Kamis, 30 Juli 2015

Diskusi Publik Rumah Kebangsaan "Reshufle Kabinet Kerja : Upaya Perbaikan Kinerja atau Konsolidasi Politik"

Diskusi Publik
Rumah Kebangsaan
"Reshufle Kabinet Kerja :
Upaya Perbaikan Kinerja
atau Konsolidasi Politik" 

Waktu :
Rabu, 29 Juli 2015

Tempat:
Jl. Pattimura No 9, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan


Pembicara:
  1. Didi Irawadi (P. Demokrat)
  2. Agustinus Prasetyantoko
  3. Nico Harjanto (Populi Center)
  4. Jose Rizal (Political Wave)

Sambutan :
Komaruddin Hidayat  


ULASAN :

Dalam sambutannya sebagai tuan rumah Komaruddin Hidayat menyampaikan bahwa keinginan sebagian warga bangsa untuk adanya reshuffle kabinet disebabkan tidak adanya basis partai bagi Jokowi dan Jusuf Kalla. Serta adanya perubahan nomenklatur menyebabkan kinerja kementerian yang belum baik.Serapan anggaran yang rendah karena adanya keengganan sebagian birokrat untuk manjadi pemimpin proyek yang takut terjerat dugaan penyalah gunaan wewenang.
Masalah yang perlu dibenahi adalah leadership dan manajemen kebinet.Reshuffle kabinet tidak ada jaminan kondisi yang lebih baik bagi pemerintahan Jokowi-JK.Pembangunan tidak hanya di sektor ekonomi.

Nico Haryanto memaparkan hasil survei Populi Center yang dilakukan di beberapa daerah yang mengindikasikan adanya ketidak puasan responden terhadap kinerja beberapa Kementerian. Terutama tim yang menyangkut ekonomi dan penegakan hukum serta pengelolaan politik.
Pada umumnya citra Presiden dipersepsikan memuaskan. Dan ada dorongan terhadap Presiden untuk melakukan reshuffle kabinet.Masalah utama bangsa adalah kemiskinan, pengangguran, pendidikan, pemberantasan korupsi serta kesehatan.

Jose Rizal mengemukakan issue reshuffle kabinet muncul tiga bulan sebelum Lebaran. Utamanya Menko Perekonomian, Menkeu, Menhukham, Menko Polhukham.Adanya blunder dalam pemberian ijin  mobil dinas boleh digunakan untuk mudik oleh Menpan, UU BPJS Tenaga Kerja yang perlu direvisi empat hari setelah ditanda tangani presiden memberikan persepsi yang kurang baik bagi kabinet Jokowi-JK.
Jose menganjurkan untuk mengoptimalkan humas dan jubir.


Agustinus Prasetyantoko berujar menurunnya nilai tukar Rupiah terhadap USD karena adanya masalah lokal dan kompleksitas global. Intinya adalah kelemahan fundamental ekonomi dan struktural ekonomi menyebabkan Rupiah mengalami depresiasi terhadap US Dollar.Saat ini negara yang mengandalkan ekspor komoditas mengalami problem yang berat karena turunnya harga.Jadi jalan keluarnya adalah perubahan lanskap ekonomi ke industri manufaktur.Akar persoalannya masih adanya ketergantungan dana asing dan tidak begitu baiknya produktivitas ekonomi.

Didi irawadi mengungkapkan Partai Nasdem sebagai penyeimbang mendukung sebaik mungkin pemerintah Jokowi-JK. Dan siap memberikan kritisi yang membangun.Dan tidak perlu harus menjadi anggota kabinet pasca reshuffle. Beliau memberikan beberapa kesalahan kebijakan pemerintah; misal pada awal tahun 2015 menaikkan harga penjualan BBM kendaran bermotor disaat harga minyak mentah dunia menurun harganya. Kurangnya pembelaan presiden terhadap KPK. Pembekuan aktivitas PSSI oleh Menpora. Dua anggota Komisi Yustisi yang diadukan oleh Sarpin Rizaldi.

Slide foto-foto selama acara


www.NOMagz.com

Tidak ada komentar: