebagai cawapresnya. Gus Dur punya visi ke depan dan dapat memprediksi apa yang akan terjadi. Politik artifisial adalah politik dagang sapi, transaksional. Politik substansial adalah membahas masalah kehidupan sehari-hari, masalah air, sembako, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Kini yang diomongkan politik artifisial bukan politik substansial.
Yang paling ideal adalah politik substansial yang membahas kemanusiaan, demokratis, berdialog, dan sebagainya. Diundang ke istana untuk ketemu Gus Dur oleh Daniel Dhakidae. Diundang bicara rekonsiliasi, harus terbuka, maaf memaafkan. Saat ini Korban justru diminta meminta maaf kepada pelaku. Gories Mere, Wiranto masih berpengaruh bagi Jokowi. Jadi peradilan mau dienyahkan dan langsung memaafkan pelaku. Diutus Gus Dur Ke Papua tapi tidak jadi berangkat karena tidak punya ongkos; ternyata kalau tiba di Papua langsung akan ditangkap. Investigasi dengan Munir soal pengeboman gereja.
Militer terlibat kata Gus Dur. Sehingga dia dan Munir dikejar-kejar tentara. Munir lari ke Eropa; dia ke USA. Pernah diberi granat yang sudah siap meledak. Di USA bikin karangan rangkaian teror bom di Indonesia. Di Bandara USA tertahan 2 hari. Di Bantaran Kali Ciliwung Bukit Duri dan Kampung Pulo mendirikan Sanggar Ciliwung, Gus Dur mengirim Inayah Wahid untuk belajar di komunitasnya.

Slide foto - foto selama acara

NOMagz.com

Tidak ada komentar: