Sabtu, 13 Juni 2015

Talkshow POLEMIK "Angeline Wajah Kita"

Talkshow POLEMIK
Sindotrijaya Network
"Angeline Wajah Kita"

Edisi :
Sabtu 13 Juni 2015

Tempat :
Warung Daun. Jl. Cikini Raya. NO. 26. Jakarta

Pembicara :
  • Maman Imanul Haq (Anggota DPR RI Komisi VIII-FPKB)
  • Amirsyah Tambunan (Wakil Sekjen MUI Pusat)
  • Ali (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak)
  • Reza Indragiri Amriel (Psikolog Forensik)
  • Erlinda (Sekjen KPAI)

Moderator :
Fadly Sungkana (Sindojaya FM)

Produser :
Andi Akbar

Talkshow Akhir Pekan Terhangat POLEMIK Sindotrijaya Network



Maman Imanul Haq (Anggota DPR RI Komisi VIII-FPKB) mengungkapkan kasus tewasnya Angeline merupakan tragedi kemanusiaan. Seakan-akan tidak ada tempat yang aman bagi anak-anak Indonesia. Ini bisa jadi merupakan fenomena gunung es.

Kehadiran anak di Indonesia terkesan kurang dihargai dan minim perlindungan dan pengasuhan. Regulasi yang ada belum dipahami oleh masyarakat. Kita cenderung bersikap reaktif bukan proaktif dalam mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.
Maman mengimbau semua pihak, khususnya Kementerian P3AI dan Kementerian Sosial bertindak lebih aktif untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.Dalam closing statement beliau berkata -Buat apa kehadiran anak? -Di mana kepekaan sosial kita? -Di mana implementasi Nawa Cita? - Ke mana saja alokasi anggaran kita?

Amirsyah Tambunan (Wakil Sekjen MUI Pusat)
menyatakan bahwa kekerasan sudah ada sejak awal keberadaan manusia. Islam berkomitmen menghapus segala bentuk kekerasan dan diskriminasi.Faktor penyebab terjadinya kekerasan disebabkan adanya tontonan yang tidak/kurang mendidik. Ali mengimbau Kemenkominfo dapat menutup situs-situs yang tidak mendidik. Demi terciptanya pendidikan yang ramah, saling menghormati, toleran, sejuk, mulia. Pelaksanaannya bisa lewat dakwah.
MUI  bekerja sama dengan KPAI, Kementerian P3AI serta lembaga sosial guna menciptakan kehidupan yang santun dan ramah.Demi pencegahan terjadinya kekerasan fisik maupun kekerasan verbal para orang tua yang mengasuh anak perlu dimintai pertanggungan jawab.Fatwa MUI untuk menjelaskan kepada masyarakat agar dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah demi mencegah terjadinya kekerasan dan permusuhan.Beliau mengimabau semua pihak menghapus segala bentuk kekerasan dan menaruh perhatian secara serius dan konsisten untuk mencegah kejadian kekerasan terhadap anak.

Ali (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) mengatakan isu kejahatan anak itu isu yang seksi dan harus ditangani secara serius, karena anak merupakan masa depan bangsa sekaligus generasi penerus. Dia menyebut UU No. 23 tahun 2002 telah direvisi dengan Inpres No. 5 tahun 2014 yakni Gerakan Nasional Antikekejahatan Seksual terhadap Anak.
Tanggung jawab terhadap perlindungan dan pemenuhan hak anak bukan semata-mata ada di Kementerian P3AI tapi juga di tangan orang tua, Pemda, masyarakat, anak itu sendiri, dunia usaha dan media massa.Perlu ada koordinasi yang baik antar Kementerian dan lembaga sosial.Jadi perlu ada sosialisasi dan advokasi, parenting skill untuk pembinaan keluarga sehingga tercipta Kota/Kabupaten Layak anak.

Reza Indragiri Amriel (Psikolog Forensik) menyampaikan fokus Polri menyidik atas tewasnya Angeline. Dari jasad bisa ditemukan indikasi penyebab kematian. Misal adanya cubitan, sundutan api dan memar. Sejauh ini baru menetapkan satu orang pelaku. Dia menolak kalau alasan tewasnya Angeline dikaitkan dengan soal warisan.Kekerasan terhadap anak pernah terjadi sebelumnya. Misal Ari Hanggara, Renggo Khadafi, anak Panti Asuhan Samuel. Dalam Nawa Cita ada topik perlindungan anak. Beliau menganjurkan terbentuknya Pansus bukan Panja atas tewasnya Angeline.

Erlinda (Sekjen KPAI) berujar KPAI bekerja sama dengan Polda Bali, Kemenkominfo, Kemensos untuk menuntaskan kasus tewasnya Angeline. Berikan waktu kepada Polda Bali untuk bekerja. Dia menyebut bahwa Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia masih menjadi sasaran pedofilia dan human trafficking yang memberikan kesan seolah-olah perlindungan anak Bali terabaikan.Dia juga mengemukakan ketatnya persyaratan adopsi domestik maupun adopsi oleh WNA demi pencegahan.
Jadikan kasus tewasnya Angeline sebagai trigger untuk mencegah terjadinya insiden kekerasan terhadap anak Indonesia.Pada kata penutup beliau berkata menyelamatkan anak berarti menyelamatkan bangsa, kekerasan terhadap anak berarti bencana bangsa.

Slide foto-foto selama acara



www.NOMagz.com

1 komentar:

Blogger Cantik mengatakan...

Gan Tambahain list blog ane donk, seperti dikolom "Ilmu Blogging" blog agan,,, trims,,