Minggu, 05 Juli 2015

Aktual Forum "Siapa Kena Reshuffle?"

Aktual Forum
"Siapa Kena Reshuffle?"

Waktu :
Minggu 5 Juli 2015

Tempat :
Dapur Selera, Jl. Prof Dr. Supomo No. 45 Tebet - Jakarta Selatan. 

Pembicara
  1. R. Siti Zuhro (Peneliti LIPI)
  2. Masinton Pasaribu (Anggota DPR RI Fraksi PDIP)
  3. Salamuddin Daeng (Pengamat Ekonomi Politik AEPI)
  4. Imanuddin Abdullah (menggantikan Didik J. Rachbini, Pengamat Ekonomi Indef)
  5. Karyono Wibowo (Peneliti Senior IPI)
  6. Riza Primadi (Staf Khusus Kementerian BUMN) tidak hadir
Moderator :
Hendrajit (Redaktur Senior Aktual)  


ULASAN :

R. Siti Zuhro (Peneliti LIPI) menyebut adanya ketidakpastian di bidang ekonomi dan politik. PDIP belum siap dan sigap sebagai partai pemenang pemilu. PDIP dianjurkan untuk merangkul Jokowi sebagai presiden dengan penuh kasih sayang.
Perlu komunikasi personal yang baik antara Jokowi-Megawati.Jokowi sebagai kepala negara dan pemerintahan, harus pandai mengelola infrastruktur politik dan suprastruktur politik. Jokowi sebagai presiden pilihan rakyat masih kurang/belum menunjukkan kepemimpinannya. Jokowi perlu menggaungkan kembali Nawa Cita dan Trisakti.

Masinton Pasaribu (Anggota DPR RI Fraksi PDIP) menyampaikan bahwa antara PDIP dan Jokowi bukan bagian yang terpisah; melainkan berjalan beriringan dan mempunyai tanggung jawab bersama. Karena konsep Nawa Cita dan Trisakti berasal dari PDIP.
Menyangkut isue reshuffle kabinet dilakukan demi memperkuat ideologi Nawa Cita dan Trisakti. Selain itu untuk menempatkan menteri yang tepat pada posisi yang tepat agar kinerja kabinet membaik.

Siti Zuhro
Salamuddin Daeng (Pengamat Ekonomi Politik AEPI) menyebut ada beberapa indikator melemahnya ekonomi berdasarkan Badan Pusat Statistik (10 butir)  dan Bank Indonesia (9 butir).
Dia menyebut Kabinet Kerja yang berantakan. Masih kurang adanya pengarahan, tujuan dan strategi.Jokowi berhadapan dengan dirinya sendiri. Beliau dianjurkan eling lan waspodo, kenal diri, tahu diri dan tahu harga diri.

Imanuddin Abdullah (INDEF) mengungkapkan menurunnya daya beli masyarakat sebagai akibat kenaikan harga BBM dan kenaikan tarif listrik PLN. Serta penggunaan anggaran yang masih minim akibat adanya perubahan nomemklatur di beberapa kementerian.
Reshuffle kabinet tidak menjamin keberhasilan jika leadership presiden tidak meningkat.

Karyono Wibowo (Peneliti Senior IPI) mengemukakan reshuffle kabinet bukan hal yang tabu dan bukan untuk bagi-bagi kekuasaan serta bukan pula karena tekanan politik. Tapi ini hak prerogatif presiden sesuai kabinet presidensial.
Beliau menyebut ada lima menteri yang mungkin akan diganti. Dan kriteria untuk menilai menteri adalah antara lain ialah kompetensi, kapasitas, loyalitas, integritas dan rekam jejak prestasinya.

Slide foto-foto selama acara

 
www.NOMagz.com

Tidak ada komentar: