Sabtu, 02 Juli 2016

Diskusi, Bedah Buku dan Launching Buku “Mengubah Kutukan Menjadi Berkah" Kang Yoto : Bupati Profetik – Transformatif”

Diskusi, Bedah Buku
dan Launching Buku
“Mengubah Kutukan Menjadi Berkah"
Kang Yoto : Bupati Profetik – Transformatif” 
(Editor: Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan)



Waktu :
Jumat, 1 Juli 2016

Tempat :
Ruang Anggrek Lantai M / 2 Hotel Alia Cikini,
Jl. Cikini Raya No. 32. Jakarta Pusat

Narasumber :
Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan (Guru Besar & Ketua Senat UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta).

Moderator :
Setia Budi (Direktur Riset GBR)

Testimoni : Para Tokoh Lokal & Nasional

Kata Penutup: Kang Yoto


Ulasan Redaksi :

Pembacaan Ayat-ayat Suci oleh Dawam

Sambutan :
Rusdianto Samawa, MIK (Direktur Eksekutif Global Base Review)
Kenapa buku ini ada dan harus ada ? Sisi santri Kang Yoto, mengapa memilih Kang Yoto sebagai teladan. Sesuai visi Global Base Review menduniakan Pancasila.Di Bojonegoro kondisinya sudah sesuai dengan Pancasila; Kota ramah HAM. Sangat transformatif, kekuasaan harus dipimpin. Membuat terharu dirinya. Membangun tanggul hanya dalam 15 hari secara gotong royong bersama warga Bojonegoro. Lebih susah mengurus Bojonegoro dibanding mengurus DKI Jakarta. Salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi. Pengendalian sungai Bengawan Solo. Mengaji di Vatican pakai bahasa Arab.

Seremoni peluncuran buku :
Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan
Dipicu oleh hal-hal tidak sengaja. Kenal Kang Yoto sudah lama. Setelah diberi tanggung jawab baru kelihatan kemampuannya. Tahun lalu ketemu di Muhammadiyah Malang saat mau presentasi. Kalau materi presentasinya dibukukan akan lebih baik. Tahun lalu ke Bojonegoro. Seringkali untuk mengubah keadaan dibutuhkan pemimpin yang memahami kebutuhan warganya.
Kang Yoto

Kang Yoto gaya kepemimpinan beda; dekat dengan warganya. Ada dialog Jumat, tiba-tiba ada seorang nenek mendekat dan duduk disamping Kang Yoto. Nenek ini mau mengadu  gelang yang dihutangkan ke tetangganya tidak dibayar-bayar. Dengan menelpon Lurah di mana pengutang tinggal, akhirnya masalah hutang-piutang selesai. Ada seorang difabel yang akrab dengannya dan Kang Yoto hafal nama warganya ini. Kang Yoto sudah memimpin Bojonegoro dua periode dan sukses. Mendengar kesaksian dari banyak orang, dengan caranya yang santun selalu disetujui warganya. Meski Kang Yoto adalah anggota Muhammadiyah bisa memimpin warga Bojonegoro yang mayoritas anggota Nahdlatul Ulama. Tidak korupsi meski peluang ada.
Kita butuh pemimpin seperti Kang Yoto. Semua kegiatan eksplorasi migas melibatkan warga, sehingga ada penyerapan tenaga kerja. Buku ditulis oleh beberapa orang. Daerah Bojonegoro dulu sebagai daerah miskin, rawan bencana banjir, tanahnya kering.Kang Yoto  mirip Bandung Bodowoso yang mampu melakukan hal yang dianggap mustahil. Wajahnya tidk pernah lesu, selalu berseri-seri. Menerima tamu sampai jam 02.00 pagi. Menemukan keasyikan dalam menjalankan tugas sebagai bupati. Peneliti asing tertarik bagaimana Kang Yoto  memanusiakan warganya. Melakukan pengampunan politik terhadap pejabat yang semula bukan pendukungnya. Penyelesaian konflik bisa dilakukan secara sederhana. Untuk memenangkan hati warganya, Kang Yoto  keliling ke semua daerah selama setahun dengan bersepeda motor; untuk menyapa rakyatnya. Kang Yoto jadi tahu persis perangai warganya. Kunci sukses adalah mendengar dan melihat kehidupan warganya. Bisa menyelesaikan banyak masalah dengan memanusiakan warganya, dengan kesantunan dan dialog.

Pembacaan puisi karya Kang Yoto.
Oleh Ridwan (Sanggar Tulis)

Testimoni :
Ibu Min (Ketua DPRD Bojonegoro)
Kang Yoto  hatinya putih. Betul-betul programnya pro rakyat. Tidak ada uang. Kang Yoto  ini sangat bahil/pelit. Meski anggota NU kini jadi murid Kang Yoto  yang Muhammadiyah. Tidak menduga Kang Yoto  akan menang dan terpilih jadi bupati Bojonegoro. Mantan Kepala desa Tanjung. Meski beda partai, Kang Yoto mengajarkan pemimpin harus berlaku sebagai pelayan bagi warganya.

Testimoni :
Yayat (Mantan Camat)
Dua hal yang menarik dari kata-kata Kang Yoto  : Jangan pernah mengeluh dalam melayani rakyat, dan jangan mengeluh tidak punya uang.

Testimoni :
Susi (Anggota DPRD)
Suatu hari  Kang Yoto  mengunjungi Ibu-ibu yang sedang menanam padi; dan langsung ikut berpartisipasi menanam padi. Terbuka terhadap kritikan dan menerimanya dengan lapang dada. Perekrutan PNS secara transparan.


Testimoni :
Rahmat
- sangat menguasai masalah, baik ekonomi klasik maupun ekonomi modern, meski ahli bahasa Arab
- kekuatan memberi
- memperhatikan pembangunan Sumber Daya Manusia.

Testimoni :
Bisri (Warga Bojonegoro)
Meski anggota NU ia mendukung kampanye Kang Yoto  yang anggota Muhammadiyah. Banyak kondisi jalan di Bojonegoro membaik dengan menggunakan bahan conblock. Setuju dicalonkan jadi cawagub/cagub DKI Jakarta di Pilkada 2017.

Testimoni :

Sofyan (Politisi PAN)
Setelah membandingkan pemimpin yang ada masy olimpiad, KY lah yang layak menjadi pemimpin DKI. Kemampuan manajerialnya diatas Ahok. Silahkan bandingkan Ahok dengan Kang Yoto. Kata penutup Kang Yoto. Sebagai dosen tugasnya membaca fenomena; secara politisi adalah membuat fenomena. Banyak tulisan tentang Bojonegoro. Dirinya mantan dosen filsafat dan agamawan. Jadi politisi karena tidak tahan.
Tipe orang : Pengamat; komentator, penonton; pemain, pelatih. Musuh kita ada ego kita, kemudian cinta keluarga dan kelompoknya. Susah mendengar orang lain, karena orang cenderung maunya didengar.Laparnya orang egois adalah sangat menyakitkan dan menyakiti orang lain.

Slide foto - foto selama acara



NOMagz.com

Tidak ada komentar: